Apriyani/Fadia kalah di babak pertama Indonesia Masters 2024. Namun, Apriyani perlahan menemukan keberanian pascacedera.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kendati gagal melaju ke babak 16 besar Daihatsu Indonesia Masters 2024, Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti memetik pelajaran positif dari penampilan perdana mereka di tahun 2024. Pebulu tangkis ganda putri Indonesia ini, terutama Apriyani, perlahan mengatasi hambatan mental selepas mengalami cedera kaki kanan.
Langkah Apriyani/Fadia di Indonesia Masters 2024 dihentikan wakil Belanda, Debora Jille/Cheryl Seinen, di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (23/1/2024) malam. Ganda putri Indonesia yang ditempatkan sebagai unggulan kedua dalam turnamen ini kalah dengan skor 14-21, 17-21.
Sebelum dan selepas pertandingan, Apriyani/Fadia tampak dipantau oleh Koordinator Tim Psikolog Ad Hoc Bulu Tangkis Indonesia untuk Olimpiade 2024 Paris Dr Lilik Sudarwati.
Apriyani enggan melihat pertandingan itu hanya dari hasil akhir. Menurut Apriyani, hasilnya sangat mengecewakan. Namun, laga tersebut lebih dari sekadar menandai kegagalan menorehkan awal yang manis dan kegagalan mencetak hattrick atau kemenangan ketiga saat menghadapi Jille/Seinen. Pada dua pertemuan sebelumnya, yaitu di Indonesia Masters 2022 dan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2023, Apriyani/Fadia memang selalu menang atas lawannya tersebut.
Bagi Apriyani, laga di Indonesia Masters itu benar-benar merupakan sebuah ujian. Aspek yang diuji bukanlah kemampuan fisik, khususnya kaki kanannya yang sempat cedera, tetapi juga mentalnya setelah pulih. Sebab, dengan sakit pada kaki yang tidak lagi terasa, Apriyani sebenarnya hanya tinggal mengatasi hambatan mental agar kembali siap berlaga.
”Lawannya bukan hanya dua pemain lain, tetapi diri sendiri, yang tentu merupakan lawan lebih susah. Namun, saya dapat pelajaran, ternyata memang tinggal keberanian saya saja (yang diperlukan) karena sudah tidak ada rasa sakit,” ucap Apriyani.
Pada Maret 2023, Apriyani awalnya didera cedera bahu kanan. Setelah itu, cedera berganti ke bagian kaki. Apriyani/Fadia pun terpaksa empat kali mundur di tengah pertandingan dan absen dalam beberapa turnamen, termasuk dua kejuaraan pertama di 2024, yakni Malaysia Terbuka dan India Terbuka.
Selepas laga di Indonesia Masters, Apriyani berterima kasih kepada Fadia dan pelatih ganda putri, Eng Hian. Sepanjang pertandingan, Fadia dan Eng Hian mendorongnya untuk kembali mengeluarkan keberanian. Dukungan mereka, kata Apriyani, akhirnya membuat keberanian itu muncul lagi perlahan. Tugasnya selanjutnya ialah menguatkan lagi keberanian tersebut.
Apriyani, yang tampil dengan kaki kanan dibalut deker, memang terlihat belum nyaman dengan permainan pada gim pertama. Bersama Fadia, peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama Greysia Polii ini cenderung berhati-hati. Mereka lebih mengandalkan kesalahan lawan untuk meraup poin. Sebaliknya, pihak lawan yang justru mendapatkan beberapa poin dari kesalahan-kesalahan Apriyani/Fadia.
Jille/Seinen, misalnya, meraih lima poin setelah menempatkan bola di sisi kiri Apriyani/Fadia yang selalu kosong. Apriyani/Fadia kerap keliru memperkirakan tempat jatuhnya kok. Pasangan yang baru dibentuk pada 2022 ini mengira kok keluar dari lapangan. Akibatnya, setelah interval gim pertama, mereka selalu tertinggal dengan margin minimal lima poin.
Angin segar mulai muncul pada gim kedua. Seiring Apriyani yang mulai menunjukkan keberaniannya untuk mencoba melompat, menjangkau area yang jauh, serta menekan lawan, pertandingan pun berjalan lebih ketat. Hingga interval, skor 11-8 untuk keunggulan Apriyani/Fadia.
Keunggulan itu terjaga hingga skor 15-14, tetapi setelah itu lawan mengejar ketertinggalan dan membalikkan keadaan. Pertandingan yang berakhir nyaris tengah malam, pukul 23.57, ini pun menjadi milik Jille/Seinen.
Psikolog
Sebelum dan selepas pertandingan, Apriyani/Fadia tampak dipantau Koordinator Tim Psikolog Ad Hoc Bulu Tangkis Indonesia untuk Olimpiade 2024 Paris Dr Lilik Sudarwati. Saat Apriyani/Fadia melayani wawancara di mixed zone pun, Lilik juga memperhatikan.
”Target setiap pemain tentu menjadi juara, tetapi kami juga harus berkaca, Kak Apri (Apriyani) baru pulih dari cedera dan kembali ke pertandingan lagi tidak mudah. Memang sudah 100 persen siap bertanding, tinggal hatinya lebih berani lagi. Saya berterima kasih karena Kak Apri mau mencoba,” tutur Fadia.
Setelah Indonesia Masters, Apriyani/Fadia akan fokus mempersiapkan diri untuk melakoni rangkaian turnamen bulu tangkis di Eropa. Rangkaian ini diawali dengan Jerman Terbuka mulai 27 Februari 2024, dilanjutkan Perancis Terbuka, Orleans Masters, All England, Swiss Terbuka, Ruichang China Masters, dan Spanyol Masters.
Apriyani dan Fadia tidak merinci akan mengikuti turnamen mana saja. Dalam rangkaian turnamen itu, peraih juara Hong Kong Terbuka 2023 ini akan kembali berburu poin rangking sebesar mungkin untuk membuka peluang lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Di Indonesia Masters, terdapat empat ganda putri Indonesia lain yang juga tampil di babak utama Indonesia Masters. Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi kalah saat harus berhadapan langsung dengan rekan senegara, Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum. Sisanya, Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose dan Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto melaju ke babak kedua.