Bertanding lagi setelah lama absen dari turnamen bukan hal mudah, tak terkecuali bagi para petenis jura Grand Slam.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
Kecintaan dan motivasi Naomi Osaka, Caroline Wozniacki, dan Denis Shapovalov pada kompetisi tenis profesional tak diragukan. Namun, bersaing kembali di level elite setelah absen berbulan-bulan hingga lebih dari setahun bukanlah hal yang mudah.
Wozniacki hanya berkomentar pendek pada kekalahannya dari petenis Rusia, Maria Timofeeva, pada babak kedua Australia Terbuka. Pada pertandingan yang berlangsung di John Cain Arena, Melbourne Park, Rabu (17/1/2024), Wozniacki merebut set pertama, lalu bermain imbang hingga 3-3 pada set kedua. Akhirnya, langkah Wozniacki dihentikan petenis yang lolos dari babak kualifikasi itu dengan skor 6-1, 4-6, 6-1.
”Mengecewakan. Kemenangan lepas dari tangan saya,” komentar Wozniacki.
Turnamen yang berlangsung pada 14-28 Januari ini menjadi Australia Terbuka pertama bagi Wozniacki setelah tersingkir pada babak ketiga 2020. Setelah itu, petenis Denmark ini pensiun dari dunia tenis profesional karena menikah, lalu menjadi ibu dari dua anak.
Termotivasi oleh para ibu lain yang bertanding, salah satunya Serena Williams yang merupakan sahabatnya, Wozniacki kembali ke arena persaingan profesional pada Agustus 2023. Dia bermain di panggung Grand Slam Amerika Serikat Terbuka, 28 Agustus-10 September, melaju hingga babak keempat, salah satunya dengan mengalahkan juara Grand Slam, Petra Kvitova, yang saat ini gantian menepi dari turnamen karena mengandung. Di Flushing Meadows, Wozniacki kalah dari Cori ”Coco” Gauff yang akhirnya juara.
Meski tak bertanding, atlet seperti Wozniacki tak benar-benar meninggalkan aktivitas olahraga. Serena dan Maria Sharapova pun tetap menjalani latihan kebugaran dan bermain tenis.
Namun, kembali bersaing di arena profesional dengan adanya kemungkinan melawan petenis terbaik saat ini berbeda dengan latihan. Dalam latihan, tak ada persaingan intens yang memunculkan tekanan fisik dan mental. Hal itu makin sulit dilakukan oleh Wozniacki yang berusia 33 tahun.
”Saya sudah terbiasa bertanding, memaksa tubuh saya melebihi batas kemampuannya hampir setiap hari. Namun, dengan usia saat ini, saya harus lebih berhati-hati dengan apa yang saya lakukan,” ujar Wozniacki kepada media di Melbourne, TheAge.
Serena, bahkan, kembali ke turnamen menjelang usia 37 tahun setelah melahirkan putrinya, Olympia, pada September 2017. Dia empat kali mencapai final Grand Slam, tetapi tak pernah lagi juara Grand Slam setelah menjadi yang terbaik di Australia Terbuka 2017 dalam kondisi hamil. Petenis yang pensiun pada Agustus 2022 itu tak menduga beratnya menjalani latihan setelah melahirkan untuk mencapai kondisi yang dibutuhkan saat bertanding.
Saya sudah terbiasa bertanding, memaksa tubuh saya melebihi batas kemampuannya hampir setiap hari.
Australia Terbuka 2024, juga, menjadi Grand Slam pertama bagi ibu baru, yaitu Osaka dan Angelique Kerber. Perjalanan mereka terhenti lebih cepat dari Wozniacki. Kerber kalah dari Danielle Collins, sedangkan Osaka dikalahkan Caroline Garcia pada babak pertama.
Osaka sebenarnya tampil baik untuk seorang perempuan yang melahirkan enam bulan sebelumnya. Keistimewaannya, yaitu groundstroke keras dan datar tetap terlihat. Namun, itu belum cukup untuk mengalahkan Garcia yang tampil lebih baik.
Osaka membuat 11 as, tetapi Garcia unggul dengan 13 as. Petenis dengan empat gelar juara Grand Slam itu mendapat 78 persen poin dari servis pertamanya, sedangkan Garcia dengan 89 persen. Osaka hanya sekali kehilangan servis, sedangkan servis Garcia tak pernah dipatahkan. Untuk menerima realitas itu, Osaka mengingatkan dirinya sendiri bahwa enam bulan lalu dia masih hamil.
Pelatih Osaka, Wim Fisette, pada Desember, bercerita bahwa hasil turnamen bukan menjadi target di Australia. Target utama bagi petenis Jepang itu adalah rangkaian turnamen di Amerika Utara, mulai Agustus, dengan Grand Slam AS Terbuka sebagai puncaknya.
Maka, turnamen di Australia pun digunakan untuk mengukur di mana posisi Osaka dibandingkan dengan petenis lain dan seberapa jauh harus mengimbangi, bahkan, lebih baik dari para petenis top saat ini. Apalagi, dia baru berlatih pada Oktober setelah melahirkan Shai, Juli.
Kembali bertanding setelah didera cedera tak kalah sulit dengan mereka yang kembali setelah melahirkan. Rafael Nadal, bahkan, membatalkan rencana tampil di Australia Terbuka setelah bermain di ATP 250 Brisbane, 31 Desember 2023-7 Januari 2024.
Nadal kalah dari Jordan Thompson di perempat final dan mengalami cedera pinggul pada posisi berbeda dengan cedera yang baru pulih. Dia kembali ke negaranya, Spanyol, untuk mengecek kondisinya setelah absen pada hampir sepanjang 2023.
Denis Shapovalov, yang pernah menjadi rising star dari Kanada, bercerita bahwa dirinya mengalami momen kelam saat cedera dan harus berhenti bertanding selama enam bulan. Petenis berusia 24 tahun itu beristirahat setelah Wimbledon 2023 dan bertanding kembali pada awal 2024. Namun, Shapovalov kalah pada dua pertandingan, yaitu pada babak pertama ATP 250 Auckland dan Australia Terbuka.
Semifinalis Wimbledon 2021 itu pernah merasa bahwa kariernya sebagai petenis telah berakhir. Namun, motivasinya lahir kembali ketika dia merasa fit menjelang akhir 2023. ”Anda bisa melihat banyak petenis yang kesulitan saat kembali bertanding setelah lama absen,” kata Shapovalov.
Petenis muda AS, Sebastian Korda, yang mengalami cedera pergelangan tangan cukup parah sejak perempat final Australia Terbuka 2023 mengatakan, dirinya masih belajar untuk bertanding kembali seperti sebelum cedera.
”Setiap berlatih, ada keraguan apakah bisa kembali seperti sebelumnya atau tidak. Saya merasa masih banyak yang hilang karena saya tak ingin hanya menjadi petenis medioker saat memutuskan kembali bertanding,” kata Korda.
Petenis berusia 23 tahun itu harus menjalani lima set untuk memenangi babak pertama Australia Terbuka dan melaju ke babak ketiga setelah mengalahkan Quentyn Halys (Perancis) pada babak kedua, Rabu. Korda menang dengan skor 6-4, 6-4, 6-4.
Mantan petenis nomor satu dunia, Andy Murray, tak pernah kembali pada performa terbaiknya sejak didera cedera pinggul dan menjalani operasi pertama pada 2018. Murray, bahkan, 11 kali absen dari 24 Grand Slam sejak Australia Terbuka 2018. Sejak 2018 pula, dia tak pernah melewati babak ketiga Grand Slam.
Setelah kalah pada babak pertama Australia Terbuka 2024, petenis berusia 36 tahun itu, bahkan, mulai membuka kemungkinan bahwa itu menjadi penampilan terakhirnya di Melbourne Park. ”Petenis yang kembali bertanding setelah delapan atau sembilan bulan absen sangat sulit untuk kembali ke permainan terbaik dalam sekejap. Butuh waktu yang lama untuk itu. Saya tak pernah merasa sesulit ini untuk kembali ke performa terbaik,” kata tiga kali juara Grand Slam tersebut. (AP)