Kebangkitan Melegakan AC Milan
Kemenangan atas AS Roma tak hanya memantapkan posisi AC Milan di tiga besar. AC Milan juga menjaga spirit kebangkitan.
MILAN, SENIN — Kemenangan 3-1 atas AS Roma di Liga Italia, Senin (15/1/2024) dini hari WIB, bermakna ganda bagi AC Milan. Selain menjaga spirit kebangkitan setelah tersisih dari Liga Champions Eropa dan Coppa Italia, kemenangan itu juga memupuk harapan AC Milan dalam perebutan gelar Serie A.
Pada November 2023, AC Milan seolah menyentuh titik nadir. Sudah terpuruk di Liga Champions, AC Milan juga tampil buruk di Liga Italia. Tim berjulukan ”Rossoneri” bahkan kalah dari Udinese, tim yang sebelumnya tidak pernah menang.
Jalan keluar dari keterpurukan ditemukan AC Milan ketika mengalahkan Newcastle, 2-1, dalam laga terakhir babak grup Liga Champions Eropa. Kemenangan itu tak cukup mengantarkan pasukan Stefano Pioli lolos ke fase gugur. Namun, hasil itu menandai awal mula kebangkitan mereka.
Jalan keluar dari keterpurukan ditemukan AC Milan ketika mengalahkan Newcastle, 2-1, dalam laga terakhir babak grup Liga Champions Eropa.
Baca juga: AC Milan Menyentuh Titik Nadir
Setelah melawan Newcastle, AC Milan tak terkalahkan dalam lima pertandingan di Liga Italia dan Coppa Italia. Olivier Giroud dan kawan-kawan mengoleksi empat kemenangan dan satu hasil imbang.
Upaya Milan ”ternoda” setelah mereka takluk dari Atalanta pada perempat final Coppa Italia. Tampil di hadapan publik sendiri, Kamis (11/1/2024), Milan kalah 1-2 sehingga tersingkir dalam ajang itu. Kekalahan itu memunculkan kritik dari para penggemar, yang menurut Stefano Pioli merupakan hal wajar.
Sebab, kata Pioli, penampilan Milan dalam empat tahun terakhir telah meningkatkan ekspektasi banyak orang. Dengan demikian, banyak orang yang kemudian mengharapkan Milan melangkah lebih jauh di Liga Champions dan mencapai semifinal Coppa Italia.
”Namun, musim masih sangat panjang dan kami masih memiliki kesempatan untuk menunjukkan bahwa kami adalah skuad berkualitas yang dapat menantang posisi teratas,” ujar Pioli selepas laga kontra AS Roma, dikutip dari Football Italia.
Baca juga: Jalan Keluar Keterpurukan AC Milan
Paling tidak, Milan membuktikannya dengan tidak mengecewakan penggemarnya dua kali dalam sepekan. Menghadapi AS Roma dalam laga pekan ke-20 Liga Italia, Milan langsung menyerang sejak sepak mula. Upaya itu berbuah gol pada menit ke-11 lewat kaki Yacine Adli.
Kendati kedua tim sama-sama tidak turun dengan kekuatan penuh, laga berlangsung ketat. Roma, yang tak diperkuat Paulo Dybala karena cedera, juga menampilkan permainan menyerang terutama setelah kebobolan satu gol.
Roma sebenarnya lebih unggul (52 persen) dalam hal penguasaan bola. Secara peluang, tim berjulukan ”I Giallorossi” alias ”Si Kuning-Merah” ini memiliki akurasi tembakan yang lebih tinggi dengan 41 persen. Mereka meluncurkan 12 tembakan yang 5 di antaraya mengarah tepat ke gawang lawan.
Bedanya, Milan lebih klinis di depan gawang dengan tingkat konversi gol (18 persen) yang lebih baik dari Roma (8 persen). Gol semata wayang pasukan Jose Mourinho dicetak via titik putih oleh Leandro Paredes pada menit ke-69.
Adapun Milan lebih memilih bermain menunggu ketika sudah unggul 2-1. Pioli menerapkan formasi 3-5-2 yang membuat full back dan pemain sayap mereka bekerja keras. Dengan strategi itu, mereka menutup ruang bagi Romelu Lukaku dan Stephan El Sharaawy.
Baca juga: Dari Milan untuk Paris
Theo Hernandez kemudian mencetak gol ketiga Milan, enam menit sebelum laga berakhir dalam waktu normal. Dengan kemenangan 3-1, tim kebanggaan Milanisti ini kian mantap di peringkat ketiga klasemen sementara Liga Italia dengan 42 poin dari 20 laga.
Milan menumbuhkan kembali harapan perburuan gelar dan mengganggu rivalitas dua besar, Inter Milan dan Juventus. Milan kini hanya berjarak empat poin dari Juventus yang berada di posisi kedua. Sementara dengan rival sekota, Milan berselisih sembilan poin.
”Kami harus tancap gas sekarang. Tidak ada gunanya memikirkan apa yang mungkin terjadi sekarang, kami memiliki Serie A dan Liga Europa dan masih bisa memberikan suara kami di kompetisi tersebut,” kata Pioli.
Giroud gemilang
Giroud sependapat. Milan sebaiknya fokus pada apa yang bisa mereka lakukan, seperti ketika hendak menghadapi Roma. Terbukti, Milan bisa bangkit setelah kekalahan dari Atalanta yang tak hanya mengecewakan fans, tetapi juga para pemain.
”Ini bukan balapan melawan tim yang ada di atas kami. Kami harus berkonsentrasi hanya pada diri kami sendiri dan mengambil langkah demi langkah. Begitulah cara Anda melangkah lebih jauh. Kami harus berharap tim yang di atas tergelincir,” kata Giroud.
Baca juga: Deru Penyelamatan Olivier Giroud
Giroud sendiri berperan penting dalam kebangkitan Milan. Melawan Roma, selain mencetak gol pada menit ke-56, penyerang asal Perancis ini juga membuat asis untuk gol Theo Hernandez. Dia pun mencatatkan rekor gemilang atas kontribusinya itu.
Giroud, yang kini mengoleksi 10 gol, berhasil mencetak dua digit gol di Liga Italia untuk Milan dalam tiga musim beruntun sejak musim 2021-2022. Terakhir kali pemain Milan menorehkan catatan serupa ialah pada musim 2010-2011 lewat Aexandre Pato.
”Itu bukanlah gol tersulit dalam karier saya. Namun, saya senang karena sudah lama saya tidak mencetak gol di San Siro,” kata Giroud yang sebelumnya mencetak gol di kandang pada September lalu.
Titik terendah Roma
Sebaliknya, hasil laga pekan ke-20 ini menambah catatan tanpa kemenangan AS Roma. Pada dua laga sebelumnya, tim Ibu Kota ini bermain imbang dan kalah. Adapun dalam total lima laga, mereka hanya meraih satu kemenangan. Kini, Roma menempati posisi ke-9 klasemen dengan total 29 poin.
Penyerang Roma, Andrea Belloti, mengakui timnya sedang berada dalam fase sulit. Apalagi, mereka juga menelan kekalahan 0-1 dalam laga derbi sekota melawan Lazio pada perempat final Coppa Italia.
Rekor Roma menghadapi klub-klub besar musim ini pun terbilang mengecewakan. Mereka hanya mengalahkan Napoli 2-0, kemudian bermain imbang dengan Lazio, Fiorentina, dan Atalanta, lalu dua kali kalah dari Milan, Inter, dan Juventus.
Walakin, Belloti meyakini Roma memiliki potensi yang besar sebagai tim kendati kehilangan pemain kunci, seperti Dybala. Untuk itu, dia bertekad untuk membenahi diri secara fisik dan mental.
”Kami merasa seperti kami mencapai titik terendah saat ini, tetapi itu berarti satu-satunya jalan adalah bangkit. Segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan kami saat ini, tetapi kami hanya perlu semangat untuk mengubahnya,” ujarnya.