Kembalinya Senyum Sang MVP, Abraham Damar Grahita
Debut Abraham di Satria Muda berakhir sempurna. Dia telah melewati fase buruk yang melanda kariernya tahun lalu.
JAKARTA, KOMPAS —Guard nasional Abraham Damar Grahita mengalami guncangan terbesar dalam kariernya tahun lalu. Mulai dari tuntutan hukum sampai absen di tim nasional sempat membebaninya. Namun, ”badai” telah berlalu. Abraham bisa tersenyum lagi dalam debut bersama tim barunya, Satria Muda Pertamina Jakarta.
Setelah absen musim lalu, Abraham kembali tampil dalam IBL 2024 di Hall Basket Senayan, Jakarta, pada Sabtu (13/1/2024) malam WIB. Dia langsung unjuk gigi dalam penampilan pertama berseragam Satria Muda. Bram, sapaannya, menghasilkan 16 poin, 4 rebound, dan 5 steal untuk mengantar timnya menang atas Borneo Hornbills, 94-72.
Bram ditarik keluar saat kemenangan sudah di genggaman Satria Muda, ketika mereka sudah unggul 20 poin di sisa sekitar 4 menit. Pelatih Manuel Pena Garces mengajaknya bersalaman. Lalu, sang pelatih memegang wajahnya dengan kedua tangan dan meminta para penonton untuk memberikan aplaus. Wajah Bram semringah seketika.
”Abraham mengawali laga dengan sangat baik. Terutama saat bekerja sama dengan Trey (guard asing Curtis Davis III). Dia langsung bisa mencetak angka dan memberikan pengaruh. Dia aset yang bagus untuk tim ini. Kita tahu mengapa dia pernah memenangi MVP (most valuable player) di liga ini,” ujar Garces.
Baca juga : Dimulainya Musim Revolusioner IBL
Bram total bermain selama 28 menit dan 21 detik. Dia memulai dengan memasukkan tiga kali tembakan tiga angka di paruh pertama. Setelah awal sempurna, dia sempat kehilangan sentuhan. Tembakan tiga angkanya berkali-kali tidak masuk. Namun, di situasi sulit, dia tidak mengurangi usaha sedikit pun saat bertahan.
Dua kali peraih gelar MVP IBL itu pun berhasil mencuri bola atau steal terbanyak dibandingkan pemain lain (5). Setelah upaya persisten, Bram mampu menutup kuarter ketiga dengan tembakan tiga angka di detik terakhir. Dia langsung menunjukkan ekspresi dingin dan menatap ke tribune. Terpancar jelas, karisma sang MVP.
”Masih ada ternyata,” ujar Bram dengan nada bercanda saat ditanya tentang pengalaman debutnya. ”Masih ada feel-nya di lapangan. Karena, kan, sudah hampir dua tahun tidak main di IBL. Setengah tahun terakhir juga tidak dihabiskan di lapangan (sebagai profesional). Ternyata masih ada. Bagus bisa menang hari ini,” tambahnya.
Tahun lalu, Bram berhasil mewujudkan cita-cita untuk bisa bermain di liga luar negeri. Dia dikontrak untuk tampil bersama tim divisi tiga Liga Jepang, Veltex Shizuoka. Namun, akibat kepindahan itu, dia harus menghadapi tuntutan dari bekas klubnya, Prawira Bandung, karena masih terikat kontrak hingga 2026.
Baca juga : Di 2023, IBL ibarat Pohon yang Semakin Tinggi
Abraham mengawali laga dengan sangat baik. Kita tahu mengapa dia pernah memenangi MVP (’most valuable player’) di liga ini.
Sengkarut masalah kontrak berlarut sampai pengadilan. Dampaknya, Abraham tidak bisa membela tim nasional di ajang-ajang besar, seperti SEA Games Kamboja 2023 dan Asian Games Hangzhou 2023. Adapun pemain asal Bangka Belitung itu merupakan tulang punggung timnas saat meraih emas SEA Games Vietnam 2022.
”Tahun 2023 agak sulit dibilang terbaik atau terburuk. Namun, everything happens for reason. Saya selalu doa untuk berkembang. Saat diberi waktu berkembang, ternyata tidak mudah. Sekarang bisa balik di Indonesia dan ke tim besar seperti Satria Muda dengan lingkungan kompetitif, ya, semoga bisa terus berkembang,” pungkas guard 28 tahun itu.
Ribuan penonton di Hall Basket juga tampak sudah merindukan keberadaan sosok bernomor punggung empat tersebut. Bram disambut meriah saat diperkenalkan sebagai pemain tuan rumah. Sebelum ini, Bram terakhir kali tampil pada IBL 2022 bersama Prawira. Dia mendapatkan gelar MVP di musim itu.
Tim solid
Selain Bram, kemenangan Satria Muda juga dihasilkan lewat penampilan apik para pemain asing, yaitu Davis (22 poin, 8 asis) dan Jarred Shaw (18 poin, 6 rebound). Tim tuan rumah langsung tancap gas sejak menit awal, sudah unggul 19-5 di kuarter pertama. Kesuksesan Satria Muda bermula dari pertahanan.
Baca juga : Prawira Harumkan Kota Bandung
Satria Muda memaksa lawan untuk melakukan 27 kali turnovers yang berujung 38 poin untuk mereka. Hornbills ingin mengincar poin dari area dalam dengan center Travion Leonard. Akan tetapi, Shaw yang kadang dibantu pemain lain selalu mampu menahan gempuran Leonard. Leonard hanya mencetak 4 poin selama tampil 34 menit lebih.
Bornhills nyaris hanya mengandalkan pemain asing Najeal Young (24 poin, 11 rebound) dan Agam Subastian (14 poin). Melawan mantan timnya, pemain naturalisasi Jamarr Johnson (8 poin) gagal mengeluarkan kemampuan terbaik. Tim tamu sempat memperkecil ketinggalan 62-68 di kuarter keempat, tetapi menjauh lagi karena banyak kesalahan.
”Anda tidak akan bisa menang dengan 27 kali turnover. Kami bisa menempel mereka, tetapi selalu bisa dijauhkan lagi dengan cepat. Itulah yang membedakan kedua tim ini. Mereka tim dengan banyak pemain berpengalaman, sementara kami banyak pemain muda. Tetapi, penampilan kami cukup baik, hanya perlu ditingkatkan lagi,” kata Young.