Gregoria masih kesulitan tampil konsisten saat melawan pemain elite. Dia kalah pada perempat final Malaysia Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
KUALA LUMPUR, JUMAT — Bicara tentang Gregoria Mariska Tunjung, yang performanya meningkat sejak 2023, tak akan lepas dari ”Big Four”, empat pebulu tangkis tunggal putri terbaik dunia, sebagai pembanding. Gregoria sudah bisa mengalahkan dua di antaranya, tetapi belum bisa konsisten dalam permainan terbaik seperti ketika menang atas mereka.
Dua dari empat tunggal putri terbaik yang pernah dikalahkan Gregoria adalah Chen Yu Fei (China) dan Akane Yamaguchi (Jepang). Sementara dua atlet lainnya yang masih sulit dikalahkan tunggal putri nomor satu Indonesia itu adalah pemain ranking teratas dunia, An Se-young (Korea Selatan), dan Tai Tzu Ying (Taiwan).
Chen, yang menempati ranking kedua dunia, adalah pemain terakhir di antara mereka yang dikalahkan Gregoria. Momen itu terjadi pada final Kumamoto Masters BWF World Tour Super 500, pada November 2023. Gregoria bermain sangat solid hingga menang dengan skor cukup telak, 21-12, 21-12.
Namun, pada pertemuan berikutnya, Gregoria tak bisa memperlihatkan permainan dalam level yang sama. Dia membuat lebih banyak kesalahan. Di sisi lain, Chen lebih siap dalam menghadapi pukulan silang, salah satunya drop shot, yang biasanya menjadi senjata pemain Indonesia berusia 24 tahun tersebut.
Momen itu terjadi pada perempat final turnamen Malaysia Terbuka Super 1000, turnamen bulu tangkis internasional pertama pada 2024. Di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Jumat (12/1/2024), Gregoria kalah dengan skor 13-21, 17-21. Chen pun akan melawan Tai pada semifinal, Sabtu.
Pada beberapa kesempatan, Gregoria kurang sabar dalam menanti momen yang tepat untuk menyerang. Keputusan mengeksekusi serangan dengan lebih cepat justru menjadi kesalahan yang akhirnya berbuah poin bagi lawan.
”Catatan terbesar saya ada pada gim pertama karena banyak melakukan kesalahan. Itu membuat Chen lebih percaya diri pada gim kedua, meski saya mulai bisa menemukan irama dan kontrol permainan,” tutur Gregoria.
Hasil perempat final yang didapat pada Malaysia Terbuka kali ini memang lebih baik dibandingkan babak kedua pada 2023 lalu. Namun, kekalahan dari Chen menjadi tanda bahwa Gregoria belum bisa konsisten bermain baik saat berhadapan dengan pemain elite dunia.
Dari tiga kemenangan yang didapatnya atas Chen, tak ada yang dilakukan beruntun. Dua kemenangan lain didapat saat bertemu pada babak pertama Indonesia Terbuka 2017 dan penyisihan grup turnamen Final BWF World Tour 2022.
Gregoria pernah mengalahkan Yamaguchi dalam dua pertemuan secara berturut-turut, yaitu babak pertama Malaysia Terbuka dan perempat final Malaysia Masters 2022, dengan jeda satu pekan. Namun, setelah itu, dia lima kali kalah dari enam pertemuan berikutnya. Total, pemain Indonesia ranking ketujuh dunia itu 13 kali kalah dari 17 pertemuan dengan Yamaguchi.
Masih ada hal-hal yang bisa mengganggu pikirannya. Menjaga faktor nonteknis ini justru lebih sulit dibandingkan menjaga fisik.
Sementara performa yang meningkat pada 2023 (dengan menjuarai dua turnamen) belum bisa membuat Gregoria menemukan cara untuk mengalahkan An dan Tai. Dia selalu kalah dalam enam pertemuan dengan An dan sembilan pertemuan dengan Tai.
Masalah konsistensi
Pelatihnya di pelatnas bulu tangkis Indonesia, Indra Widjaja, pada akhir 2023, menuturkan, level permainan Gregoria sebenarnya sudah menyamai ”Big Four” jika dia bisa bermain dengan baik. Namun, Gregoria belum mencapai level yang sudah dimiliki An dan kawan-kawan, yaitu konsisten mempertahankan penampilan terbaik dalam beberapa turnamen secara beruntun.
”Untuk bermain baik dalam dua pekan atau lebih secara beruntun tak hanya dibutuhkan daya tahan fisik. Faktor lain yang lebih penting adalah mempertahankan fokus dan ketangguhan mental. Ini yang belum dimiliki Grego. Masih ada hal-hal yang bisa mengganggu pikirannya. Menjaga faktor nonteknis ini justru lebih sulit dibandingkan menjaga fisik,” tutur Indra, yang melatih tunggal putri pelatnas sejak 2023.
Setelah Malaysia Terbuka, semua pengalaman yang didapat Gregoria pada 2023 akan diuji di India Terbuka Super 750 pada 16-21 Januari, kemudian Indonesia Masters Super 500 pada 23-28 Januari. Dia harus bersiap mengikuti ajang besar secara beruntun untuk mencapai ranking sebaik mungkin pada masa kualifikasi Olimpiade yang berlangsung pada 1 Mei 2023 hingga 23 April 2024.
Di Malaysia Terbuka, Indonesia kini tinggal mengandalkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto untuk membawa gelar juara. Sang juara bertahan itu akan melawan ganda putra nomor satu dunia asal China, Liang Wei Keng/Wang Chang, pada perempat final, Jumat sore.
Kejutan pada perempat final sesi pagi terjadi pada nomor ganda campuran. Pasangan nomor satu dunia, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China), yang juga juara Malaysia Terbuka pada dua tahun terakhir, tersingkir. Mereka dikalahkan pasangan Korea selatan, Kim Won-ho/Jeong Na-eun, 11-21, 21-18, 17-21.
Di semifinal, Kim/Jeong akan melawan pasangan non-unggulan dari Singapura, Hee Yong Kai Terry/Tan Wei Han Jessica, yang juga membuat kejutan. Mereka menyingkirkan unggulan keenam, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), 21-16, 21-19.