Erick Thohir dan Nuansa Inter Milan di Piala Asia
Empat sosok penting dalam sejarah Inter Milan akan mengejar ambisi masing-masing di Piala Asia 2023.
Meskipun bermain di Asia, pengaruh tim Eropa masih sangat besar di ajang Piala Asia. Klub-klub Eropa menjadi barometer untuk mengukur peluang persaingan. Tim kuat seperti Jepang dan Korea Selatan dijagokan untuk menjadi juara di Qatar 2023 tidak lepas dari pengalaman sejumlah pemain andalan di kiblat sepak bola dunia itu.
Namun, ada satu tim Eropa tidak mengirimkan pemain ke ajang Piala Asia 2023 yang tetap memiliki pengaruh besar. Klub itu adalah raksasa Italia, Inter Milan.
”Kehadiran” Inter tentu diwakili Indonesia melalui Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir. Selain Erick, ada pula dua eks allenatore atau pelatih Inter, yaitu Hector Cuper dan Roberto Mancini. Satu lagi mantan pemain Inter di era 1990-an, Juergen Klinsmann.
Ketiga sosok itu berstatus pelatih tim peserta di Piala Asia 2023. Mancini mengasuh Arab Saudi yang berambisi mengakhiri paceklik juara sejak 1996. Lalu, Klinsmann juga punya tanggung jawab untuk membantu Korea Selatan berprestasi. Adapun Cuper datang untuk membantu Suriah menghadirkan kejutan. Uniknya, ketiga sosok pelatih itu sama-sama mengemban tugas anyar di Asia pada tahun lalu.
Erick mengambil alih saham mayoritas Inter pada November 2013 dari Massimo Moratti. Durasi Erick menjadi orang nomor satu di ”I Nerazzurri” sangat singkat karena berakhir pada 2018.
Meski begitu, sampai kapan pun Erick akan tetap memberikan kesan bagi pendukung Inter. Kehadiran Erick membantu Inter keluar dari krisis finansial sekaligus menghadirkan fondasi bagi kebangkitan Inter yang ditandai scudetto musim 2020-2021.
Pengalaman dari Inter itu menjadi bekal Erick untuk membawa era baru bagi sepak bola Indonesia. Setelah memimpin PSSI ketika Indonesia mengakhiri penantian 32 tahun medali emas SEA Games di Kamboja, Erick melakukan upaya maksimal untuk membantu Pelatih Indonesia Shin Tae-yong mewujudkan sejarah baru bagi ”Garuda”, yaitu lolos ke fase gugur Piala Asia.
Dengan format baru Piala Asia saat ini—yang dimulai sejak edisi Uni Emirat Arab 2019—kans untuk lolos dari babak penyisihan lebih banyak. Pada empat partisipasi Indonesia sebelumnya periode 1996-2007, hanya dua tim yang melaju di tiap-tiap grup. Kini Indonesia memiliki peluang tampil di babak 16 besar sebagai peringkat ketiga terbaik.
Karena itu, Erick mewujudkan kehadiran sejumlah pemain diaspora sebagai langkah jangka pendek untuk memperkuat kualitas timnas. Permintaan Shin untuk memperpanjang durasi persiapan tim dan melakukan pemusatan latihan di luar negeri pun dipenuhi.
Erick pun dijadwalkan untuk menyaksikan langsung satu atau dua pertandingan Indonesia di Grup D Piala Asia. Perjalanan Garuda di Qatar 2023 dimulai duel melawan Irak di Stadion Ahmad bin Ali, Senin (15/1/2024), lalu kontra Vietnam di Stadion Abdullah bin Khalifa, Jumat (19/1/2024), serta menghadapi Jepang, Rabu (24/1/2024), di Stadion Al Thumama.
”Saya berani dan optimistis menghadapi Piala Asia. Saya melihat pemain bekerja sangat keras untuk mewujudkan target yang kita inginkan,” kata Erick, awal pekan ini, di Jakarta.
Selain Erick bersama Indonesia, Cuper juga ingin membantu Suriah melawan kemustahilan. Suriah juga tidak diunggulkan untuk bersaing merebut tiket ke babak 16 besar dari Grup B. Australia dan Uzbekistan adalah unggulan teratas di grup itu, lalu India lebih dijagokan jika ada peluang sebagai peringkat ketiga terbaik.
Namun, kondisi itu tidak menggetarkan Pelatih Inter pada periode 2001 hingga 2003 itu. Menurut dia, semua tim memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk bersaing di Piala Asia. Cuper memastikan skuad Suriah telah menunjukkan perkembangan positif selama 11 bulan ditanganinya.
”Di sepak bola modern, semua tim berkembang dan gap antara tim semakin menipis. Fokus saya adalah membantu pemain untuk membantu mereka mengeluarkan performa terbaik karena persiapan kami untuk melaju dari fase grup,” kata Cuper dalam konferensi pers menjelang laga kontra Uzbekistan, Jumat (12/1/2024), di Doha.
Calon juara
Berbeda dengan Erick dan Cuper yang mengintip peluang kejutan, Mancini dan Klinsmann datang ke Qatar dengan target menjadi kampiun. Pengalaman dan nama besar mereka sekaligus kualitas skuad menjadi alasan yang masuk akal untuk menempatkan Saudi dan Korsel sebagai calon juara.
Kehadiran Mancini per Agustus 2023 adalah wujud keseriusan Saudi membentuk tim sepak bola terbaik di Asia. Gaji besar yang ditawarkan Saudi membuat Mancini rela meninggalkan pos pelatih Italia dan peluang mempertahankan trofi Piala Eropa di Jerman 2024.
Kualitas Mancini sudah tidak perlu diragukan lagi. Selama 2004 hingga 2008 menangani Inter, Mancini tercatat mempersembahkan tujuh trofi untuk Inter. Tak ayal, Mancini adalah juru taktik dengan nama paling megah bagi Saudi setelah Ferenc Puskas pada 1975-1976.
Mancini datang ke Qatar untuk membantu Saudi kembali menembus final dan juara. Terakhir kali Saudi menjadi kampiun Asia edisi Uni Emirat Arab 1996. Adapun kesempatan terakhir ”The Green Falcons” tampil di laga puncak terjadi ketika menghadapi Irak pada final edisi 2007 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
”Target kami adalah untuk memenangi Piala Asia setelah menanti selama 27 tahun,” kata Mancini dilansir laman Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF).
Klinsmann juga ditargetkan untuk membenahi penampilan Korsel di Piala Asia sejak ditunjuk sebagai pelatih pada 27 Februari 2023. Sebagai tim raksasa yang menjadi langganan Asia di Piala Dunia sejak Meksiko 1986, ”Pasukan Taegeuk” belum pernah menjadi juara Asia sejak menguasai dua edisi perdana pada 1956 dan 1960.
Setelah juara, prestasi terbaik Korsel adalah empat kali menembus final pada Thailand 1972, Kuwait 1980, Qatar 1988, dan Australia 2015. Klinsmann, yang menjadi andalan lini depan Inter pada periode 1989-1992, bertekad menutup penantian itu di Qatar. Jika bisa mewujudkan itu, Klinsmann akan menjadi pelatih impor pertama yang membawa Korsel mengangkat trofi juara.
Akhirnya, dari Inter Milan untuk Asia....