Sederet peluang emas tak menjamin Chelsea meraih kemenangan atas Middlesbrough di laga pertama semifinal Piala Liga.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MIDDLESBROUGH, RABU — Manajer Chelsea Mauricio Pochettino menyesali kegagalan timnya mengamankan hasil positif pada pertemuan pertama semifinal Piala Liga Inggris menghadapi tuan rumah Middlesbrough di Stadion Riverside, Rabu (10/1/2024) dini hari WIB. ”Si Biru”, di luar dugaan, takluk 0-1 kendati mendominasi laga dan mendapatkan sejumlah peluang emas.
Di atas kertas, Chelsea jauh lebih diunggulkan atas Middlesbrough. Rekor pertemuan di masa lalu menjadi sebabnya. Si Biru tidak pernah kalah dari Middlesbrough selama 17 tahun. Selain selalu menang, Chelsea juga tidak pernah bisa dibobol Middlesbrough. Dalam sembilan pertemuan terakhir, Chelsea total sudah melesakkan 21 gol ke gawang Middlesbrough tanpa sekali pun kebobolan.
Ekspektasi tinggi itu menyertai langkah Chelsea dalam lawatan ke Stadion Riverside. Pertandingan berjalan layaknya skenario di atas kertas. Chelsea mendominasi laga, tetapi sangat lemah dalam penyelesaian akhir. Statistik laga menyebutkan Chelsea mencatatkan 18 tembakan dengan lima di antaranya mengarah tepat ke gawang. Chelsea juga memiliki empat peluang emas yang seluruhnya gagal dikonversi menjadi gol.
Kedigdayaan Chelsea di laga ini pun tecermin dari angka expected goal (xG) yang lumayan tinggi, yaitu 2,17. Dengan begitu, Chelsea seharusnya bisa mencetak dua gol, tetapi nyatanya tidak ada satu pun gol yang mereka ciptakan. Middlesbrough justru mampu mencuri panggung dengan tampil klinis dan menang berkat gol Hayden Hackney, delapan menit sebelum turun minum.
Kesalahan kecil yang berakibat fatal itu pada akhirnya membawa penyesalan untuk Pocchetino. Laga yang seharusnya bisa Chelsea menangkan dengan mudah justru berakhir malapetaka. Kekalahan ini sekaligus menjadi noda bagi rekor agung Chelsea atas Middlesbrough yang bertahan selama 17 tahun.
”Kami memiliki terlalu banyak peluang untuk mencetak gol ketika kami tidak mencetak gol. Itulah sepak bola. Kami membuat beberapa kesalahan dan kami dihukum karenanya,” kata Pochettino kepada Sky Sports.
Cole Palmer gagal menjalankan perannya sebagai ujung tombak Chelsea. Ditopang tiga gelandang di belakangnya, Noni Madueke, Raheem Sterling, dan Conor Gallagher, kerja Palmer cukup terbantu karena ketiganya cukup rajin mendistribusikan bola kepadanya. Akan tetapi, Palmer menyia-nyiakan sejumlah kesempatan emas untuk mencetak gol.
Mengalahkan tim dengan kualitas seperti Chelsea sungguh luar biasa. (M Carrick)
Salah satu momen emas yang disesalkan Pochettino adalah ketika sontekan Palmer memanfaatkan bola muntah hasil tembakan Enzo Fernandez justru melambung tinggi di atas gawang. Ada pula momen saat Palmer sudah mampu merebut bola di dekat kotak penalti lewat kesalahan bek Middlesbrough, tetapi sepakannya justru melebar.
Tampil efisien
Walau hanya memiliki sedikit peluang, Middlesbrough mampu tampil efisien. Untuk melewati upaya tekanan Chelsea, para pemain Middlesbrough memilih menerapkan umpan-umpan jauh langsung ke pemain depan. Cara ini cukup efektif lantaran bek Chelsea tidak sigap mengantisipasi datangnya bola-bola langsung tersebut. Gol Hackney juga tercipta dari kesalahan bek Chelsea mengantisipasi bola-bola panjang.
Kans Chelsea mencetak gol semakin sulit setelah tertinggal. Pemain Middlesbrough memilih bermain bertahan dengan garis pertahanan rendah sehingga menyulitkan pemain Chelsea merangsek lebih jauh ke kotak penalti. Manajer Middlesbrough Michael Carrick merasa keunggulan satu gol sudah cukup di tengah krisis pemain yang dia hadapi.
Middlesbrough kehilangan pencetak gol terbanyak, Emmanuel Latte Lath, yang cedera saat laga baru berjalan tiga menit. Kemudian, Carrick terpaksa menarik pemain sayap Alex Bangura setelah laga berjalan selama 20 menit. Maka, mantan gelandang Manchester United itu menginstruksikan pemainnya untuk bertahan lebih dalam dan tidak meladeni permainan terbuka Chelsea.
”Ini istimewa. Saya tahu ini adalah pertandingan dua leg dan masih ada banyak hal yang harus diperjuangkan. Namun, atas apa yang harus kami lalui (seperti) cedera, kemunduran yang kami alami belakangan ini, mengalahkan tim dengan kualitas seperti Chelsea, sungguh luar biasa,” kata Carrick.
Kiprah Chelsea memang belum berakhir di Piala Liga. Pocchetino masih punya 90 menit tersisa untuk membalikkan keadaan di pertemuan kedua di Stadion Stamford Bridge pada 23 Januari mendatang.
Pelatih asal Argentina itu tidak punya pilihan selain menang untuk meredakan tekanan terhadap dirinya. Setelah laga kontra Middlesbrough usai, sejumlah pendukung Chelsea yang hadir sempat memantik ketegangan dengan mendekati para pemain. Mereka marah dengan performa buruk Chelsea yang seharusnya bisa memetik hasil positif.
Kekalahan dari Middlesbrough memperpanjang hasil minor Chelsea dalam laga tandang. Chelsea telah kalah lima dari enam kali pertandingan tandang terakhirnya. Jika dihitung sejak awal musim lalu, Chelsea telah menelan 21 kekalahan di laga tandang. Jumlah ini merupakan yang terbanyak dibandingkan tim Liga Inggris mana pun.