Penyakit Kambuhan ”Raja London” Arsenal
Alih-alih tampil seperti ”Raja London”, sesuai status mereka, Arsenal justru kehilangan rekor tidak terkalahkan dalam derbi di tangan West Ham.
LONDON, JUMAT — Kegagalan tuan rumah Arsenal memenangi dua sisi kotak penalti membuat mereka terpaksa kehilangan tiga poin dan posisi puncak klasemen paruh musim. Dominasi Arsenal tidak berarti karena West Ham United lebih efisien dalam serangan dan bertahan. Laga itu memperlihatkan lagi penyakit inefisiensi ”Si Meriam” ketika derbi.
Arsenal dipermalukan tim tamu West Ham 0-2 di Stadion Emirates pada Jumat (29/12/2023) dini hari WIB. Kekalahan mereka dalam duel tim asal Kota London itu nyaris semakin besar di pengujung laga. Beruntung, eksekusi penalti penyerang sayap Said Benrahma mampu digagalkan kiper David Raya.
”Ini adalah salah satu dari malam itu (yang buruk untuk kami). Kami menciptakan banyak peluang yang cukup untuk menciptakan beberapa gol, tetapi tidak cukup baik di kotak penalti. Ini bukan tentang beberapa pemain yang tidak mencetak gol. Ini tentang performa bersama yang kami harus perbaiki,” kata kapten tim Martin Odegaard.
Kesalahan lini pertahanan Arsenal mesti dibayar mahal. West Ham hanya butuh dua momentum untuk mengubah pertandingan, di tengah-tengah kesibukan Arsenal menguasai permainan. Gol pertama tim tamu dari gelandang Tomas Soucek hadir di menit ke-13 karena kesalahan antisipasi dari bek Ben White dan Gabriel Magalhaes.
Menurut penyerang West Ham Jarrod Bowen, gol pertama mengubah segalanya. Mereka menjadi lebih tenang dalam bertahan, sementara Arsenal terlihat semakin panik. ”Gol pembuka tadi sangat penting untuk kami. Itu yang membuat kami menang,” ujar Bowen yang menyumbang asis untuk gol Soucek.
Arsenal boleh saja unggul mutlak dalam jumlah tembakan, 30-6, dan penguasaan bola 74,2 persen. Namun, semua percuma karena tim tuan rumah tidak efektif di depan gawang.
Gol kedua diciptakan mantan pemain Arsenal Konstatinos Mavropanos seusai turun minum, ketika Arsenal sedang sibuk mencari gol penyama kedudukan. Gol tersebut berasal dari bola mati yang merupakan spesialisasi Arsenal musim ini. Lagi-lagi, Magalhaes yang menjadi ”kambing hitam” karena kalah duel udara.
Dua gol tim asuhan Manajer David Moyes itu cukup menjadi pembeda. Arsenal boleh saja unggul mutlak dalam jumlah tembakan, 30-6, dan penguasaan bola 74,2 persen. Namun, semua percuma karena tim tuan rumah tidak efektif di depan gawang. Mereka frustrasi karena harus menghadapi pertahanan blok ekstra rendah atau ”parkir bus”.
Baca juga: Arsenal, Empat Tahun Setelah Rezim Arteta
Tidak banyak pemain Arsenal yang bermain apik. Hanya Odegaard yang bersinar sepanjang laga dengan menciptakan total enam umpan kunci. Sisanya terjebak pertahanan West Ham yang sangat kompak. Benteng tim tamu juga sulit ditembus berkat performa heroik kiper Alphonse Areola yang menciptakan delapan penyelamatan.
Menurut BBC Sport, Arsenal menyentuh bola sebanyak 77 kali di kotak penalti lawan. Jumlah itu merupakan yang terbanyak sejak 2008-2009 untuk tim yang gagal mencetak satu gol pun. Data tersebut cukup untuk memperlihatkan inefisiensi Arsenal yang menambah satu penyerang tengah, Eddie Nketiah, setelah satu jam laga berlalu.
Alan Shearer, mantan penyerang legendaris Newcastle United, berkata, butuh karakter kuat untuk bisa mencuri poin di kandang Arsenal. ”Si Meriam” merupakan salah satu tim paling dominan di liga. ”Anak asuh Moyes sanggup melakukan itu. Sebaliknya, bahaya jika Anda tidak bisa menuntaskan peluang saat lawan mereka. Mereka berbahaya di kotak penalti,” ujarnya.
Baca juga: Menguji Kematangan Mental Arsenal
Arsenal datang ke laga tadi dengan status sebagai ”Raja London”. Mereka tidak terkalahkan 17 laga beruntun di liga dalam derbi di antara sesama tim London. Tim asuhan Mikel Arteta belum terkalahkan dari musim lalu hingga musim ini. Meskipun begitu, pertanda kejatuhan Arsenal dalam derbi sudah terlihat di awal musim.
Arsenal sudah dua kali kehilangan poin dalam laga derbi di kandang musim ini, saat ditahan imbang Tottenham Hotspur dan Fulham. Kedua laga itu memiliki jalan cerita yang sama. Mereka sudah unggul lebih dulu, tetapi terpaksa imbang 2-2 karena kesalahan di lini pertahanan dan kurang tajam di lini depan.
Alhasil, Arsenal sudah kehilangan 7 poin dari tiga laga derbi yang sama jika dibandingkan dengan musim lalu. Adapun mereka berhasil menyapu bersih kemenangan atas West Ham, Spurs, dan Fulham di markas sendiri pada musim lalu. Semua akibat penyakit yang sama, kegagalan unggul di dua sisi kotak penalti.
Rekor cemerlang Arsenal dalam derbi pun akhirnya dihentikan oleh West Ham, tim yang juga mengeliminasi mereka di babak 16 besar Piala Liga. Tidak hanya gagal mempertahankan rekor, Arsenal (40 poin) juga harus merelakan puncak klasemen paruh musim ke tangan Liverpool (42 poin).
Arteta mengatakan, posisi Arsenal setelah separuh perjalanan liga tidak terlalu buruk. Mereka masih menempati peringkat kedua dan hanya terpaut dua poin dari posisi teratas. ”Hal terpenting adalah kami punya laga lain dalam 72 jam. Inilah sepak bola, kami dituntut harus terus berkembang dan akan melakukan itu,” ujarnya. (AP/REUTERS)