Bersaing hingga Momen Akhir
Semua pemain tunggal putra di ”grup neraka” turnamen Final BWF World Tour 2023 akan berebut dua tiket semifinal atau tersingkir di fase penyisihan. Salah satu di antara mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting.
HANGZHOU, KAMIS — Tak salah jika Grup A tunggal putra pada turnamen bulu tangkis Final BWF World Tour 2023 disebut sebagai ”grup neraka”. Semua pemain dengan peringkat tujuh besar dunia harus bersaing hingga akhir fase penyisihan grup untuk berebut dua tiket babak semifinal.
Persaingan tersebut melibatkan pemain Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, serta para juara Final BWF, yaitu Viktor Axelsen (Denmark) dan Shi Yu Qi (China). Finalis Kejuaraan Dunia asal Jepang, Kodai Naraoka, juga masih memiliki peluang meski terbilang paling tipis.
Naraoka, yang menjadi unggulan teratas turnamen di Hangzhou, China, pada 13-17 Desember, bisa menggagalkan peluang Shi jika mengalahkannya (dengan skor berapa pun) pada pertandingan yang berlangsung Jumat (15/12/2023). Padahal, berdasarkan klasemen yang merupakan hasil persaingan dalam dua hari terakhir, Shi berada di peringkat kedua di bawah Anthony. Di bawah mereka ada Axelsen yang diikuti Naraoka.
Sebaliknya, kemenangan Naraoka atas Shi bisa saja menyelamatkan Anthony jika kalah dari Axelsen. Dengan menempati peringkat teratas sebagai hasil dari dua kali menang, Anthony memiliki peluang paling besar untuk lolos ke semifinal dengan syarat menempati peringkat dua teratas.
Baca juga : Gregoria Kesulitan Keluar dari Tekanan
Skenario yang bisa meloloskan finalis Final BWF 2022 dan 2019 itu adalah menang atas Axelsen atau jika Naraoka mengalahkan Shi. Kedua pertandingan tersebut ditempatkan di urutan yang sama, yaitu laga ketiga pada sesi kedua. Namun, Anthony masih bisa tersingkir jika dia kalah dari Axelsen dan Shi menang atas Naraoka.
Menanggapi pertanyaan dari perwakilan BWF di mixed zone seusai mengalahkan Shi, 11-21, 21-7, 21-17, Anthony mengatakan, dia harus meningkatkan faktor teknis dan nonteknis meskipun telah memenangi dua pertandingan. Apalagi, Axelsen 12 kali mengalahkannya dari 16 pertandingan. Motivasi pemain Denmark itu akan bertambah karena laga melawan Anthony wajib dia menangi untuk lolos ke semifinal.
Setelah kalah dari Shi, Rabu, Axelsen meningkatkan level permainan dan daya juangnya saat melawan Naraoka, Kamis. Sejak pertengahan gim kedua, dia selalu mengangkat tangan yang dikepalkan setiap mendapat poin. ”Saya memang harus terus meningkatkan semangat saya karena Kodai adalah pemain yang sulit untuk dihadapi. Jika pertandingan besok (melawan Anthony) mengharuskan saya untuk menang, maka saya harus menang,” ujarnya dengan tegas.
Bagi Anthony, kemenangan atas Shi bisa menjadi tambahan motivasi. Shi, pemain China, menjadi salah satu atlet yang unggul telak pertemuan darinya, selain Axelsen. Anthony kalah delapan kali dari sembilan pertemuan sebelumnya. ”Saya memang tertinggal jauh dalam statistik pertemuan. Bagi saya, turnamen ini menjadi kesempatan besar untuk mengembalikan performa. Saya fokus pada permainan, bukan pada statistik, agar bisa bermain lebih baik dibandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya,” tuturnya.
Pemain Indonesia lainnya yang akan berebut tiket semifinal melalui pertandingan terakhir di grup adalah Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Mereka akan menjalani laga sudden death melawan wakil tuan rumah, Liu Sheng Shu/Tan Ning. Wakil China lainnya, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, lolos ke semifinal sebagai juara Grup A.
Setelah China Masters, kami mengoreksi semua kekurangan. Selain itu, kemenangan atas Bagas/Fikri menambah kepercayaan diri untuk pertandingan tadi.
Sebelum kalah dari Chen/Jia, 10-21, 14-21, pada Kamis, Apriyani/Fadia sebenarnya telah mengantongi satu kemenangan, yaitu atas Misaki Matsumoto/Wakana Nagahara (Jepang). Namun, hasil tersebut dihapus karena Matsumoto/Nagahara tak menyelesaikan pertandingan saat melawan Liu/Tan. Mereka mundur menjelang gim ketiga setelah mata kanan Nagahara cedera karena terkena kok.
Sesuai peraturan BWF, pemain yang mundur dari satu pertandingan sama dengan mundur dari turnamen meski fase penyisihan grup berlangsung dengan format round robin. Konsekuensinya, hasil pemain yang telah berhadapan dengan pemain tersebut dihapus. Dengan demikian, persaingan ganda putri Grup A pada akhirnya berlangsung antara Chen/Jia, Apriyani/Fadia, dan Liu/Tan.
Fajar/Rian ke semifinal
straight games
Fajar/Rian menghentikan dua kemenangan beruntun Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen dari mereka pada tahun ini dengan skor 21-12, 21-18. Hasil tersebut menambah kemenangan dua gim atas sesama pemain Indonesia, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, sehari sebelumnya sehingga Fajar/Rian dipastikan lolos ke semifinal.
Posisi mereka di peringkat dua besar Grup B tak akan berubah, apa pun hasil laga terakhir penyisihan. Fajar/Rian akan melawan Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan), Jumat. Peserta Final BWF harus menempati posisi dua besar setelah bersaing dengan format round robin pada penyisihan grup. Sebanyak delapan wakil pada setiap nomor dibagi ke dalam dua grup sehingga masing-masing harus bertanding tiga kali di tahap penyisihan.
Baca juga : Pertahankan Momentum Kemenangan
Berdasarkan peraturan tersebut dan hasil dari dua hari persaingan ganda putra Grup B, laga Fajar/Rian melawan Kang/Seo dan Astrup/Rasmussen melawan Bagas/Fikri, Jumat, akan menentukan satu pasangan untuk mendampingi Fajar/Rian ke semifinal. Kedua pertandingan tersebut juga akan menentukan pasangan menjadi juara grup.
Kemenangan straight games dalam dua pertandingan beruntun, dikatakan Fajar, merupakan hasil persiapan yang dilakukan setelah turnamen China Masters, 21-26 November. Pada turnamen yang mereka ikuti sebelum Final BWF tersebut, Fajar/Rian tersingkir pada babak kedua. ”Setelah China Masters, kami mengoreksi semua kekurangan. Selain itu, kemenangan atas Bagas/Fikri menambah kepercayaan diri untuk pertandingan tadi,” kata Fajar.
Kekalahan dari Astrup/Rasmussen pada babak pertama China Terbuka dan perempat final Perancis Terbuka juga dijadikan pelajaran pada pertemuan di Hangzhou. Fajar bergerak cepat di bagian depan lapangan untuk memotong pukulan dari lawan agar poin didapat dengan cepat, sementara Rian bertugas dengan baik di belakang dengan smes yang mengarah ke garis pinggir lapangan.
Meski tak terlalu sering terjadi reli dalam perebutan poin, taktik itu diterapkan Fajar/Rian dengan kesabaran. Mereka menunggu momen yang tepat untuk menyerang. Rian mengatakan, faktor itulah yang membedakan penampilan mereka melawan Astrup/Rasmussen di Hangzhou dengan pertemuan sebelumnya.
Ketika Fajar/Rian memastikan akan tampil di semifinal, perjalanan dua wakil Indonesia, Bagas/Fikri dan Gregoria Mariska Tunjung, dipastikan terhenti di penyisihan grup. Kedua wakil Indonesia itu mengalami momen yang sama, dua kali kalah, masing-masing, dalam dua gim.
Baca juga : Gregoria Memulai dengan Kekalahan
Mereka masih memiliki kesempatan untuk membuktikan diri bisa bermain lebih baik dibandingkan dua pertandingan yang telah dijalani pada laga terakhir, Jumat. Bagas/Fikri akan melawan Astrup/Rasmussen yang mengalahkan mereka pada final Perancis Terbuka, sementara Gregoria melawan Kim Ga-eun (Korea Selatan).
Sementara Jonatan Christie, yang menang atas Kunlavut Vitidsarn, 21-18, 21-8, pada Rabu, berhadapan dengan Anders Antonsen, Kamis malam, pada persaingan Grup B.