Eksperimen periodisasi yang dilakukan Albert C Sutanto bisa berguna untuk tim renang Indonesia di masa depan. Eksperimen itu berhasil di hari pertama Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka 2023.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keberhasilan dalam eksperimen periodisasi yang dilakukan Albert C Sutanto, pelatih tim renang Indonesia, menjadi tajuk utama dalam hari pembuka Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka 2023, Selasa (12/12/2023). Keberhasilan itu salah satunya terlihat pada capaian perenang nasional, Joe Aditya, yang sedang dipersiapkan untuk berburu tiket Olimpiade Paris 2024.
Joe menjadi perenang tercepat dalam nomor 100 meter gaya bebas putra di Arena Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin. Wakil dari klub Elmas Swimming Palu itu finis dengan waktu 50,34 detik. Hasil tersebut melampaui catatan waktu terbaiknya, yaitu 50,73 detik, yang diciptakan di SEA Games Kamboja 2023.
Joe semakin mendekati rekor nasional milik perenang veteran Triady Fauzi Sidiq, yaitu 49,99 detik, yang dihasilkan di Nay Pyi Taw pada 2013. ”Senang pastinya karena sudah lama tidak memecahkan rekor waktu sendiri dalam lomba tunggal. Terakhir di Kamboja, kan, tembus saat estafet,” kata atlet berusia 22 tahun itu.
Meskipun berstatus perenang Elmas, Joe masih berlatih bersama klub lamanya, Millennium Aquatic Jakarta. Alasannya, dia masuk dalam program menuju Olimpiade di bawah pantauan Albert yang merupakan pelatih kepala Millennium. Joe difokuskan pada nomor jarak pendek, yaitu 100 meter gaya bebas dan kupu-kupu.
Menurut Albert, peningkatan signifikan catatan waktu Joe dipengaruhi oleh eksperimen dalam periodisasi. Albert mengubah pendekatan fase tapering atau program penurunan intensitas latihan menjelang pelaksanaan kompetisi. Semula adalah pendekatan linear (turun perlahan), kini menjadi fast decay atau menurun drastis.
”Baru pertama kali kami menggunakan cara baru ini. Sejauh ini, hasilnya efektif. Hampir 90 persen perenang bisa mencatatkan waktu personal terbaik. Jadi, programnya lebih berat di awal (tapering), lalu turun drastis. Beda sama sebelumnya, kan, lebih stabil penurunannya dalam beban latihan,” ucap Albert.
Albert, peraih sembilan emas SEA Games semasa menjadi atlet, mendapatkan ilmu baru dari berbagai seminar, seperti World Aquatics. Cara itu dinilai yang terbaik saat ini untuk mencapai puncak performa. Dia tidak ragu bereksperimen karena perenang muda, seperti Joe, belum menemukan formula tapering terbaik.
”Kalau dulu fokusnya ke Siman (Sudartawa), yang lain hanya mengikuti programnya. Sekarang, Siman tidak masuk program Olimpiade. Jadi, bisa menyesuaikan untuk fokus ke perenang muda lainnya. Dengan persiapan lebih matang dan tapering baru ini, mungkin hasilnya akan lebih bagus lagi ke depan,” ujar Albert.
Selain Joe, anak asuhan Albert lainnya juga turut bersinar. Adelia Chantika Aulia (12), misalnya, mampu mempertajam rekor nasional di nomor 100 meter gaya bebas putri kelompok usia III (12-13 tahun) dengan finis 59,18 detik. Adelia menumbangkan rekor atas namanya sendiri, yaitu 59,55 detik, yang diciptakan di Jakarta pada 2023.
Fokus ke kupu-kupu
Meskipun semakin cepat di nomor 100 meter gaya bebas, Joe mengatakan, ia tidak akan fokus mengincar tiket Olimpiade dari nomor tersebut. Alasannya, limit waktu untuk lolos ke Paris adalah 48,58 detik. Dengan terpaut nyaris dua detik dari limit tersebut, ia memilih realistis.
Joe lebih mengincar nomor 100 meter kupu-kupu. Catatan terbaiknya di nomor itu adalah 53,17 detik. Adapun limit waktu untuk Olimpiade adalah 51,93 detik. Dengan peningkatan di hari pertama lomba, Joe berharap waktunya juga bisa lebih cepat di perlombaan gaya kupu-kupu yang akan berlangsung pada Jumat sore.
Dengan persiapan lebih matang dan tapering baru ini, mungkin hasilnya akan lebih bagus lagi ke depan.
Kata Joe, perkembangannya sangat terasa di bawah program Albert. ”Karena fokusnya ke jarak pendek, berenang cepat. Kalau dulu, kan, sempat sama (pelatih asing) Mike Piper lebih ke jarak panjang dan ketahanan. Sejak Agustus lalu, sudah tidak (dilatih) sama Piper lagi. Target saya saat ini pastinya (lolos) Olimpiade,” ujarnya.
Triady, mantan perenang tim Indonesia, turut datang ke Arena Akuatik. Dia datang untuk mendampingi anak asuhannya sebagai pelatih klub Tritons Swimming. Triady merupakan ”raja renang” jarak pendek pada era 2010-an. Sampai saat ini, rekor-rekornya di gaya bebas dan kupu-kupu masih belum terpecahkan.
Menurut Triady, Joe merupakan sosok yang paling dekat untuk menjadi suksesornya. ”Catatan waktu Joe sudah sangat dekat dengan rekornas milik saya, terutama di nomor 200 meter bebas. Dia mirip dengan saya karena mulainya juga dari nomor jarak jauh dulu, kan, baru akhirnya jarak pendek,” katanya kemudian.
Selain Joe, ada tiga perenang lainnya yang dipersiapkan untuk berburu tiket Olimpiade. Mereka adalah Farrel Armandio Tangkas (22); Angel Gabriella Yus (22); dan atlet keturunan Indonesia-Jerman, Agung Alexander Bauch (24).