Kekalahan Tottenham Hotspur menjadi pelajaran pahit bahwa hasil negatif disebabkan keasyikan membuang peluang.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LONDON, JUMAT — Untuk ketiga kali secara berturut-turut, Tottenham Hotspur kalah di kandang sendiri, Stadion Tottenham Hotspur. Kekalahan 1-2 dari West Ham United, Jumat (8/12/2023) dini hari WIB, menegaskan kembali satu pelajaran yang dipetik Spurs, yaitu hasil negatif disebabkan keasyikan membuang peluang.
Sejak badai cedera menghunjam skuad Spurs yang mengakibatkan sejumlah pemain andalan, seperti James Maddison, Micky Van de Ven, dan Ivan Perisic, menepi, Spurs kehilangan ketajaman. Dalam lima laga terakhir, yang berbuah satu poin, Spurs hanya mampu mencetak satu gol di empat laga. Catatan itu membaik ketika mereka menghasilkan tiga gol ke gawang Manchester City.
Pada empat duel yang hanya bisa menghasilkan sebuah gol, skuad ”Si Lili Putih”menderita kekalahan. Tiga kekalahan mereka tercipta di kandang, yaitu masing-masing ketika tumbang dari Chelsea, Aston Villa, dan West Ham.
Kekalahan itu wajar dialami Spurs karena mereka gagal memanfaatkan peluang untuk mencetak gol lebih banyak dari lawan. Merujuk data Opta, Spurs memiliki rerata 1,57 expected goals (xG) per 90 menit. Artinya, Spurs mengkreasikan peluang yang setidaknya bisa berbuah dua gol dalam setiap pertandingan.
”Sebagai pemain, kami harus bertanggung jawab. Pemain-pemain menyerang merasa bertanggung jawab karena kami memiliki peluang (gol),” ujar Son Heung-min, kapten Spurs, dilansir BBC terkait kekalahan dari West Ham yang melanjutkan rentetan hasil buruk mereka.
Dari sisi dominasi permainan, Spurs selalu mampu tampil lebih superior dalam penguasaan bola, kecuali ketika menghadapi City. Mereka rata-rata mencatatkan 59 persen penguasaan bola per laga. Bahkan, pada derbi London kontra West Ham, Si Lili Putih menghasilkan 76 persen penguasaan bola.
Sekali lagi, dominasi kontrol bola itu tidak mampu memberikan hasil akhir di papan skor yang selaras permainan menyerang Spurs. Manajer Spurs Ange Postecoglou mengakui efektivitas serangan timnya masih perlu dibenahi.
”Jika mendominasi permainan, Anda harus memanfaatkan itu menjadi sesuatu yang berarti. Kami tidak melakukan itu. Kami membiarkan diri kami menderita ketika seharusnya bisa menang dengan nyaman,” ucap Postecoglou kepada BBC.
Kekalahan dari West Ham mengakibatkan Spurs gagal menyamai 30 poin milik City yang duduk di peringkat keempat. Poin mereka justru telah disetarakan Manchester United yang ada di peringkat keenam. Spurs berada di posisi kelima berkat keunggulan gol lebih baik.
Postecoglou, juru taktik berpaspor Australia, adalah manajer kedua Spurs yang menderita tiga kekalahan beruntun di kandang. Rekor buruk itu lebih dulu dicatatkan Juande Ramos, September 2008. Hasil itu membuat Ramos, yang mempersembahkan trofi terakhir Spurs, yaitu Piala Liga Inggris, mendapatkan pemutusan hubungan kerja sebulan berselang.
Unggul lebih dulu
Dari sisi permainan, Spurs membuat West Ham menggunakan garis pertahanan sangat dalam. Bertubi-tubi serangan Spurs sejak awal laga menunjukkan betapa ambisiusnya Son dan kawan-kawan ingin meraih kemenangan pertama sejak akhir Oktober lalu.
Jika mendominasi permainan, Anda harus memanfaatkan itu menjadi sesuatu yang berarti. Kami tidak melakukan itu. Kami membiarkan diri kami menderita.
Usaha mereka berbuah hasil ketika laga baru berjalan selama 11 menit. Sundulan Cristian Romero, bek tengah yang baru rampung menjalani hukuman larangan bertanding, membawa Si Lili Putihunggul cepat. Gol Itu meningkatkan optimisme pendukung Spurs bahwa timnya akan membuang rentetan nirmenang.
Namun, setelah gol satu-satunya bek berstatus juara Piala Dunia milik Spurs itu, barisan pemain depan Spurs kehilangan ketajaman di depan gawang West Ham yang dikawal kiper Lukasz Fabianski. Catatan delapan tembakan selanjutnya tidak ada yang mampu menggetarkan kembali jala gawang tim tamu.
Spurs hanya membuat Fabianski lebih sibuk untuk menyelamatkan gawangnya. Sebelum turun minum, kiper asal Polandia itu melakukan empat penyelamatan, termasuk dua tembakan yang dihasilkan Son.
Di babak kedua, West Ham tidak tampil lebih baik. Di sisi lain, Spurs yang terlalu baik untuk membuang-buang peluang justru kehilangan fokus pada dua momen yang menguapkan kemenangan mereka.
Gelandang sayap Jarrod Bowen menyamakan skor pada menit ke-52 setelah memanfaatkan bola pantulan hadangan dua bek tengah Spurs, Romero dan Ben Davies. Itu adalah sepakan tepat sasaran kedua West Ham di laga pekan ke-15 itu.
”The Hammers” benar-benar memukul Spurs ketika James Ward-Prowse mencetak gol kemenangan pada menit ke-74. Gol itu diawali kesalahan operan bek sayap kiri Spurs, Destiny Udogie, yang berniat memberikan back pass kepada Guglielmo Vicario yang bermain sebagai kiper.
Meskipun kalah akibat dua kesalahan di lini belakang, Postecoglou enggan menyalahkan individu tertentu di skuadnya. Ia menilai, hasil melawan West Ham menjadi pelajaran penting bagi timnya. ”Kami masih memiliki jalan panjang sebagai tim di musim ini,” katanya.
Manajer West Ham David Moyes mengakui timnya beruntung masih bisa berada di pertandingan ketika membiarkan Spurs mengoleksi banyak peluang di babak pertama. Kondisi itu, kata Moyes, menumbuhkan kepercayaan diri skuadnya untuk tampil lebih baik setelah jeda laga.
”Saya sangat senang kami tidak ketinggalan lebih dari satu gol di babak pertama. Di babak kedua, kami berusaha untuk tetap memberikan perlawanan dan kami mendapat keberuntungan akibat bola pantulan yang mengarah ke Jarrod (gol pertama West Ham),” ujar Moyes kepada Sky Sports.
Kemenangan pertama di kandang Spurs dalam empat tahun membantu The Hammers berada di jalur tepat untuk bersaing di zona Eropa. West Ham berada di posisi kesembilan yang hanya berjarak enam poin dari posisi empat besar.