Pembuktian Atlet Difabel Indonesia di Kancah Dunia
Setelah Asia Tenggara dan Asia, atlet difabel Indonesia kini berprestasi di kancah dunia. Mereka telah meraih delapan emas di World Abilitysport Games 2023.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
Pebalap sepeda Paralimpiade Indonesia, yaitu Sufyan Saori, Muhammad Fadli Imammuddin, dan Tifan Abid Alana (kiri ke kanan), berpose dengan medali emas pertandingan nomor Individual Time Trial C5 putra World Abilitysport Games 2023 di Suranaree University of Technologi, Nakhon Ratchasima, Thailand, Senin (4/12/2023).
NAKHON RATCHASIMA, SELASA — Setelah menorehkan prestasi gemilang di level Asia Tenggara dan Asia, para atlet difabel Indonesia meneruskan tren positif di kancah dunia melalui ajang World Abilitysport Games 2023, 1-9 Desember 2023. Dalam lima hari keikutsertaan di kompetisi terbesar dunia bagi atlet penyandang disabilitas fisik ini, Indonesia yang mengirimkan 39 atlet telah mendulang delapan medali emas.
Tiga medali emas World Abilitysport Games (WAG) 2023 di antaranya dipersembahkan atlet balap sepeda paralimpiade Indonesia nomor road race di Nakhon Ratchasima, Thailand, Selasa (5/12/2023). Pebalap klasifikasi C5 atau disabilitas dengan amputasi dari bahu, Sufyan Saori, meraih medali tertinggi setelah mencatat waktu terbaik 2 jam 9 menit 57,264 detik. Sufyan unggul atas atlet Thailand, Witsarut Dangiam (medali perak), dan Phoutthavongsay dari Laos (medali perunggu).
Muhammad Fadli Imammuddin mempersembahkan medali emas kedua setelah menjadi pebalap tercepat (2 jam 9 menit 00,024 detik) dalam perlombaan klasifikasi C4 atau disabilitas dengan amputasi kaki di bagian bawah lutut. Fadli mampu unggul atas Anre Nomme dari Estonia yang finis kedua dan Stefan Koroddi dari Swiss yang finis ketiga.
Lalu, Tifan Abid Alana menutup pesta medali emas setelah tampil impresif dalam perlombaan C3 atau disabilitas akibat celebral palsy. Tifan mencatat waktu tercepat 1 jam 53 menit 39,710 detik, unggul atas Salim Aljneibi dari Uni Emirat Arab (peringkat kedua) dan Rashed Alahmari dari Arab Saudi (posisi ketiga).
”Kami bersyukur balap sepeda Paralimpiade kembali menyumbangkan tiga medali emas dari road race. Perlombaan berjalan sengit karena ada tekanan dari atlet Thailand dan Laos. Beruntung, atlet kita mampu mengatasi tekanan itu sehingga keluar sebagai juara,” kata Erik Suprianto, pelatih balap sepeda Paralimpiade Indonesia.
Dengan tambahan tiga medali emas, secara total tim balap sepeda Paralimpiade Indonesia telah menyumbangkan enam medali emas. Sufyan, Fadli, dan Tifan juga sebelumnya telah meraih medali emas saat berlaga untuk nomor individual time trial. Prestasi dari ketiga atlet ini merupakan tiga medali emas pertama Indonesia di pentas WAG 2023.
Target saya dalam waktu dekat ini yaitu Paralimpiade Paris tahun depan. Itu mungkin Paralimpiade terakhir bagi saya. (Jendi Pangabean)
Menariknya lagi, capaian Sufyan, Fadli, dan Tifan itu diraih tak lama setelah mereka berprestasi di Asian Para Games Hangzhou 2022 pada Oktober 2023. Fadli meraih tiga medali, antara lain medali emas untuk nomor time trial, medali perak untuk nomor 4.000 meter individual pursuit, dan medali perunggu untuk nomor campuran tim 750 meter bersama Sufyan Saori dan Habib Saleh. Adapun Sufyan meraih medali perunggu untuk nomor road race. Sementara Tifan menyabet perunggu untuk nomor individual pursuit 3.000 meter.
Di Hangzhou, para atlet difabel Indonesia sukses melampaui target 10 besar. Para atlet itu pulang dengan 29 medali emas, 30 perak, dan 36 perunggu, serta finis pada posisi enam klasemen akhir Asian Para Games.
Torehan itu juga membuktikan para atlet sukses memenuhi tantangan berprestasi di level lebih tinggi. Sebab, di level Asia Tenggara, mereka sudah mampu menjadi kontingen terbaik di Asia Tenggara dengan menjadi juara umum ASEAN Para Games dalam tiga edisi beruntun dalam enam tahun terakhir.
Lecutan untuk Paralimpiade
Selain enam medali emas dari cabang balap sepeda, Indonesia juga meraih prestasi tertinggi dari cabang menembak dan renang. Atlet menembak paralimpiade, Hanik Puji Astuti, menyabet medali emas pada nomor Women's 10m Air Rifle Standing SH1. Atlet asal Jawa Tengah itu membukukan 245,4 poin dari 24 tembakan.
Dari cabang renang, Jendi Pangabean menjadi perenang terbaik untuk nomor gaya punggung 100 meter klasifikasi S9-10 atau keterbatasan pada organ gerak bagian bawah. Jendi mencatat waktu tercepat 1 menit 06,86 detik sekaligus memastikan medali emas.
Jendi mengatakan, prestasi di WAG 2023 itu melecut semangatnya untuk latihan lebih keras lagi. Atlet asal Sumatera Selatan ini menargetkan bisa lolos Paralimpiade Paris 2024.
”Target saya dalam waktu dekat ini yaitu Paralimpiade Paris tahun depan. Itu mungkin Paralimpiade terakhir bagi saya. Jadi, setelah ajang ini, saya akan fokus latihan untuk ke Paralimpiade,” ujar Jendi yang tampil di Paralimpiade Tokyo 2020.