Sejumlah hal detail menentukan gelar juara Jerman di Piala Dunia U-17 2023. Tim pelatih Jerman mempersiapkan secara matang adu penalti hingga mengasuh secara tepat Paris Brunner, ”si bocah nyentrik”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Jerman sudah mengukuhkan diri sebagai tim sepak bola remaja terbaik di dunia pada tahun ini. Setidaknya, predikat itu akan bertahan hingga akhir 2025 ketika Piala Dunia U-17 edisi ke-20 bakal digelar FIFA.
Kemenangan Jerman atas Perancis melalui drama adu penalti di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (2/12/2023), adalah buah persiapan matang dengan memikirkan hingga ke detail-detail terkecil dalam pertandingan.
Meskipun telah berpengalaman dua kali mengalahkan Perancis di Piala Eropa U-17 2023, Jerman tidak sedikit pun meremehkan lawannya. Tidak sekadar menentukan taktik untuk mengalahkan lawan, Jerman juga telah memikirkan jika pertandingan perlu ditentukan melalui adu penalti.
Nico Stremlau, pelatih kiper tim U-17 Jerman, mengumpulkan puluhan rekaman video untuk mengamati eksekusi sejumlah pemain Perancis yang berpeluang menjadi eksekutor penalti. Karena para pemain menjalani kompetisi yunior yang tidak seluruhnya memiliki akses tayangan video, tim pelatih Jerman mengumpulkan data itu melalui aplikasi pemantauan pemain berbayar, misalnya Wyscout.
Ketika wasit asal Norwegia, Espen Eskas, meniup peluit akhir dan kedudukan berakhir imbang, 2-2, Nico langsung mencetak satu lembar kertas berisi catatan arah tembakan pemain-pemain Perancis. Kertas itu diberikan ke kiper Jerman, Konstantin Heide, dengan ditempelkan ke botol minum baru yang diterimanya menjelang adu penalti.
Heide juga sempat dibekali latihan adu penalti pada sesi latihan menjelang final, Jumat (1/12/2023). ”Pelatih kiper, Nico, menyiapkan catatan itu. Itu bagian dari persiapan kami menghadapi adu penalti,” kata Heide seusai laga final.
Heide selalu melihat botol minumnya, sekilas ketika melihat eksekutor Perancis berjalan menuju kotak penalti. Ia hanya membutuhkan satu hingga dua detik untuk melihat catatan itu. Namun, kondisi sedikit berbeda ketika penendang keenam Perancis, Joan Tincres, bersiap mengeksekusi penalti. Heide lebih lama melihat catatan di botol minumnya guna mencari nama pemain Perancis itu di catatannya.
Wasit sempat meminta Heide bergegas ke bawah mistar karena Tincres telah berada di depan bola. Hasilnya, Heide kebobolan sehingga penalti berlanjut ke penendang ketujuh.
Dalam sepak bola, segala hal bisa berputar dengan cepat. Saya berusaha bermain sebaik mungkin.
Di final, Heide menahan dua tembakan yang dieksekusi pemain Perancis, yakni Bastien Meupiyou dan Thiam Gomis. Performanya itu diganjar pemain terbaik di laga final. Ia juga tampil cemerlang pada babak semifinal dengan menggagalkan eksekusi dua penendang Argentina, gelandang Franco Mastantuono dan ”wonderkid” Claudio Echeverri.
Terkait penampilan heroiknya yang membantu Jerman mengalahkan dua favorit juara, Argentina dan Perancis, Heide hanya menilai itu adalah caranya membalas kepercayaan pelatih. Pada lima laga sebelumnya, Heide berstatus kiper cadangan. Nasib Heide berubah setelah kiper utama, Max Josep-Schmitt, mengalami cedera seusai laga melawan Spanyol pada babak perempat final.
”Dalam sepak bola, segala hal bisa berputar dengan cepat. Saya berusaha bermain sebaik mungkin,” ucap Heide yang merupakan pemain didikan tim Bundesliga 3, Unterhaching.
Pendekatan pelatih
Keberhasilan mereka meraih gelar juara Piala Dunia U-17 2023 tidak lepas pula dari pendekatan personal yang diterapkan Pelatih Kepala Tim U-17 Jerman Christian Wueck. Ia fokus membina tim muda melawan kemapanan. Ia menghadirkan skuad Jerman yang lebih pragmatis. Serangan balik efektif lebih diutamakan dibandingkan dengan penguasaan bola.
Wueck bisa menjaga konsistensi permainan Jerman meskipun hanya menyisakan 16 pemain bugar pada laga kontra Argentina dan Perancis. Ia juga piawai menangani dan melakukan pendekatan ke pemain, salah satunya Paris Brunner. Oktober lalu, Brunner diskors dari skuad utama Borussia Dortmund akibat tindakan indisipliner. Di Indonesia, Brunner menjadi bintang Jerman dan terpilih sebagai Pemain Terbaik Piala Dunia U-17 2023.
Pemain ”nyentrik” yang dianugerahi Penghargaan Fritz Walter 2023 itu sebelumnya juga menerima apresiasi Pemain Terbaik Piala Eropa U-17 2023. Ketika menunggu penerbangan dari Surakarta menuju Jakarta, Minggu (3/12/2023), Brunner adalah satu-satunya anggota skuad muda Jerman yang mengenakan kaus putih. Pemain lainnya kompak memakai kaus dan celana panjang berwarna hitam yang tertempel logo tim nasional dan bendera Jerman.
Pemain kelahiran 15 Februari 2006 itu juga cuek tidur di kursi ruang tunggu Bandara Adi Sumarmo, Surakarta. Ia tertidur sembari memasukkan permen lolipop di mulutnya.
”Mereka (para pemain Jerman) harus mendapat pengakuan lebih. Tidak hanya dari asosiasi, tetapi juga klub. Kami harus berkerja sama untuk mengembangkan talenta muda agar menjadi pemain profesional gemilang,” tutur Wueck.
Tim muda Jerman dalam perjalanan udara panjang menuju Tanah Air mereka. Tak dimungkiri, persiapan dengan cermat memperhatikan setiap detail menjadi kunci Jerman mengukuhkan diri sebagai tim U-17 terbaik di dunia.