Marcus Rashford kembali mengulangi kebiasaan lamanya yang malas bergerak dan berlari. Ia menjadi sasaran kemarahan legenda Manchester United.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
NEWCASTLE, MINGGU — Tidak ada hal yang bisa dibanggakan sama sekali dari kekalahan Manchester United di markas Newcastle United, St James’ Park, Minggu (3/12/2023) dini hari WIB. ”Setan Merah” kalah segalanya dari tim tuan rumah, termasuk dalam aspek determinasi. Hal yang tidak kalah suram adalah performa penyerang Marcus Rashford. Dia banjir kritik karena kebiasaan lamanya, yaitu malas bergerak dan berlari, kembali kambuh.
MU harus pulang dengan tangan hampa dari lawatan ke Newcastle. Tim besutan manajer Erik Ten Hag takluk 0-1 lewat gol penyerang Newcastle, Anthony Gordon di menit ke-55. Dengan begitu, ”Setan Merah” sudah melewati dua laga tanpa memetik kemenangan. Sebelumnya, mereka ditahan imbang 3-3 oleh Galatasaray yang memperberat kans lolos ke fase gugur Liga Champions Eropa.
Belum usai kekecewaan para pendukung atas inkonsistensi MU, kali ini mereka juga harus menelan pil pahit setelah menyaksikan tim kesayangannya tidak mampu berbuat banyak menghadapi Newcastle. Para pemain MU tidak mampu mengimbangi agresivitas dan kreativitas serangan Newcastle. Mereka juga mudah kehilangan bola akibat pressing tinggi yang dilakukan Newcastle
Selain penampilan kolektif MU yang mengecewakan, ada satu hal yang membuat para pendukung MU meradang, yaitu minimnya kontribusi Rashford. Penyerang timnas Inggris tersebut tidak mencatatkan satu pun tembakan dan umpan silang dari sisi sayap. Rashford juga hanya melakukan 17 operan dan tiga kali kalah dalam duel perebutan bola. Dia mencatatkan 17 umpan, tetapi hanya 65 persen yang berhasil.
Sejak menit-menit awal, Rashford sudah terlihat malas dalam bergerak. Di saat rekan-rekannya berlari mundur untuk transisi negatif, Rashford berdiam diri di depan. Bila pun bergerak, ia hanya berlari-lari kecil, bahkan hanya berjalan. Penjagaannya pun buruk. Ia sempat membiarkan bek kiri Newcastle, Valentino Livramento, leluasa bergerak untuk membantu serangan.
Tiada gangguan berarti dari Rashford kepada Livramento. Dalam beberapa kesempatan, Rashford tidak terlibat dalam upaya pressing untuk mengganggu upaya membangun serangan Newcastle. Akibat performa buruknya itu, Rashford pun diganti oleh Ten Hag di awal babak kedua.
Sejak menit-menit awal, Rashford sudah terlihat malas dalam bergerak. Di saat rekan-rekannya berlari mundur untuk transisi negatif, Rashford berdiam diri di depan.
Kecenderungan irit berlari dan bergerak bukan kali ini saja ditunjukkan oleh Rashford. Pada awal tahun ini, Rashford pernah dinasihati oleh Ten Hag agar bekerja lebih keras dan tidak malas di atas lapangan untuk menjadi seorang penyerang potensial di Eropa. Pernyataan Ten Hag seakan melupakan bahwa Rashford pernah berbuat sama dan kini mengulangi kembali penyakit lamanya itu.
Kemalasan pernah membawa Rashford ke musim terburuk sepanjang kariernya bersama MU. Pada musim 2021-2022, Rashford tampil mengecewakan dengan hanya mencetak lima gol di semua kompetisi.
Saat pertama kali datang ke MU untuk mengambil alih posisi manajer dari Ralf Rangnick, Ten Hag mengaku yakin bisa membantu Rashford kembali ke performa terbaiknya. Saat itulah Ten Hag menasihati Rashford untuk menjauhi penyakit malasnya.
Namun, semuanya menguap dan Rashford kini kembali tampil melempem. Sejauh ini, Rashford baru mencetak dua gol dari 18 pertandingan bersama MU. Pesan Ten Hag yang memintanya untuk pantang berpuas diri dan terus melawan rasa malas ternyata tak dihiraukan Rashford.
Scholes geram
Kegeraman terhadap performa Rashfrod tidak hanya datang dari para pendukung MU, mantan gelandang MU, Paul Scholes, pun turut memberikan komentar pedas.
”Terlalu banyak pemain malas di tim sepak bola, Anda tidak bisa maju dengan itu. Pergi ke tempat-tempat ini, hal pertama yang Anda lakukan adalah bekerja keras. Menurut dia, untuk apa dia tetap berada di lapangan? Dia menyebabkan lebih banyak kerugian bagi tim daripada kebaikan,” kata Scholes, dikutip dari Manchester Evening News.
Serupa dengan Scholes, mantan gelandang Tottenham Hotspur dan timnas Inggris, Jermaine Jenas, turut menyebut Rashford seperti kehilangan gairah bermain di laga itu. Kemalasan Rashford membuat Livramento dan Gordon yang beroperasi di sisi kiri leluasa bergerak. Mereka kerap menjadi pemain yang paling merepotkan pertahanan MU.
Selain Rashford, Jenas juga heran dengan tingkah ujung tombak MU, Anthony Martial, yang terlihat membantah perkataan atau instruksi Ten Hag dari tepi lapangan. Saat Ten Hag memberi instruksi kepada Martial, pemain berpaspor Perancis itu mengangkat bahunya seolah enggan mendengarkan arahan Ten Hag.
”Ada terlalu banyak momen yang saya lihat dan pikirkan. Dia (Ten Hag) tampaknya sangat disiplin di luar lapangan, tetapi para pemain itu tidak menunjukkan tingkat rasa hormat yang sama di lapangan hari ini dan itu adalah kekhawatiran besar bagi saya,” kata Jenas, dikutip dari TNT Sports.
Akan tetapi, Ten Hag membela Rashford dan mengatakan pemainnya itu sudah menginvestasikan banyak waktu untuk memperbaiki performa. Ten Hag yakin ke depan Rashford akan kembali ke bentuk permainan terbaiknya dan berkontribusi terhadap tim.
”Saya ulangi lagi, dia bekerja keras dan banyak berinvestasi. Dia akan kembali, dia akan pulih dan dia mendapatkan semua dukungan kami. Saya tidak fokus pada penampilan individu,” ucap Ten Hag.