Pebalap Indonesia, Andi Farid Izdihar, yang akrab disapa Andi Gilang, meraih kemenangan perdana di kelas Asia Superbike 1000 berkat proses adaptasi yang menuntut kerja keras sejak awal musim ini.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
KOMPAS, BURIRAM —Pebalap papan atas Indonesia, Andi Farid Izdihar, meraih kemenangan pertamanya di kelas Asia Superbike 1000 dengan mendahului pebalap Jerman, Markus Reiterberger, di tikungan terakhir dalam lap terakhir di Buriram, Thailand. Ini merupakah buah dari proses adaptasi panjang yang dijalani oleh pebalap yang akrab disapa Andi Gilang itu sejak tes pramusim Asia Road Racing Championship 2023. Gilang menjadikan momentum di Buriram itu sebagai batu pijakan untuk lebih kompetitif dalam persaingan juara ASB1000, musim depan.
Gilang mengawali balapan pertama seri terakhir ARRC 2023 di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, dari posisi start terdepan. Namun, dia kemudian terlibat dalam perebutan posisi kedua dengan pebalap lain sehingga kehilangan waktu. Sementara Reiterberger yang sudah mengunci gelar juara ASB1000 bisa melepaskan diri dan mencetak selisih waktu yang besar.
Pebalap tim Honda Asia Dream Racing with Showa itu baru bisa membuat ritme pace yang solid setelah lepas dari persaingan perebutan posisi kedua sehingga dia bisa terus mendekati Reiterberger. Dalam tiga putaran terakhir, Gilang mulai merasa bisa mendahului pebalap tim Onexox BMW TKKR itu karena pace-nya lebih kuat.
Gilang pun melakukan serangan di tikungan terakhir dalap putaran terakhir. Dia menusuk dari sisi dalam Reiterberger. Pebalap asal Jerman itu berusaha mempertahankan posisinya, tetapi dia keluar lintasan dan kembali masuk lintasan di depan Gilang. Reiterberger finis pertama dengan selisih waktu 0,088 detik atas Gilang.
Namun, insiden yang terindikasi melanggar track limit itu diinvestigasi oleh steward dan kemudian Reiterberger dinyatakan melanggar dan turun satu posisi. Gilang menjadi pemenang balapan, Reiterberger kedua, dan pebalap Malaysia, Zaqhwan Bin Zaidi, di posisi ketiga.
”Saya sangat senang dengan balapan tadi. Memang, di lap terakhir sangat berisiko saya melakukan overtake Markus di tikungan terakhir. Namun, itu karena saya merasa dalam balapan kali ini saya memiliki potensi untuk memenangi balapan,” ujar Gilang.
Gilang menjadi pemenang balapan, Reiterberger kedua, dan pebalap Malaysia, Zaqhwan Bin Zaidi, di posisi ketiga.
”Dalam beberapa putaran terakhir, pace saya sangat bagus dan saya melihat Markus sedikit kesulitan dengan pace-nya. Akhirnya, kurang tiga lap–dari selisih yang jauh–saya bisa sampai di belakang dia dan saya memanfaatkan situasi itu,” lanjut pebalap asal Sulawesi Selatan itu.
”Saya memaksakan di lap terakhir dan akhirnya (meraih) pertama kali podium kesatu di ASB1000 ini. Namun, kami akan tetap melakukan evaluasi dari balapan hari ini, dan saya ingin membuat balapan kedua lebih baik lagi,” ujar Gilang.
Gilang mengawali akhir pekan balapan di Buriram ini dengan solid shingga dia meraih pole position. Dia juga mampu mencetak ritme pace yang solid, dan itu dia tunjukkan dalam balapan. Dia pun merasa bisa mendahului Reiterberger dalam tiga lap terakhir.
”Sebetulnya dari awal saya mendekati dia. Dalam beberapa lap terakhir itu, saya sudah percaya diri bahwa saya bisa mendahului dia. Tetapi, yang disayangkan adalah di lap-lap awal saya harus bertarung memperebutkan posisi kedua. Akhirnya saya kehabisan banyak waktu di situ sehingga Markus bisa bikin selisih waktu,” ujar Gilang.
”Begitu saya bisa lolos dari persaingan posisi kedua itu, saya mendekati dia dan saya merasa bisa mendahului dia. Namun, saya juga tidak menyangka bisa melakukan itu di lap terakhir karena tadi jaraknya cukup jauh,” lanjut pebalap lulusan Astra Honda Racing School itu.
”Saya akan berusaha lebih fokus lagi (dalam balapan kedua, Minggu) supaya tidak kehilangan momen lagi. Meskipun Markus mencoba untuk leading, saya sebisa mungkin akan tetap menempel dia. Jangan terulang seperti di balapan satu ini di mana dia breakaway dan membuat selisih waktu,” jelas Gilang.
Kemenangan ini sangat krusial dalam adaptasi Gilang dengan motor CBR1000RRR setelah musim lalu menjuarai kelas Supersport 600 dengan motor CBR600RR. Memacu motor yang lebih besar, lebih bertenaga, dan lebih kencang menuntut usaha lebih keras untuk bisa kompetitif.
”Tantangannya banyak karena 1000cc rasanya seperti dua kalinya 600cc, motor lebih kenceng, lebih menguras fisik, dan lebih rumit karena elektroniknya lebih banyak yang harus kita pelajari untuk menentukan setingan dibandingkan 600cc. Jadi, kita bukan hanya harus fokus di dalam sirkuit, tetapi di luar sirkuit juga harus banyak menganalisis elektronik, seperti itu,” jelas Gilang.
”Mungkin adaptasi sudah 90 persen dari seri satu sampai sekarang. Tetapi, sebetulnya di beberapa balapan saya masih kesulitan untuk ngikutin senior-senior yang lain. Jadi, masih banyak yang perlu dikembangkan lagi,” lanjut Gilang.
”Yang pasti, saya bakal mengevaluasi total satu tahun ini, dari awal tes sampai seri terakhir di tahun ini. Semua dievaluasi supaya lebih siap untuk tahun depan,” pungkas Gilang.
Gilang kini menempati posisi ketiga klasemen akhir kelas ASB1000 di ajang ARRC. Dia meraih tiga podium musim ini, dua kali podium kedua di Sugo (Jepang) dan Mandalika (Indonesia) serta kemenangan dalam balapan pertama di Buriram, Thailand. Dia bertekad menutup musim ini dengan kemenangan dalam balapan kedua di Thailand yang berlangsung Minggu (3/12) mulai pukul 16.10 WIB.