Pebalap muda RI, Fadillah Arbi Aditama, yang tampil reguler di ajang JuniorGP, memetik pengalaman krusial dari keikutsertaan di kelas Supersport 600. Motor berkapasitas mesin besar menuntut kepresisian pengendalian.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BURIRAM, KOMPAS —Fadillah Arbi Aditama memetik pengalaman penting dari penampilannya di kelas Supersport 600 dalam Asia Road Racing Championship yang akan membantu dirinya tampil lebih baik di ajang JuniorGP musim depan. Balapan dengan motor berkapasitas mesin besar dan bobot lebih berat menuntut Arbi untuk lebih kuat, lebih lincah, serta presisi dalam menentukan manuver. Karakter balapan supersport itu akan membantu Arbi dalam tampil lebih baik dalam JuniorGP dengan motor NSF250RW.
Pebalap binaan Astra Honda Motor itu musim ini tampil reguler di ajang JuniorGP yang merupakan kejuaraan dunia yunior Moto3. Ajang pretisius di Eropa itu menjadi batu loncatan para pebalap muda untuk promosi ke Grand Prix Moto3. Musim ini, dia mencatatkan pencapaian penting dengan menjadi pebalap pertama Indonesia yang memenangi balapan JuniorGP saat finis terdepan dalam balapan kedua di Barcelona.
Pebalap binaan Astra Honda Motor itu musim ini tampil reguler di ajang JuniorGP yang merupakan kejuaraan dunia yunior Moto3.
Selain tampil di ajang bergengsi itu, Arbi juga beberapa kali diikutkan dalam balapan Asia Road Racing Championship di kelas Supersport 600. Musim ini dia tampil dua kali di Mandalika, NTB, di mana dia finis di posisi kelima dan keenam dalam dua balapan ARRC seri Indonesia. Sementara akhir pekan ini, Arbi tampil dalam ARRC seri Thailand di Sirkuit Internasional Buriram, 1-3 Desember. Dia menggantikan pebalap Astra Honda Racing, Gerry Salim, yang masih menjalani pemulihan cedera.
Performa Arbi dalam balapan pertama di Buriram, Sabtu (2/12/2023), cukup sulit dalam beberapa putaran awal. Dia mampu start dengan bagus dari posisi kedelapan hingga bisa berada di rombongan depan. Namun, Arbi kemudian melakukan kesalahan dan terjatuh di tikungan keempat pada lap keenam karena ban depan tergelincir.
”Tadi saya mengawali balapan dengan start yang cukup bagus. Di putaran-putaran awal saya berusaha untuk tetap di rombongan depan dan kemudian saya merasa pace saya lebih kuat. Namun, di pertengahan balapan saya mengalami kesulitan dengan pengendalian depan karena saya terlalu memaksa dalam pengereman sehingga saya mengalami kecelakaan di tikungan empat,” jelas Arbi.
”Besok (dalam balapan kedua), saya berusaha untuk lebih tenang dan mengambil keputusan lebih baik lagi, tidak seperti di balapan pertama hari ini,” kata pebalap asal Purworejo, Jawa Tengah, itu.
”Pengalaman di Asia Road Racing ini, dengan motor cc besar, cukup membantu saya dari sisi fisik, kekuatan, dan tentunya kompetisi yang ketat. Jadi, saya akan berusaha mengambil banyak ilmu dari balapan kali ini untuk ke depan,” ungkap Arbi.
”Motor 600 cc ini beda pengendaliannya, tidak seperti NSF250RW. Kalau NSF, motornya ringan sekali. Kalau CBR600RR ini, berat sekali. Terus perlu body moving yang lebih banyak sehingga kondisi fisik, kelincahan, dan keseimbangan sangat diperlukan,” kata Arbi.
Balapan ini juga pengalaman pertama Arbi di trek Buriram sehingga dia belum terlalu mengenal karakter trek. Ini berbeda dengan performa dia di Mandalika, di mana dia sudah mengenal trek itu sebelum tampil di ARRC.
”Tadi balapan satu juga pengalaman baru bagi saya dengan kecepatan yang lebih terasa. Kalau di Mandalika, trek lurusnya pendek (jadi kecepatan SS600 belum terasa). Selain itu, saya juga sudah tahu Sirkuit Mandalika, sedangkan di sini baru pertama sehingga saya harus mempelajari titik pengereman, titik menikung,” kata Arbi.
Terkait dengan target di JuniorGP musim depan, Arbi menargetkan bisa lebih konsisten untuk bersaing meraih podium.
”Musim ini saya cukup senang dengan hasil di JuniorGP. Alhamdulillah, saya bisa menang di Barcelona. Tentunya di tahun depan saya harus banyak belajar dari JuniorGP dan ARRC musim ini. Masih banyak ruang bagi saya untuk lebih berkembang lagi,” ujar Arbi.
Manajer Motorsport Astra Honda Motor Rizky Christianto menilai, penampilan Arbi di kelas SS600 ARRC ini merupakan usaha untuk meningkatkan performanya. Dengan pengalaman memacu motor besar, diharapkan Arbi bisa memperbaiki kondisi fisik sehingga lebih kompetitif saat kembali di ajang JuniorGP.
”Arbi dia start dengan cukup baik dan bisa ikut di depan sampai dia akhrinya tancap gas dan over speed kemudian mengalami low side. Dia bisa menerapkan strategi yang lebih baik karena dari awal dia bilang dia akan start dengan lebih baik kemudian akan mengikuti pebalap di depannya. Saya menilai, sebenarnya dia sudah cukup baik, tetapi dia gagal finis. Ini jadi bekal bagus buat dia nanti di balapan kedua dan nanti kalau dia kembali ke Eropa,” jelas Rizky.