Tumpukan ”Bus” dan ”Taksi” yang Menghadang Arsenal
Setelah melalui jalan yang lapang di tengah pekan, Arsenal akan kembali menghadapi kepadatan yang diciptakan oleh Wolves. Lini serang Arsenal diuji sekali lagi.
LONDON, JUMAT — Manajer Arsenal Mikel Arteta tidak mengada-ada saat berumpama kondisi timnya musim ini seperti terkepung banyak bus dan taksi. Tim berjuluk ”Si Meriam” itu bukan tidak ingin bermain sangat ofensif dan cair seperti musim lalu, tetapi mereka kesulitan menghadapi tim-tim lawan yang semakin defensif.
”Tidak akan lancar (serangan kami) karena tidak ada ruang berlari. Saat Anda terjebak kemacetan, Anda ingin melaju dengan kecepatan 100 mil per jam. Tetapi ada tiga bus dan 55 taksi di sekitar Anda. Itu jadi rumit. Jelas musim ini berbeda dengan musim lalu,” kata Arteta tentang performa di Liga Inggris, jelang laga versus Lens tengah pekan lalu.
RC Lens membuktikan sendiri perkataan Arteta. Mereka pulang bertandang dari Stadion Emirates dengan kekalahan setengah lusin gol 0-6 dari Arsenal dalam lanjutan babak grup Liga Champions. Klub Perancis itu agak naif karena bermain terlalu terbuka setelah kecolongan gol cepat. Mereka memberikan ruang yang diharapkan Arsenal.
Setelah melewati jalan lapang, Arsenal akan kembali berhadapan dengan kemacetan seperti sepanjang musim ini. Mereka akan menjamu Wolverhampton Wanderers di Stadion Emirates, Sabtu (2/12/2023) malam WIB. Seperti diketahui, Wolves cukup ahli bermain pragmatis dengan formasi tiga bek sejajar ketika menghadapi tim besar.
Juara bertahan Manchester City dan penantang gelar Tottenham Hotspur sudah menjadi korban Wolves musim ini. Kedua tim itu takluk dari ”Si Serigala” yang kalah mutlak dalam penguasaan bola. Dipimpin penyerang Korea Selatan, Hwang Hee-chan, Wolves akan bertahan total dan menggigit balik lewat transisi secepat kilat.
Freddie Ljungberg, mantan pemain dan manajer Arsenal mengatakan, sangat wajar tim lawan lebih berhati-hati. ”Tim lain mulai menghormati Arsenal, seperti City, setelah apa yang mereka lakukan musim lalu. Tim lawan pun ingin membuat mereka kesulitan di permainan terbuka, memperlambat perpindahan bola,” ujarnya pada Sky Sports.
Arsenal memang memuncaki klasemen Liga Inggris menjelang pekan ke-14. Namun, Bukayo Saka dan rekan-rekan belum menemukan ritme terbaik di lini serang. Aliran bola tampak lebih lambat dan serangan kurang tajam. Terbukti, rerata memasukkan dari permainan terbuka merosot dari 1,8 ke 1 gol, dari peringkat kedua terbaik jadi ke-11.
Arsenal memang memuncaki klasemen Liga Inggris jelang pekan ke-14. Namun, Bukayo Saka dan rekan-rekan belum menemukan ritme terbaik di lini serang.
Meski begitu, jika dilihat lebih dalam, semua itu bukan karena Arsenal lebih berhati-hati dan pragmatis. Menurut Whoscored, mereka memimpin jumlah keberhasilan masuk ke kotak penalti lawan sebanyak 460 kali. Mereka juga mencatatkan rerata 58,7 persen penguasaan bola, hanya lebih rendah dari City.
Baca juga: Kai Havertz Lambungkan Arsenal ke Puncak Klasemen Sementara
Penurunan gol murni disebabkan tumpukan pemain lawan di zona pertahanan, terutama untuk menjaga dua penyerang sayap yang jadi tumpuan Arsenal, Saka dan Gabriel Martinelli. ”Saya selalu menghadapi dua pemain lawan. Sama seperti Gabi. Itu terjadi di setiap pertandingan. Pada akhirnya, kami hanya harus membiasakan diri,” kata Saka.
Jargon ”One-nil to The Arsenal” yang pernah populer pada masa lampau pun kembali relevan musim ini. Arsenal sudah empat kali menang dengan skor 1-0 saat musim bahkan belum berlalu separuh jalan. Musim lalu, mereka hanya tiga kali menang dengan skor tersebut sepanjang musim. Sisanya lebih sering berujung dengan pesta gol.
Kemenangan 1-0 itu pula yang terjadi pada akhir pekan lalu atas Brentford. Arsenal mencuri tiga poin setelah gol dramatis gelandang Kai Havertz di menit ke-89. Skor tersebut menunjukkan perbedaan yang sangat tipis antara hasil menang dan imbang. Itu yang membuat pengamat Jamie Carragher pesimistis terhadap kans juara Arsenal.
Baca juga: Arsenal Kembali dan Lebih Bertaji
Alasan terkuat Arsenal berada di puncak klasemen adalah pertahanan yang sangat kokoh. Mereka masih menjadi tim dengan kemasukan paling sedikit hingga saat ini, hanya 10 gol. Berkat benteng yang dijaga duet bek William Saliba dan Gabriel Magalhaes, penurunan produktivitas di lini serang tidak terlalu berdampak.
Titik balik
Kemenangan telak atas Lens bisa menjadi titik balik lini serang ”Si Meriam”. Mereka mencetak setengah lusin gol dengan enam pemain berbeda. Itu bisa mengembalikan kepercayaan diri para pemain. Skuad Arsenal seolah menegaskan tidak kehilangan kemampuan mencetak gol, melainkan hanya butuh ruang lebih.
Khususnya untuk Havertz. Gelandang tim nasional Jerman itu mulai menemukan ritme untuk mengisi peran yang ditinggalkan Granit Xhaka. Setelah tidak mampu menciptakan satu gol pun dari permainan terbuka selama 19 laga awal di seluruh kompetisi, dia menyumbang gol dalam dua laga beruntun.
”Dia menjadi lebih baik dan lebih baik (seiring waktu). Dia semakin percaya diri. Dua gol yang dicetak dia sangat penting. Satu gol (lawan Brentford) memenangkan pertandingan dan kemarin dia membuka keunggulan (lawan Lens). Kontribusinya secara keseluruhan juga sangat bagus,” kata Arteta tentang pemain yang dibeli seharga 75 juta euro pada musim panas lalu itu.
Duel pekan ini pun bisa dikatakan sebagai ujian sebenarnya untuk Arsenal. Wolves akan datang dengan skema blok rendah yang mirip dengan Brentford. Ketika bertahan, ”Si Serigala” akan menggunakan lima bek seperti Brentford. Bedanya, Wolves punya banyak senjata di lini serang yang bisa melukai balik tim tuan rumah. (AP/REUTERS)