Kemenangan atas Porto menjadi titik balik Barcelona lolos ke fase gugur Liga Champions Eropa setelah dua musim gagal.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
BARCELONA, RABU — Setelah dua musim secara beruntun gagal melaju ke fase gugur Liga Champions Eropa, Barcelona akhirnya mengakhiri tren buruk tersebut saat melibas FC Porto 2-1 di Stadion Olimpiade Lluis Companys, Spanyol, Rabu (29/11/2023) dini hari WIB. Pelatih Barca Xavi Hernandez menilai kemenangan ini sangat penting bagi timnya untuk berbalik ke tren positif.
Belakangan ini, Xavi mendapat kritik keras dari publik Spanyol akibat performa timnya yang sedang menurun. ”Akhir-akhir ini, segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan kami. Namun, kami berada di jalur yang benar. Kami percaya pada apa yang kami lakukan. Kami dapat memastikan tempat kami di babak 16 besar setelah lima pertandingan. Ini bisa menjadi titik balik,” kata Xavi dikutip dari laman UEFA.
Penurunan performa Barca terlihat setelah mereka kalah tipis 1-2 dari Real Madrid dalam duel sarat gengsi, el clasico. Dari sana, performa Barca mulai inkonsisten. Setelah kekalahan menyakitkan itu, mereka mampu memetik kemenangan 1-0 atas Real Sociedad. Namun, Barca di luar dugaan kalah 0-1 dari Shakhtar Donetsk di Liga Champions.
Kekalahan tersebut membuat Xavi panen kritik karena saat itu Barca dinilai seharusnya bisa memetik kemenangan sekaligus memastikan tempat di babak 16 besar Liga Champions. Barca punya masalah serius di lini pertahanan menyusul cederanya kiper utama, Marc-Andre ter Stegen.
Susah payah
Semenjak itu, Barca kesulitan mencatatkan nirbobol. Setelah takluk dari Shakhtar, Barca harus menang susah payah 2-1 melawan Deportivo Alaves. Barca juga gagal nirbobol saat ditahan imbang 1-1 oleh tim papan tengah, Rayo Vallecano.
Hasil minor saat melawan Donetsk memaksa Barca harus melalui laga hidup atau mati menghadapi Porto untuk memastikan tiket ke fase gugur Liga Champions untuk pertama kalinya dalam tiga musim terakhir. Hasil imbang, apalagi kalah, akan memperberat langkah Barca. Oleh sebab itu, Xavi menyiapkan rencana khusus untuk memetik kemenangan atas Porto.
Satu perubahan mencolok dilakukan Xavi di lini belakang. Ia menurunkan Joao Cancelo di pos bek kiri. Cancelo biasanya beroperasi di sayap kanan Barca. Namun, sebagai pemain sayap, Cancelo juga fasih bermain sebagai bek kiri, apalagi dia sempat lama menjadi bek kiri saat masih dilatih Pep Guardiola di Manchester City.
Capaian ini sekaligus menjadi pembuktian Barca bahwa mereka mampu melangkah jauh di Liga Champions meski tanpa Lionel Messi. Setelah Messi pergi, Barca selalu terhenti dini.
Pilihan taktik itu diambil Xavi untuk memanfaatkan eksplosivitas Cancelo saat maju membantu serangan. Belakangan ini, Porto kerap kewalahan membendung serangan yang dimulai dari sisi kanan pertahanan mereka. Sepanjang pertandingan, Barca paling sering membangun serangan dari sisi kiri, yakni sebesar 38 persen.
Terbukti, keputusan Xavi memberikan peran baru pada Cancelo berbuah manis. Cancelo mencetak gol penyeimbang Barca dan memberikan asis kepada Joao Felix yang mencetak gol kemenangan.
”Pelatih memberi kami rencana permainan yang bagus, fokus pada titik lemah dan kuat mereka. Kami diperintahkan untuk menekan mereka, menghentikan menguasai bola, dan kami memberikan kinerja yang sangat tegas. Kami sangat senang bisa sukses dan lolos,” kata kiper Barca, Inaki Pena.
Peran Cancelo
Cancelo menjalankan instruksi Xavi dengan sangat baik. Dia rajin membantu serangan, bahkan terkadang hingga maju sejajar dengan tiga pemain depan, yaitu Felix, Robert Lewandowski, dan Raphinha. Dengan cara ini, Xavi bermaksud memanfaatkan lebar lapangan dan kemampuan Cancelo dalam menusuk masuk ke area tengah dari sisi sayap.
Gol pembuka Barca yang dicetak Cancelo terjadi dari skema seperti itu. Saat para pemain Porto fokus mempertebal area tengah pertahanan, Cancelo dengan mudah menerima bola, lalu menusuk ke jantung pertahanan Porto. Pemain timnas Portugal itu menempatkan bola ke tiang jauh yang sulit dijangkau kiper Porto, Diogo Costa. Gol ini membangkitkan kembali semangat para pemain Barca yang jatuh akibat kebobolan lebih dulu lewat tendangan Pepe.
Pada momentum tersebut, Barca masih memperlihatkan titik lemah dalam pertahanan. Para pemain Porto begitu mudah melewati struktur garis pertahanan tinggi Barca dengan satu kali umpan lambung. Para pemain bertahan Barca juga tidak memiliki kemampuan merebut kembali bola (recovery) yang mumpuni. Bola muntah hasil sepakan Galeno pun lambat diantisipasi Frenkie de Jong sehingga Pepe dengan mudah mendapatkan ruang tembak.
Kelemahan dalam bertahan itu juga terjadi dari peluang emas yang diperoleh gelandang Porto, Alan Varela. Berawal dari tusukan di sisi kanan pertahanan, para pemain Barca sulit menghentikan manuver Galeno. Selain itu, pemain belakang Barca lainnya tidak ada yang mengantisipasi pergerakan Varela hingga membahayakan gawang Pena. Beruntung, Pena mampu tampil cemerlang dengan mencatatkan empat penyelamatan gemilang.
”Pertama-tama, mari kita kenali kualitas Porto. Mereka menekan kami dengan baik. Namun, jelas bahwa di babak kedua kami banyak berkembang,” kata bek Barca, Jules Kounde.
Cancelo kembali membuktikan kualitasnya di babak kedua saat berperan dalam gol pembalik keadaan Barca. Dia dengan jeli melihat Felix berdiri tanpa pengawalan dan mengarahkan bola kepadanya. Dengan sekali sentuh, Felix membuat jala Porto bergetar untuk kedua kalinya. Felix bersukacita dengan gol itu karena bisa kembali mencetak gol setelah dua bulan lamanya.
”Saat jeda, saya mengatakan kepada para pemain bahwa mereka harus lebih berani, bahwa mereka harus mengambil risiko yang tepat untuk membawa bola keluar dengan lebih baik,” kata Xavi.
Tiga poin yang didapat dari Porto membawa Barca ke puncak Grup H dengan koleksi 12 poin dari lima pertandingan. Sementara Porto, yang tertahan di peringkat kedua, harus memastikan diri tidak kalah dari Donetsk di pertandingan selanjutnya untuk memastikan tempat di babak 16 besar.
Xavi bersyukur timnya bisa lolos ke fase gugur setelah gagal selama dua musim beruntung. Capaian ini sekaligus menjadi pembuktian Barca bahwa mereka mampu melangkah jauh di Liga Champions meski tanpa Lionel Messi. Setelah Messi pergi, Barca selalu terhenti dini di fase grup.
Hasil positif atas Porto pun memberi kepercayaan diri bagi Xavi dan para pemainnya. Mereka berhasil keluar dari tren buruk dan bersiap menatap laga berat selanjutnya melawan Atletico Madrid di Liga Spanyol.