Bara ”grup neraka” Liga Champions Eropa telah membakar AC Milan. Kebangkitan pada laga sebelumnya adalah semu. Milan kini justru terbenam.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
MILAN, RABU — Kemenangan atas Paris Saint-Germain pada laga Liga Champions Eropa sebelumnya hanya menjadi kebangkitan semu bagi AC Milan. Alih-alih meneruskan hasil positif demi menandai titik balik, Milan justru takluk 1-3 dari Borussia Dortmund, Rabu (29/11/2023) dini hari WIB. Kekalahan itu tak hanya membuat AC Milan terbenam di Grup F yang dijuluki ”grup neraka”, tetapi juga menipiskan peluang mereka melaju ke fase gugur.
Kemenangan 2-1 atas PSG, awal November lalu, seperti tidak ada artinya lagi. Kemenangan pertama setelah dua pertandingan fase grup lainnya yang selalu berakhir imbang itu menumbuhkan asa lolos babak 16 besar. Namun, penampilan antiklimaks Milan saat melawan Dortmund dalam laga kedua di Stadion San Siro itu justru mengkhianati upaya mereka sendiri.
Milan sebenarnya memiliki peluang memimpin lebih dulu lewat kesempatan penalti. Namun, Olivier Giroud gagal membobol gawang dari titik putih. Justru, melalui titik putih, klub berjulukan ”Rossoneri” ini kebobolan. Maka, gol Samuel Chukwueze pada menit ke-37 untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1 seperti menandai kebangkitan Milan pada laga itu. Namun, kebangkitan itu juga ternyata semu.
Setelah turun minum, penampilan Milan penuh kesalahan, terutama dalam bertahan. Pertahanan skuad asuhan Stefano Pioli ini keropos selepas Malick Thiaw diganti lantaran cedera. Sementara pemain lainnya malah meninggalkan posnya sehingga memudahkan Dortmund menciptakan peluang. Davide Calabria, misalnya, tak ada di area kanan pertahanan Milan sehingga Jamie Bynoe-Gittens tak terkawal saat membobol gawang Mike Maignan.
Padahal, intensitas menyerang Milan tak berkurang sejak babak pertama. Selain unggul tipis dalam jumlah tembakan yang dilepaskan (8 berbanding 7), Calabria dan kawan-kawan juga lebih menguasai bola dengan 56 persen. Di sisi lain, lini belakang Dortmund disiplin memutus aliran bola Milan. Mereka melakukan intersep sebanyak 5 kali dan sapuan 16 kali.
”Ketika Anda tidak mencetak gol dan kemudian kebobolan, itu akan membuat Anda kehilangan semangat. Tentu saja kehilangan Thiaw juga merusak keseimbangan pertahanan kami. Kami seharusnya bisa bertahan lebih baik dalam situasi seperti itu. Ini adalah malam yang mengecewakan bagi kami,” ujar Pioli dikutip dari Football Italia.
Fokus ke Newcastle
Pioli menambahkan, timnya kini akan fokus pada laga terakhir melawan Newcastle United. Kendati peluang untuk lolos kian tipis, Milan akan berusaha untuk menampilkan permainan yang bagus dan memenangi pertandingan.
Gelandang Milan, Yacine Adli, menyampaikan hal serupa. Ditariknya Thiaw dan penyesuaian taktis yang diterapkan membuat Milan kesulitan menemukan keseimbangan. Kini, kesempatan terakhir Milan untuk melaju lebih jauh adalah memenangi pertandingan melawan Newcastle.
”Kami akan memberikan segalanya di Newcastle dan mencoba untuk menang meskipun kami memiliki peluang 2-3 persen untuk lolos sekarang. Namun, kami akan memberikan segalanya,” ujar Adli.
Sebelum laga Milan versus Dortmund dan pertandingan Grup F lainnya antara PSG dan Newcastle, belum ada tim di grup itu yang dipastikan lolos ke-16 besar. Semua tim masih berpeluang untuk melangkah ke fase grup setelah Dortmund memimpin grup dengan 7 poin, diikuti PSG (6), Milan (5), dan Newcastle (4).
Keseimbangan pertahanan kami. Kami seharusnya bisa bertahan lebih baik dalam situasi seperti itu. Ini adalah malam yang mengecewakan bagi kami. (Stefano Pioli)
Namun, kemenangan Dortmund atas Milan dan hasil imbang PSG versus Newcastle membuat hitung-hitungan rumit di grup tersebut mulai terurai. Dengan satu kemenangan, tim berjulukan ”Die Borussen” ini sudah memastikan tiket lolos ke babak 16 besar. Sementara bagi Milan, yang terdampar di dasar klasemen, menang atas Newcastle pada laga pamungkas saja tidak cukup.
Milan juga menggantungkan nasib pada laga Dortmund versus PSG. Tim yang mengoleksi tujuh gelar juara Liga Champions Eropa ini berharap Dortmund mengalahkan PSG agar mereka bisa mendapat jatah satu tiket tersisa.
Setali tiga uang, Dortmund bertekad untuk meraih kemenangan dalam pertandingan terakhir melawan PSG di kandang meski tiket ke 16 besar sudah ada dalam genggaman. Skuad asuhan Pelatih Edin Terzic ini ingin finis di puncak grup agar menghindari beberapa tim terkuat di babak 16 besar.
”Kami tidak ingin membeda-bedakan pertandingan. Kami memainkan semuanya untuk menang. Kami tidak ingin memberikan hadiah apa pun kepada PSG, Newcastle, atau Milan,” ujar Terzic. (AP)