Martin Tanggalkan Beban Juara
Jorge Martin menanggalkan beban juara MotoGP sehingga dia akan tampil lepas dalam sprint dan balapan utama di Valencia.
CHESTE, KAMIS – Jorge Martin sudah melupakan balapan mengecewakan di Qatar dan menjalani balapan penutup MotoGP di Valencia dengan rileks. Pebalap tim Prima Pramac Racing itu tidak lagi memikirkan persaingan juara setelah tertinggal 21 poin dari Francesco Bagnaia meskipun peluang juara masih tetap ada. Martin tetap berusaha memenangi balapan sprint dan balapan utama, seperti seri-seri sebelumnya, tetapi tanpa beban harus juara.
”Jelas setelah hasil balapan terakhir sekarang keadaan menjadi lebih sulit. Kami mengawali balapan itu (di Qatar) dengan bagus dengan memangkas selisih poin. Tetapi, sekarang kami menjauh,” ujar Martin dalam konferensi pers di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Kamis (23/11/2023), menjelang tengah malam WIB.
Martin kini tertinggal 21 poin dari Bagnaia setelah balapan utama di Lusail yang mengecewakan. Dia hanya bisa finis di posisi ke-10 yang dia yakini karena mendapat ban yang jelek. Akibatnya, dia tidak bisa menghentikan motor, sangat kesulitan menikung, dan pace satu detik di bawah sprint. Balapan itu sangat mengecewakan karena sebelumnya dia hanya terpaut tujuh poin dari Bagnaia.
”Tetapi, sekarang saya cukup rileks. Setelah balapan itu saya memahami bahwa sekarang akan sulit untuk juara. Apa pun itu, saya senang dengan apa yang saya lakukan di sepanjang musim ini,” ujar Martin.
”Sekarang saya tidak memiliki apa pun untuk dipertaruhkan, saya akan menikmati akhir pekan ini, dan berusaha memenangi kedua balapan, dan Anda tahu saya sangat mampu melakukan itu di trek yang sangat saya nikmati, dan saya juga sangat kencang di sini. Ya, saya akan berusaha melakukan itu dan memenangi kedua balapan,” ujar pebalap asal Spanyol itu.
Martin mengaku sudah melupakan kejadian mengecewakan di Lusail, dan kini mendekati balapan penutup dengan mentalitas berbeda. Dia tidak lagi memikirkan gelar juara, dan hanya fokus menutup musim ini dengan kemenangan lain. Musim ini Martin sangat solid dengan delapan kemenangan dalam sprint, dan empat kemenangan dalam balapan utama.
Martin mengaku sudah melupakan kejadian mengecewakan di Lusail, dan kini mendekati balapan penutup dengan mentalitas berbeda.
”Bagi saya cukup mudah untuk melupakan itu (balapan di Qatar), maksud saya, saya memahami itu bukan kesalahan saya. Saya justru yang berusaha membuat orang-orang di sekitar saya senang, seharusnya sebaliknya,” ujar Martin.
Baca juga: Angka Sakral 16 Penentu Pecco Juara
”Jadi, seperti itu adanya, dan saya tidak ingin memikirkan itu, hanya fokus pada akhir pekan ini. Dahulu 21 poin mungkin besar, tetapi sekarang mungkin tidak terlalu besar, dan kami masih memiliki peluang. Dan, apa pun hasilnya akan bagus, jika kami finis kedua akan bagus, dan jika kami menang akan mengagumkan,” ungkap Martin.
Pebalap berusia 25 tahun itu berpeluang besar memenangi kedua balapan di Valencia karena dia sangat solid di sana dengan meraih pole position pada 2021 dan 2022. Dalam dua musim itu, dia finis di posisi kedua dan ketiga dalam balapan.
”Saya tidak menyukai trek ini saat saya di Moto3, tetapi begitu yang meraih kemenangan pertama saya pada 2017, saya mulai menyukai trek ini. Sekarang saya menikmati, saya selalu bisa kencang, saya selalu memiliki pace yang sangat bagus, dan meraih dua pole position terakhir. Saya yakin, ini trek di mana kami bisa memenangi kedua balapan itu. Tetapi, premisnya adalah, meskipun memenangi kedua balapan, itu mungkin tidak cukup. Jadi, kita lihat saja apa yang akan terjadi,” ujar Martin.
Dia hanya berharap tidak mendapat ban jelek seperti di Qatar karena itu akan membuat dirinya kehilangan peluang menang. Terkait ban jelek yang dia nilai sebagai penyebab performanya anjlok dalam balapan panjang di Lusail, hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dari Michelin.
”Belum, belum. Jelas itu sulit, saya banyak mengumpat sejak lap pertama dan saya belum mendapat jawaban apa pun. Hal seperti ini memerlukan waktu untuk menganalisis. Mungkin saya berbicara terlalu banyak setelah balapan karena saya orang yang impulsif. Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi kita lihat saja, mungkin dalam satu, dua bulan, kami akan memahami itu,” ujar Martin.
Dia mengaku baru pertama kali mengalami kesulitan yang luar biasa dengan ban. Selama ini, memang ada perbedaan kinerja ban dalam sesi latihan, tetapi tidak besar. Sementara dalam balapan utama di Qatar perbedaan pace mencapai satu detik.
”Mungkin saya beruntung karena itu tidak pernah terjadi pada saya, dan pertama kali itu terjadi pada saya, dan itu hal terburuk yang mungkin terjadi. Tetapi, ya, dalam latihan Anda merasa satu ban lebih baik dari yang lain, tetapi hanya 0,2; 0,3 (detik). Saya tidak pernah mengalami perbedaan satu detik dengan ban, dan itu yang terjadi di Qatar,” ujar Martin.
Meskipun kini peluang juara tipis, Martin tetap bisa berbangga dengan performanya yang membantu Pramac meraih gelar juara tim. Ini pencapaian besar bagi tim independen karena mengalahkan tim-tim pabrikan.
”Saya sangat bangga dengan tim ini. Pada saat kami datang kami bahkan tidak di posisi tiga besar dalam kejuaraan tim, dan tahun ini kami menang. Menurut saya, bagi tim satelit ini sesuatu yang penting dan besar bisa mengalahkan semua tim pabrikan. Jadi saya bangga pada mereka, dan saya pikir kami memiliki semuanya untuk bersaing meraih gelar ke depan, dan saya senang berada di sini. Saya harap kami bisa melakukan itu (juara) musim depan,” ujar Martin.