Bagnaia Hindari Ulang Momen Rossi-Hayden
Bagnaia berusaha tidak mengulang kegagalan Valentino Rossi juara pada 2006 karena jatuh dalam seri terakhir di Valencia.
CHESTE, KAMIS – Francesco Bagnaia memasang target juara MotoGP dalam balapan sprint di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia. Namun, dia tetap akan berhitung dengan risiko sehingga tidak akan memaksakan diri untuk menang karena masih ada kesempatan dalam balapan utama. Bagnaia tidak ingin mengulang kesalahan Valentino Rossi pada 2006 di mana gelar juara melayang karena dia terjatuh sehingga Nicky Hayden juara.
Akhir pekan ini, Bagnaia ingin memastikan gelar juara tidak berpindah ke tangan Jorge Martin. Bagnaia yang unggul 21 poin atas Martin bisa mengunci gelar juara MotoGP 2023 dalam balapan sprint, Sabtu (25/11/2023), jika meraih empat poin lebih banyak dari pesaingnya itu.
Namun, jika dalam balapan 13 putaran itu dia menghadapi risiko besar kecelakaan, hasil apa pun akan dia terima. Kemudian, dia akan berusaha lagi dalam balapan utama pada Minggu (26/11/2023). Balapan sprint dan balapan utama akan start mulai pukul 21.00 WIB.
Pebalap tim pabrikan Ducati itu berhitung dengan risiko, salah satunya karena dia tidak ingin mengulang kesalahan mentornya, Valentino Rossi, pada 2006. Waktu itu, Rossi menuju seri terakhir di Valencia dengan keunggulan delapan poin atas Nicky Hayden. Akhir pekan itu berjalan mulus dengan Rossi meraih pole position. Namun, dalam balapan, Rossi terjatuh dan finis di posisi ke-13. Sementara Hayden finis di posisi ketiga dan menjadi juara MotoGP.
”Itu sesuatu yang tidak terlintas dalam benak saya. Itu telah tejadi, serta telah berlalu, dan setiap situasi berbeda. Vale datang ke sini dengan selisih poin itu dalam kejuaraan, kemudian dia meraih pole position dan dia terjatuh dalam balapan sehingga Nicky juara,” ujar Pecco, sapaan Bagnaia, dalam konferensi pers di Sirkuit Ricardo Tormo, Kamis (23/11/2023) menjelang tengah malam WIB.
”Itu sesuatu yang bisa terjadi. Saya berada di sini untuk tidak melakukan hal yang sama, juga karena dalam hal apa pun, Jorge memiliki potensi yang bagus. Saya tahu persis, jika semuanya oke, dia akan bisa bertarung meraih kemenangan. Jadi, penting untuk tetap tenang, bekerja dengan baik, dan berusaha mengatasi setiap situasi,” ujar Pecco.
Bagnaia pernah berada dalam situasi seperti ini pada 2022, ketika juara ditentukan dalam balapan terakhir. Musim lalu dia unggul 23 poin atas Fabio Quartararo, dan kali ini unggul 21 poin atas Martin. Namun, musim ini ada balapan sprint sehingga ada tambahan 12 poin maksimal untuk diraih.
Bagnaia memiliki opsi paling mudah untuk juara, yaitu finis di posisi kelima dalam sprint dan balapan utama.
”Dua poin lebih sedikit dari tahun lalu, tetapi 12 poin lebih banyak untuk diraih. Jadi jelas ini situasi yang berbeda dengan 37 poin yang ada di setiap akhir pekan, jadi kita lihat saja,” ujar Bagnaia.
”Akan penting untuk mengawali dengan baik besok untuk memiliki feeling bagus sejak FP1 dan sudah tancap gas dalam sesi latihan untuk berada di sepuluh besar (lolos langsung ke Q2). Tetapi, saya cukup yakin dengan aspal baru di trek ini akan bisa bagus bagi kami,” lanjut pebalap asal Italia itu.
Baca juga: Peluang Pertama Pecco Juara dalam Sprint
Bagnaia memiliki opsi paling mudah untuk juara, yaitu finis di posisi kelima dalam sprint dan balapan utama. Dengan hasil itu, dia akan tetap juara meskipun Martin memenangi kedua balapan itu. Namun, juara MotoGP 2022 itu tetap akan berusaha memenangi kedua balapan dengan risiko terukur.
”Ini fakta yang saya sukai, tetapi saya akan melakukan yang maksimal. Yang pasti besok akan sangat penting untuk memahami semua hal, dan menyerang pada Sabtu. Akan sangat penting untuk kompetitif dan berusaha memenangi balapan sprint, dan kemudian pada Sabtu sore memutuskan strategi untuk balapan Minggu. Target maksimal adalah bisa start dari baris terdepan, dan kemudian tancap gas dalam sprint untuk berusaha meraih kemenangan,” ujar Pecco.
”Harapannya adalah berusaha memenangi kejuaraan pada Sabtu. Tetapi, jika saya melihat risikonya terlalu tinggi, saya akan mengambil apa pun hasilnya, dan berusaha melakukan itu pada Minggu. Jelas kami dalam situasi yang lebih baik dibandingkan Jorge, tetapi 21 poin tidak cukup untuk bisa tenang,” ujar Pecco.
Terkait kondisi tekanan menjelang balapan penentuan juara ini, Pecco mengaku lebih tenang dibandingkan musim lalu. Dia juga belajar dari pengalaman 2022 untuk mengatasi tekanan. Namun, Pecco juga mengakui bahwa tekanan akan semakin besar seiring berjalannya akhir pekan balapan.
”Dalam beberapa situasi, Anda menjadi yang paling tenang, dan orang-orang di sekitar Anda menjadi lebih resah. Tahun lalu di Valencia, saat saya makan siang sebelum balapan, saya dalam kondisi tenang memikirkan urusan saya, dan orang-orang datang mendekati saya, biasanya saya makan sendirian. Tetapi, waktu itu, teman-teman saya, keluarga saya (berada di sekitar saya), membicarakan banyak hal. Mereka merasakan tekanan lebih besar dari saya,” ujar Bagnaia.
”Tetapi, saya bisa mengatakan bahwa Minggu tahun lalu saya merasakan tekanan yang sangat besar sebelum start, dan itu tidak mudah, tetapi itu wajar. Tahun ini saya pikir saya bisa memahami itu dengan lebih baik, dan saya belajar dari tahun lalu. Jadi, saya pikir saya akan bisa mengatasi dengan lebih baik. Tetapi, tekanan akan terus berkembang hari demi hari,” ujar Pecco.
Jika Pecco juara musim ini, dia akan menjadi bagian dari sedikit pebalap yang bisa mempertahankan gelar juara. Selain itu, dia juga akan mengulang pencapaian Mick Doohan yang bisa kembali juara setelah menggunakan nomor 1.
”Dari yang saya ingat, hanya Vale dan Marquez yang melakukan itu (juara beruntun), jadi jelas akan sangat bagus untuk bisa meraih target seperti itu. Tetapi, ini sesuatu yang hanya bisa saya pikirkan setelah itu terjadi. Sekarang, saya hanya memikirkan untuk besok, dan berusaha menikmati berkendara. Saya tahu ini trek yang bagus bagi kami, dan akan bagus untuk bisa kompetitif,” ujar Bagnaia.