Duo Barcelona menentukan bagi laju Spanyol ke babak delapan besar. ”La Rojita” di jalur yang tepat untuk mengejar gelar Piala Dunia U-17 perdana.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR, NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA
Pesepak bola tim Jepang, Keita Kosugi (kanan), berebut bola dengan pesepak bola tim Spanyol, Quim Junyent (kiri), pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (20/11/2023).
SURAKARTA, KOMPAS — Spanyol memiliki pengalaman manis ketika bergantung pada pemain binaan akademi Barcelona, La Masia, di Piala Dunia U-17. Hal itu berpeluang terulang lagi di Indonesia 2023. Dua pemain asal tim Catalan itu memastikan kemenangan, 2-1, Spanyol atas Jepang, Senin (20/11/2023) malam, di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah.
Quim Junyent dan Marc Guiu memastikan kemenangan penting Spanyol untuk melaju ke babak perempat final Piala dunia U-17 2023. Spanyol melanjutkan tradisi minimal menembus fase delapan besar dalam enam partisipasi beruntun di Piala Dunia U-17 sejak Finlandia 2003.
Seiring performa gemilang pemain-pemain didikan La Masia, bisa menjadi modal Spanyol untuk kembali menembus partai puncak yang pernah mereka capai pada Finlandia 2003, Korea Selatan 2007, dan India 2017. Dalam tiga edisi itu, pemain La Masia menjadi tulang punggung ”La Rojita”, julukan tim yunior Spanyol.
Pada 2003, Cesc Fabregas menjadi pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik. Lalu, Bojan Krkic, pemain paling bersinar di edisi 2007. Kemudian, pada 2017, giliran Abel Ruiz menjadi tumpuan gol Spanyol. Namun, ketiga pemain itu hanya mampu mempersembahkan medali perak untuk Spanyol.
ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA
Pesepak bola tim Jepang, Aren Inoue (kiri), berebut bola dengan pesepak bola tim Spanyol, Andres Cuenca (kanan), pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (20/11/2023). Spanyol menang atas Jepang dengan skor 2-1.
Pelatih Spanyol Jose Lana menganggap semua akademi klub di Spanyol telah melakukan kerja baik untuk membantu pembentukan tim yunior Spanyol yang tangguh. Meskipun memainkan seluruh pemain asal Barcelona atau tepatnya delapan pemain, yang tujuh di antaranya tampil sejak sepak mula, Lana enggan menganggap La Masia lebih istimewa dibandingkan akademi lain.
Hanya kebetulan saja pemain terbaik yang tersedia berasal dari La Masia.
”Hanya kebetulan saja pemain terbaik yang tersedia berasal dari La Masia. Saya berterima kasih kepada semua klub Spanyol yang melakukan usaha maksimal untuk membentuk akademi sepak bola terbaik sehingga kami bisa memiliki pemain-pemain muda berkualitas,” kata Lana seusai laga.
Setelah menyingkirkan Jepang, yang memegang predikat juara Piala Asia U-17 2023, Spanyol akan berjumpa pemenang duel antara Jerman menghadapi Amerika Serikat di babak perempat final. Duel itu akan berlangsung di Stadion Internasional Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Untuk melanggengkan misi mengejar trofi Piala Dunia U-17 perdana, langkah Spanyol juga akan rumit menuju partai puncak. Seandainya melaju ke babak empat besar, mereka telah ditunggu wakil Amerika Selatan terbaik di Indonesia 2023.
ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA
Pesepak bola tim Spanyol, Marc Guiu (kanan), berebut bola udara dengan pesepak bola tim Jepang, Kaito Tsuchiya (kiri), pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (20/11/2023). Spanyol menang atas Jepang dengan skor 2-1.
Sementara itu, bagi Jepang, mereka kembali gagal keluar dari perangkap babak 16 besar. Dalam empat partisipasi terakhir di Piala Dunia U-17, langkah ”Samurai Biru” selalu terhenti di fase perdelapan final.
Rento Takaoka, penyerang Jepang, kecewa dan sedih gagal membawa timnya mengalahkan Spanyol. Selain tersingkir, Takaoka juga gagal melanjutkan ketajamannya yang selalu mencetak gol di tiga laga fase grup.
”Ini hasil yang mengecewakan bagi kami, tetapi kami memetik banyak pelajaran yang penting bagi kami untuk menembus level sepak bola tertinggi di masa depan,” tutur Takaoka yang menutup Piala Dunia U-17 2023 dengan torehan empat gol.
Dominasi trio gelandang
Spanyol tetap menjalankan pakem permainan mereka yang mengandalkan superioritas penguasaan bola. Trio lini tengah asal Barcelona, yaitu Junyent, Pau Prim, dan Juan Hernandez, tidak mampu diimbangi oleh pemain gelandang Jepang dalam permainan bola-bola pendek.
ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA
Pesepak bola tim Spanyol, Marc Guiu, berselebrasi seusai berhasil mencetak gol ke gawang tim Jepang pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (20/11/2023). Spanyol menang atas Jepang dengan skor 2-1.
Prim menjaga keseimbangan sebagai ”jembatan” antara lini belakang dan depan, sedangkan Hernandez berperan sebagai playmaker yang menentukan penempatan bola di sepertiga akhir pertahanan Jepang. Adapun Junyent bergerak lebih fleksibel sebagai gelandang box-to-box.
Peran yang lebih ofensif itu membantu Junyent berperan pada dua gol yang dicetak Spanyol. Ia membobol gawang Jepang pada tembakan pertama Spanyol ke gawang duta Asia itu ketika laga baru berjalan delapan menit.
Memasuki menit ke-74, Junyent memberikan umpan terobosan untuk melayani Guiu yang bergerak di antara dua bek tengah Jepang, Kaito Tsuchiya, dan Kotaro Honda. Itu adalah tembakan ke gawang satu-satunya Guiu yang bernomor punggung sembilan.
Junyent senang bisa memberikan satu gol dan satu asis di laga melawan Spanyol. Kini, ia telah menyumbangkan dua gol bagi La Rojita.
”Saya tidak mematok target untuk mencetak gol. Bagi saya yang terpenting saya bisa memberikan peran untuk membantu tim meraih kemenangan dan terus melaju ke babak selanjutnya,” ucap Junyent.
ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA
Penjaga gawang tim Jepang, Wataru Goto, menutup mukanya saat wasit meniup peluit akhir pertandingan melawan tim Spanyol pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (20/11/2023). Spanyol menang atas Jepang dengan skor 2-1.
Selain unggul angka di papan skor, Spanyol juga mengkreasi peluang lebih banyak dengan 13 tembakan, sedangkan Jepang menghasilkan sembilan tembakan. Dominasi Spanyol di lapangan tengah ditegaskan melalui catatan 68 persen penguasaan bola. Sementara itu, Jepang hanya mengoleksi 32 persen penguasaan bola.
La Rojita pun mencatatkan 692 operan sukses, sedangkan Jepang hanya 282 operan tepat sasaran. Catatan operan Spanyol itu meningkat dibandingkan rerata 655 operan sukses per laga di tiga pertandingan fase grup.
Kemenangan Spanyol atas Jepang di Piala Dunia U-17 2023 juga mengakhiri catatan buruk Spanyol menghadapi ”Samurai Biru”. Sebelumnya, Spanyol selalu tumbang dari Jepang di Piala Dunia Qatar 2022 dan Piala Dunia Putri Australia-Selandia Baru 2023.
”Taktik kami untuk bermain operan lebih cepat membuahkan hasil positif di babak kedua. Jepang adalah tim kuat yang memaksa kami tampil lebih baik,” kata Lana.
Satu-satunya gol Jepang tercipta melalui sepakan terarah penyerang, Gaku Nawata, lima menit menjelang waktu normal babak pertama berakhir. Di babak kedua, Samurai Biru gagal memaksa kiper Spanyol, Raul Jimenez, melakukan penyelamatan.