Di fase gugur, Piala Dunia U-17, Meksiko dikepung oleh tiga tim yang mengejar gelar perdana. Drama sengit akan tersaji.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, akan menjadi saksi bagi Meksiko untuk melanjutkan dominasi di Piala Dunia U-17 2023. Namun, di pihak lain, Mali juga punya ambisi menjadi tim Afrika ketiga yang membawa pulang trofi juara turnamen FIFA paling yunior itu.
Duel kedua tim itu di babak 16 besar akan digelar Selasa (21/11/2023) pukul 15.30 WIB. Setelah itu, digelar duel Maroko kontra Iran pada pukul 19.00 WIB yang menutup penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023 di Bung Tomo.
Meksiko adalah tim yang paling terakhir tiba di Surabaya. Setelah menjalani laga pamungkas fase grup, Sabtu (18/11/2023), skuad ”El Tri”, julukan tim Meksiko, tiba di Surabaya, Minggu (19/11/2023), setelah menempuh perjalanan udara dari Bandung, Jawa Barat. Maka, mereka baru bisa menjalani latihan resmi menjelang laga babak 16 besar pada Senin (20/11/2023).
Namun, menurut Pelatih Meksiko Raul Chabrand, kondisi itu tidak akan memengaruhi performa timnya. Skuad Meksiko telah bersiap untuk melanjutkan tren kemenangan yang mereka raih ketika melibas Selandia Baru, 4-0, di duel pamungkas Grup F.
”Kami berusaha maksimal mempersiapkan seluruh pemain secara fisik dan mental untuk menghadapi Mali. Lawan memiliki masa persiapan lebih lama, tetapi kami tengah dalam momentum positif,” ungkap Chabrand di Stadion THOR, Surabaya, kemarin.
Meskipun memulai turnamen dengan tidak terlalu baik seusai tumbang dari Jerman, lalu ditahan imbang oleh 10 pemain Venezuela, Meksiko memiliki mentalitas tangguh setiap tampil di Piala Dunia U-17 2023.
Sejak memasuki milenium baru, terdapat tiga tim yang sangat dominan di Piala Dunia U-17. Ketiga tim itu menembus partai puncak, minimal dalam tiga dari 10 penyelenggaraan sejak edisi Trinidad-Tobago 2001.
Kami akan berjuang keras untuk memenuhi target menjadi juara. Usaha keras di fase grup akan kami lanjutkan di babak 16 besar.
Nigeria—yang tidak tampil di Indonesia 2023—menembus final di lima edisi. Tiga di antaranya berbuah gelar kampiun. Brasil meraih dua gelar juara dalam periode serupa. ”Selecao” mampu tiga kali menembus partai puncak, termasuk pada edisi 2019.
Adapun Meksiko mampu empat kali tampil di laga final selama Piala Dunia U-17 di abad ke-21. Mereka membawa pulang trofi dan medali emas pada dua edisi yang berlangsung di Benua Amerika, yaitu Peru 2005 dan ketika menjadi tuan rumah pada edisi 2011.
Ambisi Meksiko meraih trofi Piala Dunia U-17 untuk ketiga kali gagal tercipta karena kalah dari Brasil pada edisi 2019. Maka, mereka ingin membawa pulang prestasi terbaik di edisi Indonesia 2023.
”Tim sudah mampu menunjukkan spirit yang penting untuk bersaing di turnamen ini. Seluruh pemain wajib menjaga fokus agar bisa menampilkan perkembangan signifikan di fase gugur,” ucap Chabrand kemudian.
Di lain pihak, Mali bukan tim yang patut diremehkan. Tim berjuluk ”Si Elang” itu memang baru lima kali tampil di babak utama Piala Dunia U-17. Akan tetapi, mereka selalu menembus semifinal dalam dua partisipasi terakhir, yaitu pada 2015 dan 2017.
Mali pun tak segan menyebut bahwa ambisi mereka di Indonesia 2023 adalah mengejar trofi juara. Mamadou Doumbia dan kawan-kawan bermimpi menjadi negara Afrika ketiga yang menjuarai Piala Dunia U-17, setelah Nigeria dan Ghana.
Ambisi itu pun bukan isapan jempol belaka. Dari tiga duel di fase grup, Mali menunjukkan potensi besar untuk menjadi pesaing juara. Mereka memang hanya duduk di peringkat kedua Grup B, tetapi Si Elang mampu tampil lebih tajam dibandingkan Spanyol. Koleksi delapan gol Mali lebih baik dari lima gol yang dicatatkan Spanyol.
”Kami akan berjuang keras untuk memenuhi target menjadi juara. Usaha keras di fase grup akan kami lanjutkan di babak 16 besar,” ucap Ibrahim Diarra, gelandang sayap sekaligus kapten tim Mali.
Menjelang babak 16 besar, persiapan Mali lebih baik dari Meksiko. Empat hari masa jeda pertandingan dimanfaatkan Pelatih Mali Soumalia Coulibaly untuk menurunkan tekanan kepada skuadnya. Coulibaly mengungkapkan, pemain Mali sempat menikmati wisata singkat di Surabaya, akhir pekan lalu.
Tekad Maroko
Tak hanya Mali, Maroko juga bertekad membawa pulang trofi juara dari Indonesia. Lolos dengan predikat juara Grup A membuat Maroko menjadi satu-satunya tim yang akan menjalani empat laga di Gelora Bung Tomo.
Untuk menghadapi perdelapan final, Pelatih Maroko Said Chiba memberikan sesi latihan yang ringan dan menyenangkan demi melepas tekanan pemain ”Singa Atlas”. Pemain Maroko pun sempat menjalani sesi bersama psikolog tim agar berada dalam situasi mental terbaik sehingga bisa mengeluarkan kemampuan maksimal di fase gugur.
”Kami telah bertumbuh dari sisi mentalitas. Hal ini penting untuk menghadapi laga melawan Iran,” kata penyerang Maroko, Anas Alaoui.
Adapun Iran datang ke babak 16 besar dengan performa yang baik di fase grup. Walaupun lolos dengan predikat peringkat ketiga terbaik, Iran melaju ke fase gugur setelah mengemas poin yang setara dua kekuatan raksasa sepak bola dunia, Inggris dan Brasil, yaitu enam poin.
Bekal itu membuat Iran datang ke Surabaya dengan kepercayaan tinggi. Tim asuhan Hossein Abdi itu ingin melanjutkan performa positif, menyingkirkan Maroko, lalu melampaui capaian terbaik mereka, yaitu menembus perempat final Piala Dunia U-17.
Pemenang kedua duel pamungkas di Surabaya itu akan saling berjumpa untuk memperebutkan satu tiket semifinal pada laga perempat final, Sabtu (25/11/2023), di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah.