Duel Tim Terluka, Indonesia Antisipasi Kebangkitan Filipina
Indonesia dan Filipina sama-sama terluka pada laga pertama kualifikasi Piala Dunia 2026. Kebangkitan Filipina dalam beberapa tahun terakhir patut diwaspadai.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
PSSI
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, memimpin latihan menjelang laga kedua Grup F kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Filipina di Stadion Rizal Memorial, Manila, Senin (20/11/2023).
MANILA, SENIN — Di atas kertas, tim nasional Indonesia lebih unggul atas Filipina. Namun, sebagai dua tim yang sama-sama terluka pada laga pertama Grup F kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Indonesia mengantisipasi potensi kebangkitan Filipina. Luka kerap kali menjadi bahan bakar ampuh untuk menyalakan semangat pembalasan.
Indonesia akan menghadapi Filipina di Stadion Rizal Memorial, Manila, Selasa (21/11/2023) pukul 18.00 WIB. Skuad ”Garuda” datang ke markas Filipina untuk laga kedua Grup F itu dengan status juru kunci sementara seusai kekalahan 1-5 dari Irak. Sementara itu, Filipina menyambut kehadiran Indonesia sebagai tim yang ditaklukkan Vietnam dengan skor 0-2.
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, tak ingin mencari-cari alasan atas kekalahan dari Irak. Menurut Shin, kekalahan itu murni karena kesalahan tim. Kini, skuad Garuda telah melupakan hasil pertandingan pertama tersebut dan berupaya meraih kemenangan atas Filipina.
Alasan kami harus menang atas Filipina bukan karena kami baru saja kalah dari Irak, melainkan karena kami harus menang demi meraih poin.
”Alasan kami harus menang atas Filipina bukan karena kami baru saja kalah dari Irak, melainkan karena kami harus menang demi meraih poin. Ini pertandingan grup, kami memiliki kesempatan lain untuk menang, tak peduli melawan Filipina atau siapa pun, main kandang atau tandang. Kami akan mencoba yang terbaik,” kata Shin dalam konferensi pers jelang laga Filipina versus Indonesia di Manila, Senin (20/11/2023).
PSSI
Pemain timnas Indonesia berlatih menjelang laga kedua Grup F kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Filipina di Stadion Rizal Memorial, Manila, Senin (20/11/2023).
Jika menilik rekor pertemuan melawan Filipina, Indonesia sebenarnya lebih unggul. Menurut data Litbang Kompas, Indonesia menang 20 kali, kalah sekali, dan imbang 4 kali dari 25 pertandingan. Indonesia bahkan pernah menang 13-1 pada Piala AFF 2002.
Namun, Indonesia kehilangan dominasinya atas Filipina mulai 2014. Pada empat laga terakhir, Filipina mampu mengimbangi Indonesia. Tim berjulukan ”The Azkals” ini bahkan mampu memetik satu kemenangan dengan skor 4-0 di Piala AFF 2014, yang menjadi kemenangan terbesar mereka atas Indonesia.
Sisanya, Filipina dua kali memaksakan hasil imbang. Baru pada pertemuan terakhir, Indonesia kembali merebut supremasi dengan kemenangan tipis 2-1 atas Filipina di Piala AFF, 2 Januari 2023.
Antisipasi tantangan
Shin mengatakan, timnas Filipina memang telah membuat banyak perubahan, terutama dalam satu tahun terakhir. Level performa mereka, menurut Shin, telah meningkat. Di sisi lain, banyak pemain Filipina yang juga berkarier di Liga Indonesia.
PSSI
Pemain timnas Indonesia berlatih menjelang laga kedua Grup F kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Filipina di Stadion Rizal Memorial, Manila, Senin (20/11/2023).
”Mungkin karena fakta itu, mereka menganalisis tim kami lebih baik dari sebelumnya. Namun, tetap saja, kami tidak peduli dengan hal itu. Kami ingin bermain dengan apa yang kami miliki serta keunggulan dan gaya khas kami,” ucap Shin.
Selain performa Filipina yang meningkat dan potensi kebangkitan mereka, Indonesia juga mengantisipasi tantangan dari kondisi lapangan. Pada pertemuan terakhir dengan Filipina, Indonesia memang meraih kemenangan. Namun, Indonesia kesulitan dengan kondisi lapangan di Stadion Rizal Memorial. Lapangan berumput sintetis memengaruhi cara berlari dan berhenti pemain.
Saat itu, pemain Indonesia pun belum dapat melakukan pemulihan stamina secara optimal karena hanya mendapat waktu istirahat 2,5 hari. Sementara itu, Filipina punya waktu pemulihan enam hari.
Situasi serupa dialami tim ”Merah Putih” saat ini. Selain akan kembali bermain di rumput sintetis kandang Filipina, Indonesia juga mendapatkan waktu istirahat yang singkat.
DOKUMENTASI PSSI
Timnas Indonesia berlatih pada Selasa (14/11/2023) sore di Basra, Irak, menjelang laga babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Irak.
Indonesia menempuh total perjalanan 18 jam dari Irak dan baru tiba di Manila, Sabtu (18/11/2023) pagi. Mereka lantas menggelar latihan pada sore harinya. Sementara itu, Filipina memiliki waktu istirahat yang cukup karena pada laga pertama bermain di kandang.
Shin mengatakan, para pemainnya memang mengalami jet lag dan hanya memiliki waktu yang singkat untuk beradaptasi dengan lapangan. Kedua hal itu merupakan ketidakuntungan bagi Indonesia. Namun, kata Shin, Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan telah melalui beberapa situasi sulit sehingga tantangan saat ini pun pasti bisa dilewati.
”Namun, kami harus mengakui dan harus menerimanya sebagai konsekuensi berpartisipasi dalam pertandingan internasional. Tidak mudah untuk mengatakan kami bisa melaluinya, tetapi kami akan pulih. Mungkin kami akan menunjukkan masalah kebugaran. Namun, tetap saja, kami punya persiapan mental yang baik, dan kemudian kami akan mengatasinya. Sejauh ini persiapan berjalan baik,” tutur Shin.
Hal serupa disampaikan penyerang Indonesia, Rafael Struick. Menurut Rafael, para pemain telah memulihkan diri setelah pertandingan melawan Irak dan perjalanan panjang karena telah beristirahat dengan baik.
Rafael juga mengomentari kualitas lapangan di Rizal Memorial. Menurut pemain klub divisi dua Liga Belanda, ADO Den Haag, ini, lapangan di markas Filipina itu berbeda dengan lapangan sintetis yang kerap ditemuinya di Belanda. Lapangan di Filipina lebih keras.
DOKUMENTASI PSSI
Kapten timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam, menguasai bola dalam laga putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Irak di Stadion Internasional Basra, Irak, Kamis (16/11/2023) pukul 21.45 WIB.
Terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, pemain berusia 20 tahun ini mengatakan Indonesia telah berlatih keras untuk bisa meraih kemenangan atas tuan rumah. Jika berhasil menunjukkan aksi terbaik dan menerapkan yang dilakukan saat latihan, bukan tidak mungkin Indonesia akan pulang dengan tiga poin.
”Saya pikir kami memiliki kualitas yang baik di tim kami. Kepercayaan diri tinggi pada tim kami. Mungkin kami mendapat sedikit tekanan karena kalah di pertandingan pertama, tetapi menurut saya itu normal dalam sepak bola. Saya tak mempermasalahkannya dan kami akan fokus pada kemenangan besok,” tutur Rafael.
Di sisi lain, Filipina meyakini kebugaran Indonesia akan terganggu karena perjalanan panjang. Selain itu, Indonesia juga akan kesulitan bermain dengan lapangan sintetis karena tidak terbiasa.
Kepada media Vietnam, The Thal Van Hoa, selepas kekalahan pada Kamis lalu, Pelatih Filipina Michael Weiss sudah mengetahui strategi melawan Indonesia. ”Mereka menghadapi tantangan yang lebih sulit karena menempuh perjalanan melelahkan. Sulit juga bagi mereka untuk bermain di lapangan sintetis dan kami sudah terbiasa dengan hal itu. Kami mungkin akan mengambil risiko dengan bermain terbuka,” ujar Weiss.