Meski berposisi sebagai pemain belakang, Eric Da Silva Moreira telah menyumbangkan dua gol untuk Jerman U-17. Kepiawaiannya bermain di banyak posisi membawa keseimbangan bagi tim.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
Apabila timnas Inggris punya pemain sekaliber Trent Alexander-Arnold yang bisa bermain di banyak posisi, Jerman U-17 memiliki pemain dengan gaya yang nyaris serupa dengannya, yaitu Eric Da Silva Moreira. Seperti Arnold, Eric juga piawai bermain di posisi sayap kanan, entah itu sebagai bek, gelandang, atau penyerang. Hal yang membedakannya dengan Arnold adalah Eric hampir selalu disiplin dalam bertahan.
Eric membuat para penonton yang hadir menyaksikan laga pamungkas penyisihan Grup F Piala Dunia U-17 antara Jerman dan Venezuela di Stadion Internasional Jakarta terpana. Dalam satu waktu, pemain berusia 17 tahun itu sedang sibuk menahan gempuran lawan di lini belakang Jerman. Ketika Jerman balik menyerang, Eric sudah tiba di sepertiga akhir pertahanan Venezuela.
Itulah kelebihan spesial Eric yang hanya sedikit dimiliki oleh para pemain seusianya, yaitu kemampuan bermain di banyak posisi. Tidak hanya itu, Eric juga hampir pasti selalu terlibat dalam setiap fase yang dilakukan Jerman, baik saat sedang bertahan maupun menyerang.
Ini terlihat dari gol kedua Jerman yang dia cetak. Eric naik ke posis sejajar dengan penyerang Robert Ramsak. Bersama Ramsak, Eric ikut membantu untuk menekan pemain belakang Venezuela yang membawa bola.
Setelah bola terlepas, Eric bergerak agak melebar, Ramsak yang melihat rekannya tersebut berdiri bebas langsung mengoper bola kepadanya. Eric yang sudah berhadapan dengan kiper tanpa kesulitan mencetak gol yang menambah keunggulan Jerman menjadi 2-0.
Jika diamati, gaya permainan Eric nyaris serupa dengan Trent Alexander-Arnold, bek sayap kanan Liverpool dan juga timnas Inggris. Selain aktif membantu serangan, Arnold juga punya kelebihan dalam kemampuan mengeksekusi sepak pojok.
Seperti Arnold, Eric pun menjadi salah satu penendang sepak pojok utama Jerman. Bahkan, dari kemampuan eksekusi bola matinya itu, Jerman mampu menambah keunggulan menjadi 3-0 atas Venezuela.
Eric berperan besar sebagai pusat keseimbangan tim saat bertahan dan menyerang.
Kemampuan Erik bermain di banyak posisi berawal dari kegemarannya dalam kontak fisik ketika duel perebutan bola. Dia juga menyukai tantangan dan selalu mau bekerja keras di posisi mana pun pelatih menempatkannya.
”Saya dulu sebenarnya biasa bermain sebagai penyerang. Selain itu, saya juga bisa bermain di sayap,” katanya, Sabtu (18/11/2023).
Kemampuan menyerang dan bertahan yang sama baiknya itu membawa dampak positif bagi tim Jerman. Eric berperan besar sebagai pusat keseimbangan tim saat bertahan dan menyerang.
Gol Eric ke gawang Venezuela menjadi contoh upayanya membantu serangan membuat Jerman menjadi tidak kalah jumlah pemain di lini depan. Para bek lawan pun akan kesulitan mengawal pemain depan Jerman yang bertambah secara tiba-tiba.
Piawai dalam membantu serangan ternyata tidak lantas membuat Eric melupakan perannya sebagai pemain bertahan. Sejauh ini, Eric sudah mengoleksi dua gol untuk Jerman di Piala Dunia U-17. Akan tetapi, dia juga sangat disiplin ketika Jerman mendapat serangan.
Itulah kelebihan Eric yang belakangan menghilang dalam diri Arnold. Musim lalu, pamor Arnold sebagai bek sayap terbaik di dunia perlahan meluntur karena kerap melupakan perannya dalam bertahan.
Arnold bahan mendapat banyak cibiran saat melawan Napoli di penyisihan grup Liga Champions musim lalu. Dia dihujat karena terlalu fokus menyerang sehingga kerap terlambat menutup pos sayap kanan saat terjadi serangan balik. Akibatnya, Liverpool takluk 1-4. Dengan kemampuannya saat ini, Eric berpotensi menjadi salah satu bek sayap terbaik di dunia pada masa-masa mendatang.
Meski demikian, Eric belum mau memikirkan perjalanan kariernya ke depan. Pemain bertinggi 1,85 meter itu masih terikat kontrak hingga Juni 2024 dengan St Pauli U-19, sebuah klub yang berkompetisi di liga usia muda di Jerman. Fokusnya saat ini hanyalah tampil sebaik mungkin dan membawa Jerman menjuarai Piala Dunia U-17 untuk pertama kali sepanjang sejarah.