Gregoria Mariska Tunjung lolos ke final turnamen Kumamoto Masters. Final melawan Chen Yu Fei (China) membuka peluang bagi Gregoria untuk meraih gelar kedua dari turnamen BWF World Tour.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
KUMAMOTO, SABTU — Performa tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, berkembang pada 2023. Final turnamen Kumamoto Masters menjadi kesempatan bagi Gregoria untuk meraih gelar dalam ajang yang lebih tinggi dari yang pernah dijuarainya.
Gregoria akan menjalani final tersebut di Kumamoto Prefecture Gymnasium, Jepang, melawan Chen Yu Fei (China) pada Minggu (19/11/2023). Pemain Indonesia peringkat ketujuh dunia itu mencapainya setelah mengalahkan pemain Amerika Serikat kelahiran China, Zhang Beiwen, dengan skor 21-12, 21-13 pada semifinal, Sabtu. Sementara, Chen menghentikan langkah pemain nomor satu dunia, An Se-young (Korea Selatan), 21-18, 20-22, 21-8.
Gregoria bermain sangat baik melawan Zhang dalam semifinal selama 36 menit. Performanya lebih baik dibandingkan ketika menang pada babak pertama Singapura Terbuka, Juni, pertemuan terakhir sebelum mereka bersaing di Kumamoto.
Satu-satunya wakil Indonesia pada semifinal itu bermain efektif untuk mendapatkan poin. Dia tak perlu banyak mengeluarkan tenaga untuk melancarkan smes. Gregoria mendapat banyak poin dengan penempatkan pukulan yang akurat melalui dropshot silang yang tak dapat dijangkau Zhang.
Pukulan net Gregoria tak kalah sulit dikembalikan Zhang yang penampilannya juga naik pada tahun ini. Zhang menjuarai dua turnamen dan saat ini memiliki ranking terbaik yang pernah ditempatinya, yaitu peringkat kesembilan dunia.
”Saya sebenarnya sudah bersiap untuk menjalani pertandingan yang sudah karena lawan bermain bagus pada perempat final. Namun, saya cukup diuntungkan karena dia tidak sebagus kemarin. Dia kesulitan keluar dari tekanan,” komentar Gregoria.
Final nanti menjadi yang keempat bagi Gregoria pada turnamen BWF World Tour, tiga di antaranya dicapai pada 2023. Dari tiga final sebelumnya, Gregoria membawa gelar juara dari Spanyol Masters Super 300 pada awal April.
Setelah itu, dia menembus final pada turnamen berikutnya yang berlevel lebih tinggi dan sama seperti Kumamoto Masters, yaitu Malaysia Masters Super 500. Namun, Gregoria kalah dari Akane Yamaguchi.
Saya mau fokus ke diri sendiri untuk melakukan yang terbaik dan tidak mau membebani diri sendiri.
Meski baru mendapatkan satu gelar juara BWF World Tour sejak beranjak dari level yunior pada 2018, performa Gregoria pada tahun ini terbilang baik. Tercatat, dia mendapat hasil yang lebih tinggi pada empat turnamen dibandingkan pada 2022. Final Malaysia Masters, misalnya, dicapai setelah langkahnya dihentikan lawan pada semifinal 2022.
Semifinal Jepang Terbuka Super 750 menjadi hasil yang lebih baik dibandingkan perempat final 2022. Adapun di All England Super 1000, juara dunia yunior 2017 itu untuk pertama kalinya mencapai perempat final.
Catatan tersebut bernilai positif bagi sektor tunggal putri Indonesia. Di Kumamoto, Gregoria menjadi satu-satunya wakil Indonesia di semifinal dan dia bisa melaluinya dengan lolos ke final.
Pemain berusia 24 tahun itu juga menjadi salah satu dari hanya tiga wakil Indonesia yang bisa melaju ke perempat final Asian Games Hangzhou 2022, selain Anthony Sinisuka Ginting dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Namun, targetnya meraih medali, dengan minimal tampil di semifinal, akhirnya dihentikan Aya Ohori (Jepang).
Momen Gregoria untuk naik kelas melalui turnamen Kumamoto Masters akan lebih bernilai karena dia akan berebut gelar juara dengan Chen, salah satu dari empat tunggal putri terbaik dunia selain An, Yamaguchi, dan Tai Tzu Ying. Sebelum tampil di Kumamoto, Chen menjuarai dua turnamen di Eropa secara beruntun, yaitu Denmark dan Perancis Terbuka Super 750.
Gregoria dua kali mengalahkan pemain peringkat ketiga dunia itu, tetapi dia tujuh kali kalah termasuk pada tiga pertemuan tahun ini. Meski demikian, dua persaingan yang berlangsung ketat pada tahun ini, yaitu perempat final All England dan perempat final Kejuaraan Asia bisa menjadi indikator bahwa Gregoria memiliki kesempatan untuk mengalahkan Chen. Di All England, Gregoria kalah dengan skor 22-24, 21-23, sementara pada Kejuaraan Asia, dia kalah 10-21, 21-19, 13-21.
”Chen adalah salah satu pemain top. Penampilannya begitu konsisten tahun ini dan pasti bukan lawan yang mudah bagi saya. Namun, saya mau fokus ke diri sendiri untuk melakukan yang terbaik dan tidak mau membebani diri sendiri,” ujar Gregoria.