Panitia lokal dan FIFA berbeda metode menghitung jumlah penonton di laga Piala Dunia U-17 2023. Data FIFA merujuk angka tiket yang terjual, sedangkan panitia lokal menghitung akumulasi penonton yang hadir.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Panitia lokal Piala Dunia U-17 2023 menyebut antusiasme masyarakat Indonesia untuk menyaksikan langsung turnamen yunior FIFA itu di stadion sangat baik. Hingga hari terakhir babak penyisihan, Sabtu (18/11/2023) ini, lebih dari 400.000 orang diklaim telah memadati tribune di empat stadion penyelenggara.
Dengan jumlah sekitar 400.000 suporter yang hadir di stadion, maka tingkat rata-rata keterisian stadion di setiap pertandingan lebih dari 13.000 orang. Angka itu dihitung setelah Piala Dunia U-17 2023 merampungkan pertandingan ke-32, Jumat (17/11/2023) malam. Alhasil, jumlah itu telah melampaui target FIFA yang menginginkan laga-laga turnamen resmi perdana di Indonesia disaksikan rerata 10.000 penonton per gim.
Angka itu berbeda dibandingkan jumlah penonton yang dihimpun FIFA dan diumumkan ketika memasuki menit ke-75 di semua pertandingan. Kompas menghitung jumlah suporter yang hadir langsung sesuai data FIFA di pertandingan adalah 260.123 orang.
Dengan menghitung rerata dari 32 gim yang telah berjalan sukses, maka tingkat okupansi rata-rata stadion per pertandingan berada adalah 8.410 penonton. Itu menunjukkan angka resmi yang dihitung FIFA masih jauh dari target yang dicanangkan badan sepak bola dunia itu.
Kepala Pemasaran dan Komersial Panitia Lokal Piala Dunia U-17 2023 Marsal Marsita menjelaskan perbedaan perhitungan jumlah penonton yang hadir di empat stadion penyelenggara antara pihaknya dan FIFA. Marsal mengungkapkan, data penonton yang disebutkan FIFA berdasarkan jumlah tiket yang terjual melalui laman resmi mereka.
”Di luar itu, kami memiliki program sosial yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; serta Asprov (Asosiasi Provinsi) PSSI untuk memberikan tiket secara gratis. Jadi data (400.000 penonton) itu adalah perhitungan dari hasil ticket checker ketika seluruh masuk ke dalam stadion,” ujar Marsal, Sabtu (18/11/2023), di Surabaya, Jawa Timur.
Marsal menambahkan, ”Data penonton yang disampaikan FIFA adalah jumlah tiket yang terjual. Adapun kami menggabungkan antara penonton yang membayar dan yang mendapatkan tiket dari program khusus kami.”
Pemberian tiket gratis itu, ujar Marsal, didasari program FIFA yang mencanangkan alokasi tiket khusus untuk diberikan kepada target penonton tertentu demi memeriahkan turnamen yunior mereka di tribune stadion. Untuk itu, Panitia Lokal Piala Dunia U-17 2023 bekerja sama dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendikbudristek Nadiem Makarim, dan Asprov PSSI di empat kota penyelenggara untuk memberikan tiket kepada target penonton.
Kami memberikan tiket cuma-cuma kepada para tenaga kesehatan sebagai bentuk apresiasi dan terima kasih atas jasa mereka selama pandemi Covid-19.
”Kami memberikan tiket cuma-cuma kepada para tenaga kesehatan sebagai bentuk apresiasi dan terima kasih atas jasa mereka selama pandemi Covid-19. Kemudian, kami berikan kepada para pelajar SMA dan siswa sekolah sepak bola (SSB) karena mereka adalah target penonton usia remaja yang tidak mungkin kami perlakukan seperti suporter umum untuk membeli tiket,” ucap Marsal.
Tiket tersisa
Pemberian tiket cuma-cuma itu menggunakan estimasi sisa tiket yang tidak terjual. Panitia lokal Piala Dunia U-17 2023 sejak awal telah mengalokasikan jumlah tiket tertentu untuk diberikan secara cuma-cuma kepada tiga kategori suporter tersebut.
Sebagai contoh, tiket yang tersedia di Stadion Internasional Jakarta (JIS) sekitar 18.000 lembar. Sebanyak 3.000 hingga 5.000 tiket diberikan secara gratis kepada petugas medis, pelajar, dan siswa SSB di Jakarta dan sekitarnya. Hal serupa berlaku untuk laga-laga di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat, serta Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah.
”Di luar Surabaya yang menjadi tempat laga timnas (Indonesia), kami menerapkan mobilisasi itu. Program itu juga akan berlanjut di babak 16 besar hingga semifinal,” ucap Marsal.
Meskipun Indonesia tidak menembus fase gugur, Marsal optimistis tingkat keterisian suporter akan tetap stabil. Itu disebabkan penampilan tim-tim besar, seperti Brasil, Argentina, Spanyol, dan Jepang, yang bakal menyajikan pertandingan menarik.
Dalam babak penyisihan, tiga pertandingan Indonesia menjadi pertandingan yang menyedot animo masyarakat terbesar. Di luar itu, duel Inggris melawan Brasil di JIS dan pertarungan seru Jepang kontra Argentina di Si Jalak Harupat juga mampu menarik minat puluhan ribu suporter membeli tiket pertandingan.
Merujuk data FIFA, 15.171 orang membeli tiket untuk menyaksikan kemenangan Brasil atas Inggris, 2-1, Jumat (17/11/2023). Kemudian, kebangkitan Argentina yang menumbangkan Jepang, Selasa (14/11/2023), menarik minat 12.324 orang untuk membeli tiket.
”Kami berharap pencinta sepak bola Indonesia memanfaatkan dengan baik turnamen FIFA pertama di Tanah Air untuk menunjukkan dunia citra Indonesia sebagai negara sepak bola. Ini kesempatan kita menyaksikan langsung pertandingan kelas dunia,” kata Marsal.
Aziz (55), pendukung Maroko yang berasal dari Rabat, Maroko, menikmati pengalamannya menyaksikan tiga laga skuad ”Singa Atlas Muda” di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Ia pun tidak menyangka antusiasme besar pendukung Indonesia untuk menyaksikan tim yunior.
”Dukungan yang diberikan suporter Indonesia sama dengan di Maroko. Pertandingan Maroko di sini juga sangat semarak karena fans tuan rumah mendukung tim kami di dua pertandingan awal,” ucap Aziz yang akan berada di Indonesia hingga langkah Maroko terhenti.
Pencinta bola Indonesia, Panca (35), juga telah membeli tiket semifinal dan final di Stadion Manahan. ”Setelah menonton pembukaan dan pertandingan pertama timnas di Piala Dunia U-17, saya juga sudah membeli tiket dua laga terakhir di Solo. Saya akan menonton bersama istri dan anak saya,” ucap Panca yang berdomisili di Depok, Jawa Barat.