Pelatih Jerman U-17, Christian Wuck, akhrinya puas dengan penampilan timnya di laga pamungkas penyisihan grup. Sang juara Eropa mencapai wujud sempurna dan siap bersaing di 16 besar.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jerman U-17 akhirnya mencapai wujud sempurna setelah sempat meraba-raba kolektivitas tim di dua laga awal penyisihan grup. Kemenangan telak 3-0 atas Venezuela di Stadion Internasional Jakarta, Sabtu (18/11/2023) malam, sudah lebih dari cukup untuk meyakinkan pelatih Christian Wuck bahwa timnya telah siap tempur di babak 16 besar.
Pertandingan antara Jerman dan Venezuela sekaligus merupakan perebutan puncak pimpinan Grup F. Jerman hanya membutuhkan hasil imbang untuk juara grup dan lolos ke 16 besar. Sementara Venezuela yang berada di peringkat kedua wajib menang untuk lolos otomatis tanpa melalui jalur peringkat ketiga terbaik karena di laga lainnya Meksiko yang menempati peringkat ketiga diperkirakan tidak akan menemui hambatan berarti untuk menundukkan Selandia Baru.
Venezuela pun memperagakan permainan terbuka dengan formasi 4-1-3-2. Salah satu dari dua gelandang sayap, yaitu Leenhan Romero dan Juan Fernando Arango Tortolero, aktif naik membantu serangan sehingga Venezuela bermain dengan empat penyerang di depan. Namun, belum sempat melancarkan satu serangan pun, Venezuela sudah kebobolan oleh gol dari ujung tombak Jerman, Robert Ramsak, saat laga baru berjalan 47 detik.
Ramsak tampil cemerlang di laga ini dengan kembali berkontribusi terhadap gol kedua Jerman yang dicetak Eric Da Silva Moreira. Meski ditugaskan sebagai ujung tombak, Ramsak tidak jarang turun untuk menjemput atau memantulkan bola ke para pemain lainnya yang berdiri bebas.
Gol Moreira membuat mental para pemain Venezuela runtuh. Belum lagi mereka merasa frustrasi karena pertahanan berlapis Jerman yang amat sulit ditembus. Sepanjang laga, Venezuela gagal mencatatkan satu pun tembakan tepat ke arah gawang. Pelatih Venezuela, Ricardo Valino, mengatakan, gol kedua Jerman membunuh daya juang para pemainnya. Padahal, para pemain Venezuela masih bersemangat untuk menyamakan kedudukan saat tertinggal satu gol.
”Saat mereka mencetak gol kedua, itu yang membuat kami kesulitan,” kata Valino.
Ramsak mempertegas keunggulan Jerman menjadi 3-0 setelah bola tanpa sengaja mengenai badannya. Gol tercipta setelah kiper Venezuela, Jorge Sanchez, gagal mengamankan tendangan sudut. Hingga laga usai, Jerman sukses mempertahankan keunggulan.
Juara bertahan Piala Eropa U-17 itu pun mengukuhkan diri sebagai juara Grup F. Dengan ini, Jerman menyapu bersih kemenangan dengan mencetak sembilan gol dan hanya kebobolan dua gol.
Saya sangat puas dengan performa tim tadi. Kami bisa mencetak gol di lima menit awal, jadi itu memang bukan pertandingan yang mudah, tetapi sempurna untuk kami.
Kemenangan atas Venezuela membuat Wuck bangga dengan performa para pemainnya di laga ini. Wuck sempat kurang puas dengan performa timnya pada dua laga sebelumnya. Ia mengatakan masih ada banyak hal yang perlu dibenahi tim Jerman kendati mampu menang dengan skor identik 3-1 di dua laga awal.
Wuck menyoroti para pemainnya yang masih mudah gugup dan belum maksimal bermain sebagai tim sehingga gagal mencatatkan nirbobol di dua laga sebelumnya. Kini Jerman telah mencapai wujud sempurna dan siap bersaing di babak 16 besar.
”Bagi kami tadi itu pertandingan yang bagus. Saya sangat puas dengan performa tim tadi. Kami bisa mencetak gol di lima menit awal, jadi itu memang bukan pertandingan yang mudah, tetapi sempurna untuk kami,” kata Wuck.
Wuck menargetkan timnya bisa bertahan selama mungkin di Indonesia. Di babak 16 besar, Jerman akan bertemu dengan Amerika Serikat. Wuck menilai Amerika Serikat juga tim kuat yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Sementara itu, meski kalah, Venezuela tetap berhak lolos ke 16 besar melalui jalur peringkat tiga terbaik. Venezuela mengemas empat poin dari tiga laga. Di babak selanjutnya, Venezuela akan berhadapan dengan sesama wakil Conmebol, Argentina, di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 21 November.
Kekalahan pertama
Pada laga lainnya di Stadion Internasional Jakarta, Amerika Serikat takluk 0-3 dari Perancis. Setelah meraih kemenangan di dua laga awal, Amerika Serikat akhirnya menelan kekalahan pertama. Laga kedua tim berjalan cukup sengit karena memperebutkan status juara Grup E.
Walau laga ini menentukan juara Grup E, Amerika Serikat dan Perancis sama-sama menyimpan kekuatan terbaiknya. Pelatih Amerika Serikat, Gonzalo Segares, tidak menurunkan senjata utama mereka sejak awal, yaitu pemain sayap kanan lincah Nimfasha Berchimas. Dia kali ini digantikan Bryce Jamison.
Kapten tim Amerika Serikat, Tyrel Hall, juga memulai laga dari bangku cadangan dan hanya bermain selama 20 menit. Malang bagi Hall, dia justru diusir wasit di pengujung pertandingan karena mendapatkan kartu merah langsung sseusai melanggar Lambourde.
Seperti Amerika Serikat, Perancis juga tidak menampilkan kekuatan penuh sejak awal dengan mencadangkan maestro lini tengah, Ismail Bouneb. Pelatih Perancis, Jean-Luc Vannuchi, tidak memainkan penyerang nomor sembilan andalannya, Mathis Lambourde, secara penuh.
Meski begitu, Joan Tincres yang bermain sejak menit awal menggantikan Lambourde tampil sangat baik dengan mencetak dua gol kemenangan Perancis. Adapun satu gol Perancis lainnya disumbangkan pemain pengganti, Bastien Meupiyou.
Kendati banyak pemain lapis kedua yang diturunkan sejak awal, hal itu tidak memengaruhi intensitas laga. Kedua tim tetap bermain terbuka dalam tempo tinggi untuk mengincar status juara grup. Hanya saja, Perancis lebih kreatif dalam mengawali serangan dengan melepaskan enam tembakan tepat sasaran.