Uruguay melibas Argentina sekaligus memberi kekalahan perdana bagi juara Piala Dunia Qatar 2022 itu di La Bombonera dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Amerika Selatan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
BUENOS AIRES, JUMAT — Gol bek Ronald Araujo dan penyerang Darwin Nunez mengantar Uruguay mengubur tuan rumah Argentina dengan skor 2-0 (1-0) di laga kelima kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Amerika Selatan, Jumat (17/11/2023) WIB, di Stadion Alberto J Armando atau La Bombonera, Buenos Aires.
Inilah kekalahan perdana ”LaAlbiceleste”, juara Piala Dunia Qatar 2022 dalam perjalanan ke turnamen sepak bola terakbar kurun Juni-Juli 2026 di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada untuk mempertahankan gelar. Masih ada 13 laga kualifikasi lagi yang harus dijalani 10 tim Amerika Selatan anggota Conmebol itu untuk ke putaran final turnamen.
Meski mendapat kekalahan perdana dan memalukan karena bermain kandang, tim asuhan Lionel Scaloni tetap kukuh di puncak klasemen sementara. Lionel Messi dan kawan-kawan mendapat 12 poin dari empat kemenangan dan satu kekalahan. Uruguay alias ”La Celeste” di urutan kedua dengan 10 poin dari tiga kemenangan, satu seri, dan satu kekalahan.
Dalam laga yang berlangsung panas dan keras, Uruguay unggul terlebih dahulu lewat sundulan Araujo pada menit ke-41. Araujo, palang pertahanan Barcelona, memanfaatkan umpan silang Matias Vina dan mempermalukan kiper terbaik dunia Emiliano Martinez. Keunggulan tim tamu bertahan sampai turun minum atau babak pertama berakhir.
Uruguay bermain efektif ditunjang taktik Bielsa yang dikenal kerap melahirkan ide-ide gila.
Di babak kedua, Uruguay yang ditangani pelatih nyentrik kawakan Marcelo Bielsa (Argentina) terus memperlihatkan permainan agresif meski tidak mendominasi laga dengan penguasaan bola cuma 36 persen, 6 tembakan, dan 338 operan yang akurasinya 78 persen. Tuan rumah malah kehilangan keberuntungan meski bermain kandang dan dominan dengan penguasaan bola 64 persen, 12 tembakan, dan 577 operan yang akurasinya 85 persen.
Dari sini terlihat Uruguay bermain efektif ditunjang taktik Bielsa yang dikenal kerap melahirkan ide-ide gila. Argentina dibuat frustrasi dengan pelanggaran yang memancing emosi para pemain. Uruguay membuat 22 pelanggaran atau dua kali lipat yang dibuat tim tuan rumah. Celah frustrasi dieksplorasi misalnya dengan skema serangan balik kilat yang berujung gol Nunez, penyerang Liverpool, pada menit ke-87.
Sementara itu, brace atau dua gol sayap serang Luis ”Lucho” Diaz mengantar Kolombia menang 2-1 (0-1) atas tim tamu Brasil di Stadion Metropolitano Roberto Melendez alias El Metro. Kemenangan berkat dwigol penyerang Liverpool itu mengantar ”Tricolor” ke urutan ketiga klasemen sementara kualifikasi dengan 9 poin dari dua kemenangan dan tiga seri. Kekalahan yang berawal dari keunggulan itu membuat ”Selecao” di urutan kelima dengan 7 poin dari dua kemenangan, satu seri, dan dua kekalahan.
Tim tamu terlihat menjanjikan dengan gol cepat gelandang serang Gabriel Martinelli pada menit ke-4. Gol itu lahir dari pergerakan cemerlang Vinicious Junior ke kotak penalti yang melahirkan ”kemelut” dan dituntaskan sebagai gol oleh Martinelli, penyerang Arsenal.
Ketinggalan satu gol memaksa Kolombia yang ditangani Nestor Lorenzo (Argentina) lebih agresif dengan mengancam pertahanan Brasil. Namun, penampilan impresif Allison Becker, kiper Liverpool, mampu menjaga gawangnya tetap steril sampai turun minum.
Meski unggul, permainan Brasil di babak pertama mulai terganggu akibat cedera Vinicius, sayap serang Real Madrid. Gangguan itu terjadi pada menit ke-26 yang memaksa pelatih interim Fernando Diniz mengganti sang pemain dengan Joao Pedro. Modal keunggulan masih terjaga sampai babak pertama berakhir.
Namun, di babak kedua, Kolombia tetap agresif. Lucho dan kawan-kawan berkali-kali merepotkan Allison, teman setim di Liverpool. Usaha tak kenal lelah itu berbuah manis. Umpan silang Yaser Asprilla disambar dengan sundulan Lucho yang menjadi gol pada menit ke-75.
Sejak gol penyama kedudukan itu, permainan Brasil menjadi kurang terorganisasi. Kolombia mendikte dan agresivitas tinggi. Lagi-lagi, Lucho memperdayai Allison dengan gol pada menit ke-79. Gol lahir lewat umpan ciamik kapten dan gelandang serang James Rodriguez. Skor 2-1 tak berubah sampai laga usai.
Seperti kemenangan Uruguay, Kolombia menjegal Brasil yang lima kali juara Piala Dunia dengan permainan efektif atau bukan dominan. Keunggulan Kolombia cuma dalam total tembakan (23 : 12) dan pelanggaran (16 : 12). Selebihnya, tuan rumah kalah dalam penguasaan bola (39 : 61), umpan (342 : 531), dan akurasi (89 : 92). Permainan efektif yang mematikan ini menjadi pekerjaan rumah bagi Diniz yang dipercaya menangani tim nasional, termasuk kegemilangan mengantar Fluminense (Brasil) juara perdana Copa Libertadores dengan menjungkalkan Boca Juniors (Argentina).