Uzbekistan memiliki striker pekerja keras, yaitu Amirbek Saidov. Etos kerjanya membuka peluang Uzbekistan melaju lebih jauh dalam Piala Dunia U-17 2023.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
Uzbekistan memiliki striker pekerja keras bernama Amirbek Saidov. Etos kerjanya berbuah tiga gol yang menjadikan timnya salah satu kandidat paling kuat lolos ke fase gugur dalam Piala Dunia U-17 2023. Padahal, ”Serigala Putih” mengikuti turnamen itu dengan status ”kuda hitam”.
Sebagai seorang penyerang, keunggulan Saidov adalah kecepatan dan ketahanan fisik. Kedua aspek itu diperkuat dengan etos kerja tinggi. Dengan demikian, ia bisa berlari tanpa henti sepanjang laga. Sepasang kaki kurusnya itu seperti tidak pernah lelah memburu pemain lawan yang memegang bola.
Bukti kegigihan Saidov itu terlihat dari tiga gol yang dicetaknya dari tiga laga babak grup. Semua golnya lahir melalui upayanya mengejar bola dan menekan lawan tanpa kenal lelah. Seakan tumbuh motivasi tinggi dalam dirinya pada setiap laga yang dijalani.
”Tidak ada rahasia khusus. Saya punya motivasi tinggi. Kami bermain di Piala Dunia U-17. Setiap pemain bermimpi untuk bisa berlaga di sini. Itulah kenapa saya punya motivasi besar untuk bisa bermain di sini,” kata Saidov seusai laga melawan Spanyol di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (16/11/2023).
Memang, laga pertama berjalan tak sesuai harapan bagi Saidov dan kawan-kawan. Tim Serigala Putih seakan tak berdaya sewaktu menjumpai Mali. Hattrick penyerang Mali, Mamadou Doumbia, memaksa mereka menelan pil pahit lewat kekalahan telak 0-3.
Kekalahan itu melecut semangat Saidov untuk tampil spartan pada laga keduanya melawan Kanada. Alhasil, ia membukukan dua gol dalam laga tersebut. Pada gol pertamanya, penyerang kurus itu berhasil lepas dari jebakan offside. Ia seakan tahu momentum berlari sehingga bisa melesakkan bola ke gawang lawan tanpa kawalan.
Gol kedua Saidov melawan Kanada lagi-lagi berbau kerja keras. Ia mampu mencuri bola dari kiper Kanada, Nathaniel Abraham, yang salah memprediksi jatuhnya bola. Akhirnya, ia menceploskan bola ke gawang Kanada yang sudah tak dijaga. Gol itu hanya bisa tercipta karena kemauan Saidov untuk terus berlari sehingga bola liar bisa jatuh ke kakinya.
Pemain terbaik laga
Dua gol Saidov membuatnya diganjar penghargaan pemain terbaik dalam laga kontra Kanada. Ia juga menjadi pemain paling banyak menciptakan peluang gol, yakni empat peluang.
Brace itu semakin terasa istimewa karena membuka peluang Serigala Putih melaju ke babak selanjutnya. Syaratnya, mereka mesti mengantongi setidaknya satu poin pada laga terakhir melawan Spanyol.
Namun, Spanyol bukan lawan mudah. ”La Rojita” belum pernah kebobolan. Mereka juga memuncaki klasemen sementara dengan capaian dua kemenangan dari dua laga yang dijalani. Komposisi pemainnya pun mewah. Sebagian besar diisi pemain dari salah satu akademi terbaik di dunia, yakni ”La Masia.
Saidov tak gentar menghadapi fakta itu. Bahkan, ia mematok target agar kembali bisa mencetak gol demi meraih kemenangan kedua bagi timnya. Seisi tim itu ingin memperpanjang napas mereka dalam turnamen tersebut.
Sebelumnya, saya bilang akan mencetak gol lagi lawan Spanyol. Sebenarnya saya berencana mencetak dua gol. Namun, praktiknya hanya bisa satu gol. Terima kasih untuk kerja keras seluruh skuad.
Awal laga berjalan berat. Uzbekistan tertinggal 0-2 lebih dulu. Meski demikian, Saidov enggan menundukkan kepala. Ia terus mengejar bola dan menekan bek lawan. Gol pertama lahir berkat tekelSaidov kepada kiper Spanyol, Raul Jimenez, yang gagal melakukan clearance. Bola liar lalu disambar Bekhrus Shukurullaev.
Saidov baru mencatatkan namanya di papan skor pada babak kedua. Kecerdikannya mencari momentum meloloskannya dari jebakan offside yang diperagakan bek Spanyol. Sepakan keras Saidov lantas menyeimbangkan kedudukan.
”Sebelumnya, saya bilang akan mencetak gol lagi lawan Spanyol. Sebenarnya saya berencana mencetak dua gol. Namun, praktiknya hanya bisa satu gol. Terima kasih untuk kerja keras seluruh skuad,” ujar Saidov.
Dalam laga melawan Spanyol, Pelatih Uzbekistan Jamoliddin Rakhmatullaev menyatakan, segenap tim menunjukkan karakter kuat. Salah satunya ditunjukkan Saidov yang seakan tak henti-hentinya berlari. Striker kurus itu baru dikeluarkan akibat keram.
”Para pemain menunjukkan karakter dalam pertandingan. Kami bisa cetak dua gol setelah tertinggal dua gol. Itu karakter kami,” kata Rakhmatullaev.
Selama babak penyisihan grup, Rakhmatullaev sering menggunakan formasi 4-2-3-1. Dalam formasi tersebut, Saidov ditempatkan sebagai ujung tombak. Tak jarang ia dibiarkan berada sendirian di depan. Para gelandang kerap memberinya umpan-umpan terobosan. Tanpa ragu, Saidov mengejar bola-bola itu meski kadang terasa agak sulit dijangkau. Gol-golnya selama ini membuktikan hal tersebut.
Saidov tak memungkiri gaya bermain semacam itu cukup melelahkan. Namun, ia merasa pertandingan sepak bola mengatur laga berlangsung 90 menit. Ia menganggap kelelahan sebagai suatu yang wajar. Namun, perjuangan tanpa akhir biasanya tak mengkhianati hasil.
”Setiap pemain bisa kelelahan. Itu normal. Ketika saya tidak ada cedera, saya harus sebisa mungkin berlari sepanjang laga,” ujar Saidov.