Tiga Momen Penting dari Laga Kedua Piala Dunia U-17 2023
Blunder pemain belakang, konsistensi ketajaman para penyerang, hingga ketidakberdayaan tim Oseania merangkum momen krusial di laga kedua fase grup Piala Dunia U-17 2023.
Laga kedua fase grup Piala Dunia U-17 2023 telah rampung. Persaingan para konstestan untuk memperebutkan tiket ke babak 16 besar semakin memanas.
Dua tim unggulan yang sempat terpuruk di gim pembuka, yaitu Argentina dan Brasil, mulai menemukan performa terbaik mereka. Dua duta Amerika Selatan itu meraup kemenangan perdana di Indonesia 2023.
Dua tim unggulan yang terpuruk di gim pembuka, yaitu Argentina dan Brasil, mulai menemukan performa terbaik mereka.
Di sisi lain, tim-tim Eropa, seperti Spanyol, Perancis, Jerman, dan Inggris, belum tertandingi di grup. Mereka memimpin klasemen dan telah memastikan tiket ke babak 16 besar.
Selain persaingan itu, terdapat tiga momen penting yang krusial dalam menentukan hasil akhir di laga kedua fase grup. Berikut ulasannya.
Blunder pemain belakang
Matchday kedua babak penyisihan Piala Dunia U-17 2023 langsung ditandai blunder yang dihadirkan bek tengah Maroko, Ismail Bakhty, dan kapten sekaligus bek tengah Indonesia, M Iqbal Gwijangge. Keduanya melakukan kesalahan operan yang justru serupa ”asis” kepada pemain lawan.
Bakhty membuat kesalahan yang membantu Ekuador mengunci keunggulan, 2-0, atas Maroko melalui gol dari Michael Bermudez. Adapun Iqbal mengakibatkan ”Garuda Muda” tertinggal dari Panama di pengujung babak pertama. Indonesia bisa menyamakan kedudukan berkat gol sundulan Arkhan Kaka di babak kedua.
Selain dua pemain yang menyumbangkan ”asis” bagi tim lawan, dua pemain lainnya memberikan gol kepada lawan. Mereka adalah bek sayap kiri Kanada, Mba Richard Mmah Chukwu. Kesalahan Chukwu melakukan sundulan untuk menghalau umpan silang pemain Uzbekistan menjadi awal petaka bagi timnya.
Baca juga: Dua Misi Mustahil ”Garuda Muda” yang Berakhir Manis
Setelah gol bunuh diri Chukwu, Uzbekistan menambah dua gol lagi. Hasil itu membuat peluang Kanada untuk melanjutkan perjalanan ke fase gugur pupus.
Kemudian, bek Polandia, Dominik Szala, menjadi pemain kedua yang menghasilkan bunuh diri di laga kedua Piala Dunia U-17 2023. Niat Szala untuk menyapu umpan silang pemain Senegal malah mengubah arah bola ke dalam gawangnya sendiri. Itu adalah gol kedua Senegal ke gawang Polandia. Hasil akhir dari laga itu dimenangkan Senegal, 4-1.
Kekalahan kedua di fase grup juga memupuskan harapan Polandia untuk tampil di babak 16 besar. Apalagi pada laga pamungkas, mereka akan menghadapi salah satu tim unggulan, Argentina, yang ingin melanjutkan tren positif usai menumbangkan Jepang.
Di luar parade kesalahan para bek, dua kiper juga melakukan blunder yang harus dibayar mahal dengan terciptanya gol bagi lawan mereka. Kiper Iran, Arsha Shakouri, gagal melanjutkan kegemilangnnya ketika melakukan sembilan penyelamatan dan sebuah asis di duel melawan Brasil.
Ia justru menyebabkan timnya gagal meraup poin di laga kontra Inggris. Kegagalan Shakouri menangkap bola mengawali gol penentu kemenangan Inggris yang dicetak Joel Ndala pada menit ke-90.
Pada laga lain, kiper Meksiko, Paolo Bedolla, mengambil keputusan yang keliru ketika berusaha mengantisipasi peluang tendangan bebas tak langsung Venezuela pada menit ke-83. Keputusan Bedolla untuk berduel udara mengakibatkan salah antisipasi. Alih-alih meninju bola, Bedolla justru meninju kepala pemain Venezuela.
Wasit tidak ragu langsung menunjuk titik putih. Venezuela mencetak gol kedua guna menyamakan kedudukan melalui Nicola Cabrales pada menit ke-84. Meksiko bermain imbang, 2-2, melawan Venezuela yang tampil dengan 10 pemain sejak akhir babak pertama.
Ketajaman konsisten penyerang
Hal menarik lain yang tercipta dari 12 pertandingan di laga kedua adalah konsistensi yang ditunjukkan tujuh penyerang remaja yang mencetak gol pada dua gim beruntun. Arkhan Kaka, penyerang Indonesia, masih menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang mampu mencetak gol di turnamen resmi FIFA.
Pemain belia Persis Solo itu memamerkan insting golnya di kotak penalti lawan. Setelah menyontek bola untuk mencetak gol ke gawang Ekuador, Arkhan menyundul bola secara terarah untuk membantu Garuda Muda terhindar dari kekecewaan ketika menghadapi Panama.
Sehari setelahnya giliran penyerang sayap Brasil, Rayan, yang mempertahankan ketajamannya. Rayan mencetak gol ke gawang Iran lalu menyumbang brace atau dua gol pada pesta sembilan gol Brasil ke gawang Kaledonia Baru.
Keputusan Pelatih Brasil Philipe Leal untuk menarik Rayan pada menit ke-59 menutup kansnya mencetak hattrick. Meski begitu, Leal perlu cermat mengatur energi dan kondisi fisik pemain Vasco da Gama itu. Brasil amat membutuhkan Rayan untuk meraup poin di laga terakhir melawan Inggris.
Pemain Inggris, Ruiss-Alexander Russel-Denny, juga tidak ketinggalan kembali mencatatkan namanya di papan skor. Meski berstatus pemain pengganti, ia membantu Inggris menyamakan kedudukan melawan Iran pada menit ke-63.
Di Grup D, penyerang Argentina, Agustin Ruberto, dan gelandang serang Jepang, Rento Takaoka, membuktikan diri bisa menjadi sumber gol bagi timnya. Takaoka masih menjadi satu-satunya pemain Jepang yang mencetak gol di Piala Dunia U-17 2023.
Sementara itu, Nimfasha Berchimas menunjukkan bahwa dia pantas disebut sebagai salah satu calon bintang masa depan sepak bola Amerika Serikat. Setelah mencetak dua gol ke gawang Korea Selatan, penyerang sayap berusia 15 tahun itu juga menyarangkan gol ketika AS melibas Burkina Faso, 2-1.
Max Moerstedt menghadirkan harapan baru bagi Jerman. Di tengah ketiadaan stok penyerang tengah tajam di tim senior Jerman, Moerstedt, yang mengemban nomor punggung sembilan, mampu mencetak gol di dua laga awal Jerman pada gelaran Piala Dunia U-17 2023.
Postur tinggi pemain TSG Hoffenheim U-19 itu dibarengi kecermatannya menempatkan posisi di kotak penalti lawan. Itu membuatnya berada di waktu dan momen tepat untuk mengakhiri kreasi peluang rekan setimnya yang dominan berasal dari kedua sisi sayap.
Oseania tak berdaya
Dua laga awal babak penyisihan juga menegaskan tim asal zona Oseania atau OFC hanya berperan sebagai pelengkap kuota turnamen. Duta Oseania, Selandia Baru dan Kaledonia Baru, belum mampu mengumpulkan poin.
Selandia Baru yang telah mencatatkan partisipasi ke-10 di Piala Dunia U-17 2023 belum bisa berbicara banyak. Kekalahan dari Jerman memastikan Selandia Baru tidak pernah lolos dari fase grup di tiga edisi Piala Dunia U-17 beruntun sejak India 2017.
Sementara itu, Kaledonia Baru, yang menjalani partisipasi kedua di Piala Dunia U-17, tak ubahnya tengah mendapat pelajaran sepak bola dari dua tim raksasa dunia, Inggris dan Brasil. Sudah 19 gol bersarang ke gawang Kaledonia Baru.
Meski jadi lumbung gol, Kaledonia Baru masih beruntung terhindar menjadi tim yang menderita kekalahan terburuk di Piala Dunia U-17. Rekor itu masih dipegang Selandia Baru ketika dibenamkan Spanyol, 0-13, di Mesir 1997.
Namun, Kaledonia Baru bisa menggantikan satu rekor buruk Selandia Baru lainnya. Hingga kini, Selandia Baru masih tercatat tim dengan jumlah kemasukan terbesar dalam satu edisi Piala Dunia U-17.
Selandia Baru kebobolan 23 kali di Piala Dunia U-17 Mesir 1997. Alhasil, jika Iran mampu mencetak minimal lima gol ke gawang Kaledonia Baru di gim pamungkas grup, rekor itu akan berpindah ke Kaledonia Baru.