Berkat Mental Baja, Uzbekistan Hampir Pasti Lolos ke Fase Gugur
Uzbekistan memperlihatkan mental baja saat menghadapi Spanyol pada laga terakhir penyisihan Grup B Piala Dunia U-17 2023. Hasil imbang di laga itu hampir pasti mengantarkan mereka ke babak 16 besar.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Mental baja dan semangat pantang menyerah membuat Uzbekistan hampir pasti lolos ke babak gugur Piala Dunia FIFA U-17 2023. Misi sulit untuk meraih poin kontra Spanyol, pada laga terakhir Grup B, dituntaskan secara apik. Tim berjuluk ”Serigala Putih” itu memuncaki daftar tim peringkat tiga terbaik.
Uzbekistan mengakhiri laga melawan Spanyol dengan skor akhir 2-2 di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (16/11/2023). Dalam laga itu, Uzbekistan sempat tertinggal lebih dahulu 2-0 dari Spanyol. Dua gol Spanyol dicetak oleh Igor Oyono pada menit ke-10 dan Roberto Martinez pada menit ke-19.
Tertinggal dua gol tak lantas membuat semangat Uzbekistan rontok. Lazizbek Mirzaev dan kawan-kawannya terus berlari mengejar bola yang lebih sering dikuasai para pemain Spanyol. Kerja keras mereka membuahkan hasil jelang akhir babak pertama.
Gol itu bermula dari blunder bek Spanyol, Andres Cuenca. Ia mengoper bola ke kiper, Raul Jimenez. Sayang, operannya terlalu pelan. Jimenez, yang ditekan striker Uzbekistan, Amirbek Saidov, tidak mampu membuang bola dengan baik.
Lantas, bola liar itu disambar gelandang Uzbekistan, Bekhrus Shukurullaev, sehingga tercipta gol pada menit ke-45+4. Gol itu mempersempit ketertinggalan Uzbekistan, 1-2.
Ternyata, gol itu memberikan motivasi lebih bagi Uzbekistan. Memasuki babak kedua, mereka semakin bersemangat menekan dan mencari celah dari pertahanan Spanyol. Sebaliknya, Spanyol justru seperti kehilangan arah.
Para pemain terbaik dunia juga pernah mengalami hal seperti itu (blunder). Tidak ada masalah. Saya minta para pemain terus bekerja keras.
Kegigihan mengantarkan Uzbekistan pada gol penyeimbang kedudukan. Gol itu dilesakkan Saidov pada menit ke-54. Sebenarnya, barisan pertahanan Spanyol sempat berusaha menjebak Saidov dalam perangkap off-side.
Namun, usaha itu gagal. Peninjauan oleh asisten wasit video (VAR) juga mengesahkan gol itu. Skor menjadi 2-2 dan bertahan sampai akhir laga.
”Ini adalah pertandingan yang cukup sulit. Di awal pertandingan, kami dipaksa bertahan. Itu tidak sesuai rencana kami. Tetapi, para pemain menunjukkan karakternya dalam pertandingan tadi,” kata Pelatih Uzbekistan Jamoliddin Rakhmatullaev seusai laga.
Rakhmatullaev mengapresiasi para pemainnya yang sudah bekerja keras sepanjang laga. Hal itu menunjukkan timnya memiliki karakter yang pantang menyerah. Terbukti usaha keras mereka membuahkan dua gol penyeimbang kedudukan.
Hasil seri membuat Uzbekistan mengantongi satu poin tambahan. Artinya, sudah empat poin yang mereka dapatkan dari tiga laganya di Grup B. Dengan poin tersebut, Serigala Putih memuncaki daftar tim peringkat ketiga terbaik. Hanya empat tim peringkat tiga terbaik dari enam grup yang berhak meraih tiket tersisa ke babak 16 besar.
”Ini pertandingan yang emosional bagi kami. Kami harus memulihkan kondisi setelah ini dan berharap bisa lolos pada fase gugur. Saya pikir para pemain layak untuk lanjut ke babak selanjutnya,” ungkap Rakhmatullaev.
Belum kalah
Imbang 2-2 dari Uzbekistan menjadikan Spanyol satu-satunya tim yang belum kalah di Grup. ”La Rojita” memperoleh total tujuh poin dari tiga laga. Tim asuhan Jose Maria Lana itu juga baru kebobolan dua gol dari semua laga yang dihadapinya.
Lana mengaku puas dengan performa anak asuhnya sepanjang turnamen. Memang, ada blunder dan kesalahan yang dilakukan sejumlah pemain saat pertandingan melawan Uzbekistan. Akan tetapi, ia tak mempermasalahkannya. Kesalahan-kesalahan itu, menurut dia, bagian dari proses mendewasakan pemain.
”Para pemain terbaik dunia juga pernah mengalami hal seperti itu (blunder). Tidak ada masalah. Saya minta para pemain terus bekerja keras,” ujar Lana.
Sewaktu menghadapi Uzbekistan, Lana menerjunkan tim lapis kedua. Hanya ada beberapa pemain inti yang tetap diturunkannya, yakni Raul Jimenez, Quim Juyent, Pablo Lopez, dan Jon Martin.
Di Grup B, pertandingan lainnya mempertemukan Mali dan Kanada. Mali menang telak 5-1 dalam laga yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis sore. Kemenangan itu membuat Mali berada pada peringkat kedua di grup tersebut. Untuk itu, Mali juga lolos mendampingi Spanyol di fase gugur.
Kanada merupakan satu-satunya tim yang tidak bisa meraih poin di Grup B. Mereka kalah dalam semua laga yang dilakoni. Untuk itu, tim asuhan Andrew Olivieri itu harus angkat koper dari turnamen ini.