Jerman tampil memukau dengan generasi remaja terbaik dalam satu dekade terakhir. Noah Darvich dan rekan-rekan siap melangkah jauh di turnamen.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Tim Jerman membuka perjalanan di Piala Dunia U-17 dengan sempurna. Mereka yang selalu diragukan di ajang kelompok usia, sukses menggilas Meksiko yang berstatus tim spesialis turnamen U-17. Dengan lini serang yang sangat istimewa, generasi emas terbaru Jerman tampak telah tiba.
Jerman tidak menemui kesulitan berarti saat menang atas Meksiko 3-1 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (12/11/2023) malam WIB. Mereka sudah unggul dua gol sebelum turun minum lewat gelandang Noah Darvich dan penyerang Max Moerstedt. Bek sayap Eric Moreira menambah keunggulan di paruh kedua.
Berstatus juara Piala Eropa U-17, tim asuhan pelatih Christian Wuck itu datang dengan para pemain muda terbaik. Di sebelas pemain mula saja terdapat dua nama yang masuk dalam 60 daftar talenta muda paling potensial sedunia di 2023 versi The Guardian. Mereka adalah Darvich dan penyerang sayap Paris Brunner.
Dua nama tersebut tidak cukup mewakili keistimewaan serangan Jerman. Mereka tampil dengan formasi 4-2-3-1. Empat pemain di lini serang selalu memberi ancaman. Brunner di kiri, Charles Herrmann di kanan, sementara Darvich berada di belakang Moerstedt yang menjadi ujung tombak.
Sisi sayap ”Si Panser”, julukan Jerman, selalu menjadi ancaman terbesar untuk pertahanan Meksiko. Kecepatan Herrmann dan Brunner tidak bisa diimbangi. Setelah berkali-kali momen berbahaya dari sayap, gol seperti tinggal menunggu waktu. Benar saja, tiga gol tercipta lewat inspirasi dari Hermann yang menyumbang dua asis.
Sementara itu, Moerstedt dan Darvich bertugas mencari ruang untuk menerima umpan dari sayap. Moerstedt yang bertipe target man lebih statis, sementara Darvich lebih dinamis. Kerja keras di kotak penalti itu berbuah hasil. Kedua pemain itu berada di posisi tepat dalam dua gol awal Jerman.
Wuck sudah melatih tim nasional remaja Jerman sejak 2012. Namun, dia mengakui tidak pernah melihat tim sebaik ini. ”Ini adalah tim terbaik yang pernah saya latih. Sangat cepat, sangat kuat, dan memiliki mentalitas bagus seperti layaknya tim Jerman. Ini adalah yang terbaik,” tegasnya.
Menariknya, masa depan empat pemain tersebut akan semakin cerah karena berada di tangan yang tepat. Mereka berada di klub-klub dengan ekosistem pembinaan pemain muda terbaik. Darvich di Barcelona, Moerstedt di Hoffenheim, serta Herrmann dan Brunner di Borussia Dortmund.
Setelah unggul 3-0, tiga di antara mereka ditarik keluar pada menit ke-75. Hanya Brunner yang tetap di lapangan. Meksiko memanfaatkan situasi itu dengan memperkecil ketertinggalan. Mereka mencetak satu-satunya gol dari bola mati lewat sundulan pemain pengganti Tahiel Jimenez.
Kami punya hubungan yang spesial di antara sesama pemain. Itulah yang dibutuhkan. Komunikasi dan kerja sama di antara 11 pemain. Jika bisa terus konsisten seperti ini, kami akan melangkah jauh di turnamen ini.
Moreira berkata, kekuatan terbesar Jerman saat ini adalah kebersamaan. Hal itu bisa membuat mereka meraih juara pertama kali di Piala Dunia. ”Kami punya hubungan yang spesial di antara sesama pemain. Itulah yang dibutuhkan. Komunikasi dan kerja sama di antara 11 pemain. Jika bisa terus konsisten seperti ini, kami akan melangkah jauh di turnamen ini,” tuturnya.
Meksiko, finalis edisi sebelumnya, tidak bisa berbuat banyak sepanjang 90 menit. Peluang mereka hanya datang dari kesalahan para pemain bertahan Jerman atau bola mati. Formasi 4-3-3 yang dimainkan pelatih Raul Chabrand tidak berjalan. Presensi fisik Jerman jauh mendominasi mereka.
Meksiko harus segera berbenah jika ingin menjaga tradisi di Piala Dunia. Adapun mereka berhasil lolos empat kali ke partai puncak dalam dua dekade terakhir. Dua kali di antaranya berujung jadi juara. ”Jerman bermain sangat baik. Terlihat jelas mengapa mereka berstatus juara Eropa,” ucap Chabrand.
Terakhir kali generasi emas Jerman muncul di turnamen kelompok usia adalah pada 2009. Ketika itu, tim U-21 mereka menjuarai Piala Eropa. Tim diperkuat pemain hebat seperti Mesut Oezil dan Manuel Neuer yang kelak mengantar Jerman jadi juara dunia level senior pada 2014.
Di laga Grup F sebelumnya, Venezuela mengalahkan Selandia Baru 3-0 dalam laga yang berjalan satu arah. Penyerang sayap David Martinez membuka keunggulan di paruh pertama, lalu disusul sumbangan sepasang gol pemain pengganti Leenhan Romero setelah turun minum.
Hasil itu menjadi kemenangan pertama Venezuela dalam partisipasi di Piala Dunia remaja. Adapun mereka baru dua kali lolos putaran final, termasuk di Indonesia. Sayangnya, kemenangan itu harus dibayar mahal. Dua pemain kunci mereka, Martinez dan Giovanny Sequera, mesti ditarik keluar karena cedera.