”Tarian” Lintang dan Raviandi Menembus Final Kualifikasi Panjat Tebing Asia
Gerakan luwes atlet Indonesia, Sukma Lintang Cahyani dan Raviandi Ramadhan, di dinding panjat tebing bak tarian yang mengantar ke final IFSC Climbing Asian Qualifier 2023.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemanjat Indonesia nomor kombinasi (lead dan boulder), Sukma Lintang Cahyani dan Raviandi Ramadhan, membuat kejutan di Kualifikasi Panjat Tebing Zona Asia atau IFSC Climbing Asian Qualifier 2023. ”Tarian” Raviandi dan Lintang membawa mereka menembus babak final ajang kualifikasi Olimpiade Paris 2024 tersebut.
Sukma Lintang Cahyani dan Raviandi Ramadhan akan melakoni laga final IFSC Climbing Asian Qualifier 2023 di Lot 11 Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (11/11/2023). Mereka meraih tiket ke partai puncak itu setelah finis pada peringkat delapan babak semifinal, Jumat (10/11/2023). Hanya pemanjat di delapan besar ranking lead dan boulder yang berhak melaju ke final.
”Tidak menyangka banget bisa lolos ke final, apalagi saat tampil di nomor boulder, saya tidak maksimal. Akhirnya, ranking ke-11 saat kualifikasi turun menjadi ke-13 saat semifinal. Namun, saya fokus mengejar poin di lead. Meskipun masih merasa kurang (maksimal), saya bersyukur (lolos). Saya akan menampilkan yang terbaik di final,” tutur Lintang selepas perlombaan selesai.
Pada perlombaan nomor boulder (panjat tebing tanpa pengaman tali dengan ketinggian papan maksimal empat meter), Lintang hanya mengumpulkan nilai 18,6. Dari empat jalur dari empat dinding panjat yang dicoba Lintang, satu di antaranya gagal dilalui sehingga tak menghasilkan nilai. Pemanjat asal Yogyakarta ini tampil apik pada jalur keempat zona besar dengan percobaan keempat menghasilkan nilai 9,7.
Seperti yang Lintang katakan, ia tampil lebih impresif pada nomor lead (panjat tebing dengan pengaman tali di dinding 15 meter). Pada perlombaan ini, Lintang bergerak luwes saat menggapai satu demi satu pegangan atau poin. Ketika pemanjat putri Indonesia lainnya, Nafatika Astuti dan Aisyah Ramadhani, membutuhkan waktu lama untuk mencapai poin ke-23, Lintang seolah tak menemui masalah.
Namun, mungkin akan lebih spesial kalau kembaran saya juga masuk final. Karena dari awal, target kami tinggi, yaitu masuk Olimpiade.
Lintang memindahkan kaki dengan cepat sebelum membuat tubuhnya melintang di antara poin-poin boulder. Dengan gerakan Lintang yang luwes dan stabilitasnya yang terjaga, wajar jika kemudian memanjat lead kerap diibaratkan seperti menari di atas dinding. Tarian-tarian indah dari pemanjat berusia 19 tahun ini mengantarkannya mencapai poin ke-32 sebelum akhirnya terjatuh.
Tarian indah
Tarian indah juga ditampilkan pemanjat kombinasi kategori putra, Raviandi Ramadhan, yang mencapai hingga poin ke-29. Raviandi tampak mengatur gerakannya cukup baik dan efisien sehingga menggapai poin lebih banyak dan nilai lebih tinggi dari pemanjat putra Indonesia lainnya, Ravianto Ramadhan dan Tri Ramadani Putra. Ravianto dan Putra sama-sama jatuh ketika hendak berpindah ke poin ke-29.
Raviandi sudah optimistis mampu menembus final sejak finis pada posisi ke-9 saat perlombaan boulder. Untuk itu, kata Raviandi, ia memaksimalkan nomor lead agar bisa masuk ke delapan besar. Meski ada gerakan yang sulit, pemanjat yang pernah menempati ranking ke-27 pada Piala Dunia Panjat Tebing 2022 ini merasa tidak kehabisan tenaga.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama Raviandi memberi kejutan dengan melaju ke babak final. Pada seri Piala Dunia 2022 di Jakarta, Raviandi bahkan mencetak sejarah baru bagi Indonesia dengan menjadi pemanjat pertama yang lolos ke final Piala Dunia.
Aksi Raviandi juga patut diacungi jempol karena ia tampil sambil menahan rasa sakit di kaki kanan dan lengan kiri. Pemanjat yang sudah mulai aktif memanjat sejak 2017 ini pun merasa senang karena bisa kembali melaju ke final di hadapan publik sendiri.
”Namun, mungkin akan lebih spesial kalau kembaran saya juga masuk final. Karena dari awal, target kami tinggi, yaitu masuk Olimpiade. Namun, begitulah kompetisi, ada yang menang, ada yang memang harus menerima hasil,” ujar Raviandi. Kembarannya, Ravianto, gagal ke final setelah finis pada posisi ke-9.
Raviandi bertekad untuk memanjat lebih efisien dan mengobservasi jalur dengan lebih bagus pada babak final. Dengan tambahan sedikit keajaiban, ia juga berharap tariannya mampu membawanya menjadi juara dan meraih tiket Olimpiade.
Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid mengutarakan kebahagiaannya dengan hasil yang dicapai dua pemanjat Indonesia tersebut. Selain melampaui target minimal semifinal, terdapat peningkatan peringkat terutama dari Asian Games Hangzhou 2022 yang sebagian besar pesertanya sama dengan Kualifikasi Asia.
Lintang, misalnya, mampu menembus semifinal di Asian Games Hangzhou. Namun, Lintang gagal ke final karena finis di posisi ke-10. ”Ini capaian luar biasa dan ini saya syukuri karena artinya kami berada di jalur yang benar, terutama untuk menatap Olimpiade Los Angeles 2028 yang merupakan target nomor kombinasi,” ujar Yenny.