Ikram Al Giffari Menyambut Peluang Pembuktian Diri
Sempat mengalami musibah yang menyebabkan gagal tampil di Piala AFF U-16 2022, Ikram Al Giffari tak menyia-nyiakan kesempatan sekali seumur hidup tampil di Piala Dunia U-17 2023. Dia kunci ”Garuda Muda” mengejar mimpi.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
Kiper Indonesia, Ikram Al Giffari, menjadi buah bibir setelah membantu timnya menahan Ekuador di gim pembuka Piala Dunia U-17 2023, Jumat (10/11/2023), di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur. Ikram membalikkan ketidakberuntungan menjadi peluang untuk membuktikan diri sebagai salah satu kiper remaja berprospek cerah.
Pelatih Ekuador Diego Martinez menganggap parade penyelamatan Ikram sebagai salah satu penyebab skuadnya gagal mengemas kemenangan di laga pertama Grup A. Meskipun kemasukan berkat sundulan terarah Allen Obando pada menit ke-28, Ikram menjalani lebih dari 60 menit pertandingan setelah kebobolan dengan sangat apik.
Ia melakukan tujuh penyelamatan gemilang yang membuat pemain-pemain Ekuador frustrasi. Enam penyelamatan itu tercipta khusus di babak kedua. Salah satunya peluang terbaik Ekuador melalui sundulan penyerang sekaligus kapten tim, Michael Bermudez.
Pada 15 menit awal, Ikram juga tampil tenang ketika teman-teman di depannya sempat merasa gugup. Bek tengah Indonesia, M Iqbal Gwijannge, beberapa kali melakukan salah operan. Itu sempat berbuah ancaman berbahaya dan tembakan tepat sasaran pertama Ekuador ketika laga baru berjalan dua menit.
Kiper kelahiran 6 Januari 2006 itu juga menampilkan keputusan yang tepat. Ia tahu kapan harus meninggalkan garis gawang untuk memutus umpan terobosan lawan dan menepis umpan silang. Selain itu, Ikram juga mampu menjadi alternatif tujuan operan rekannya untuk proses membangun serangan.
Penampilan itu membantu 10 pemain outfield ”Garuda Muda” tampil dengan kepala dingin, terutama di masa-masa krusial pertandingan setelah melewati menit ke-60. Mereka tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran yang membahayakan tim.
Ikram juga memiliki komunikasi yang baik. Itu ditunjukkannya ketika mengatur trio gelandang Indonesia, yaitu Ji Da Bin, Figo Dennis, dan Kafiatur Rizky, untuk melapisi kuartet bek dalam situasi bertahan. Pada 20 menit terakhir gim, ia membantu koordinasi Iqbal, yang ditempatkan sebagai gelandang bertahan, dengan duet bek tengah diisi Sulthan Zaky dan Tonci Shouter.
Ikram juga memiliki komunikasi yang baik. Itu ditunjukkannya ketika mengatur trio gelandang Indonesia, yaitu Ji Da Bin, Figo Dennis, dan Kafiatur Rizky, untuk melapisi kuartet bek dalam situasi bertahan.
”Saya suruh gelandang bertahan untuk main lebih ke dalam saat kita diserang. Jadi, itu membuat pertahanan kami sulit dilewati lawan,” ucap Ikram.
Bangkit dari ”musibah”
Meskipun baru menjalani debut di turnamen resmi bersama tim U-17 Indonesia pada Piala Dunia U-17, Ikram sejatinya tidak asing dengan skuad asuhan Bima Sakti. Sejak mempersiapkan skuad Piala AFF U-16 2022, Bima telah memasukkan Ikram sebagai salah satu dari tiga pilihan penjaga gawang.
Ikram pun sejatinya disiapkan Bima dan Markus Horison, pelatih kiper Indonesia U-16 saat itu, sebagai pemain utama. Sayang, beberapa hari jelang turnamen yunior ASEAN itu, Ikram mengalami ”musibah”. Ia menderita sakit yang membuatnya hanya bisa mendukung rekan setim dari pinggir lapangan.
”Kami mengalami krisis kiper. Dua kiper kami (termasuk Ikram) tidak bisa bermain, jadi kami hanya memiliki Andrika (Fathir) yang fit untuk bermain,” kata Bima jelang Piala AFF U-16 2022, Agustus tahun lalu.
Penampilan baik Andrika membuat Ikram gagal memberikan sumbangan nyata bagi trofi Piala AFF U-16 2022. Ia juga hanya menjadi pelapis di kualifikasi Piala Asia U-17 2023, Oktober 2022.
Pergantian tahun membawa berkah bagi Ikram. Ia menunjukkan perkembangan signifikan yang membantunya merebut posisi kiper utama di tim U-17 Indonesia.
Penjaga gawang yang masih terdaftar sebagai siswa Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Sumatera Barat itu justru mengapresiasi performa rekan setimnya yang membantu dirinya berkembang.
”Teman-teman saya bermain bagus. Kami akan berjuang lebih baik lagi untuk mengejar kemenangan,” ucap Ikram yang memiliki tinggi 1,83 meter.
Jika mampu mempertahankan performa level tingginya, Ikram berpeluang membantu Indonesia menggoreskan capaian gemilang untuk lolos dari fase grup. Setelah Piala Dunia U-17 2023, tim-tim Liga 1 Indonesia tentu akan berebut untuk memberikannya kontrak profesional pertama.