Italia memang belum pernah juara di Piala Dunia U-17. Tetapi, turnamen yunior itu membantu Italia mengasah calon bintang mereka, salah satunya Alessandro Del Piero.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
Alessandro Del Piero adalah satu pemain yang menunjukkan konsistensi performa sejak usia remaja. Ajang Piala Dunia U-17 1991 di Italia merupakan debutnya mengenakan seragam ”Gli Azzurrini”, sebutan tim yunior Italia.
Del Piero masih berstatus sebagai pemain muda di tim Padova yang berkompetisi di Liga Italia Serie B pada 1991. Di tengah persiapan ketika mengalami promosi ke skuad utama Padova untuk Seri B 1991-1992, Pelatih Tim U-17 Italia Sergio Vatta memasukkan namanya dalam daftar 18 pemain di Piala Dunia U-17.
Meskipun termasuk salah satu dari hanya empat pemain yang berasal dari tim Serie B, Del Piero mampu menyegel posisi inti di lini depan. Italia gagal meraih kemenangan dan gugur di babak penyisihan akibat kalah bersaing dengan Amerika Serikat dan Argentina. Di tengah hasil buruk itu, Del Piero muncul sebagai permata bagi sepak bola Italia.
Ia mencetak gol pertama Gli Azzurrini di turnamen itu. Gol itu tercipta pada menit ke-30 ketika menghadapi China di laga kedua, 20 Agustus 1991. Skor akhir duel itu adalah 2-2. Itulah gol-gol yang hanya mampu diciptakan Italia di Piala Dunia U-17 1991.
Del Piero memamerkan sentuhan pertamanya yang brilian untuk mengelabui bek lawan sebelum menyarangkan gol perdana dan satu-satunya untuk skuad U-17 Italia. Lebih dari dua dekade setelah turnamen itu, Del Piero dikenal berkat ketangkasannya ketika menguasai bola. Rekan dan sahabat Del Piero, Gianluigi Buffon, mengakui Del Piero sebagai pemain dengan skill sentuhan pertama terbaik yang pernah disaksikannya ketika aktif bermain,
Tiga penampilannya di Piala Dunia U-17 menjadi jumlah cap Del Piero di tim paling yunior Italia. Selanjutnya, Del Piero promosi ke tim U-18 Italia dan U-21. Lima tahun berselang, setelah Piala Dunia U-17, Del Piero mempersembahkan trofi perdana untuk Italia, yaitu Piala Eropa U-21 1996 di Spanyol. Kala itu, ia bermain bersama sejumlah rekannya, seperti Buffon, Fabio Cannavaro, dan Francesco Totti, yang pada satu dekade kemudian memberikan gelar Piala Dunia 2006.
Nomor ”10”
Selain kemampuannya, Piala Dunia U-17 juga menjadi kesempatan perdana Del Piero mengenakan nomor punggung tujuh di tim nasional. Sempat dipercaya menggunakan nomor punggung 10 di Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000, ia kembali mengenakan nomor tujuh sejak Piala Dunia 2002 hingga menutup penampilannya bersama Italia, September 2008.
Dia (Del Piero) adalah pemain berposisi sembilan setengah. Posisi utamanya adalah penyerang tengah, tetapi ia lebih sering bergerak di belakang tandemnya yang serupa dengan pemain nomor 10.
Del Piero mencetak 27 gol dari 91 penampilan bersama Italia. Jumlah gol itu membuatnya sejajar dengan Roberto Baggio di peringkat keempat pencetak gol terbanyak Gli Azzurri. Jumlah gol itu hanya kalah dari Silvio Piola (30 gol), Giuseppe Meazza (33), dan Luigi Riva (35).
Piala Dunia 2006 adalah puncak dari kebanggaan Del Piero bersama Italia. Ajang itu menjadi penebusannya setelah hanya bisa membawa Italia menjadi runner-up di Piala Eropa 2000. Secara total, ia membela Italia di tiga edisi Piala Dunia dan empat edisi Piala Eropa.
Legenda Juventus
Pengabdian besarnya untuk Italia sejak usia dini membantu Del Piero masuk dalam radar Pelatih Juventus Giovanni Trapatoni dan Presiden Juve Giampiero Boniperti. Kedua sosok itulah yang berjasa merekrut Del Piero dari Padova ke Turin di bursa transfer, pertengahan 1993. Ia ditebus dengan nilai transfer lima juta lira, mata uang Italia sebelum beralih ke euro.
Pada musim debutnya mengenakan seragam Juve, Del Piero tidak hanya berlatih bersama tim utama, tetapi juga membela tim Juventus Primavera. Ia hanya bermain 14 laga untuk ”Si Nyonya Besar” pada musim 1993-1994 dengan menyumbang lima gol.
Pergantian pelatih dari Trapattoni ke Marcelo Lippi pada musim 1994-1995 mengubah takdir Del Piero. Lippi berani menyingkirkan Roberto Baggio demi memberi kesempatan bermain lebih banyak kepada Del Piero. Koleksi 50 penampilan pada musim keduanya bersama Juve menjadi bukti betapa besarnya kepercayaan Lippi kepadanya.
Selama 19 tahun berseragam Juve, yang 11 musim di antaranya mengenakan ban kapten, Del Piero mempersembahkan 15 gelar juara, termasuk Liga Champions Eropa 1994-1995. Ia pun memegang amanah sebagai kapten ketika Juve menjadi juara Seri B 1996-1997. Tidak ada kapten Juve lain yang pernah mengangkat trofi kompetisi kasta kedua Italia itu.
Kesetiaan kepada Si Nyonya Besar, yang dihukum turun kasta akibat skandal calciopoli pada 2006, berbuah catatan sejarah tersendiri. Del Piero adalah satu-satunya pemain Juve yang bisa meraih prestasi individu sebagai pencetak gol terbanyak di ajang Serie A dan Serie B.
Ia menjadi top scorer Serie B 2006-2007, kemudian menyandang predikat capocannoniere alias pencetak gol terbanyak Serie A pada musim 2007-2008. Koleksi 290 gol selama 705 laga mengukuhkan Del Piero sebagai pemain tersubur dalam sejarah Juve.
Penegasan Del Piero sebagai salah satu pemain terbaik di awal abad ke-21 diberikan oleh mendiang legenda Brasil, Pele. Pada 2004 lalu, Pele memasukkan Del Piero dalam daftar FIFA 100 yang memuat 100 pemain terbaik yang berkiprah selama abad ke-20.
Didier Deschamps, Pelatih Timnas Perancis dan eks rekan Del Piero di Juve, menyebut sang legenda memiliki posisi yang unik dan sulit ditemukan lagi saat ini. ”Dia adalah pemain berposisi sembilan setengah. Posisi utamanya adalah penyerang tengah, tetapi ia lebih sering bergerak di belakang tandemnya yang serupa dengan pemain nomor 10,” ujar Deschamps kepada La Gazzetta dello Sport, 2020 lalu.
Del Piero adalah legenda sepak bola lainnya yang memanfaatkan dengan baik kesempatan tampil di Piala Dunia U-17. Ia bersinar di tengah keterpurukan Italia pada edisi 1991, lalu menjadi salah satu pemain penting bagi generasi emas Italia di akhir 1990-an hingga awal 2000-an.