Keagungan Inter Milan dalam Kepungan Benteng ”Sang Dewi”
Kemenangan atas Atalanta memiliki makna lebih dari sekadar tiga poin bagi Inter Milan. Poin penuh dari markas ”Sang Dewi” memunculkan harapan Inter sebagai kandidat kuat peraih ”scudetto” musim ini.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BERGAMO, MINGGU — Hanya dalam waktu 90 menit, Inter Milan mengubah citra Stadion Gewiss, markas Atalanta, menjadi benteng yang tidak lagi menyeramkan. Hakan Calhanoglu dan Lautaro Martinez membuktikan mencetak gol di Stadion Gewiss bukanlah hal mustahil. Sebaliknya, aura Inter sebagai tim terkuat di Italia saat ini semakin agung dengan kemenangan 2-1 atas Atalanta.
Stadion Gewiss dikenal sebagai stadion yang tidak ramah kepada tim tamu musim ini. Hingga pekan kesepuluh, belum ada tim di Liga Italia yang mampu menodai gawang Atalanta. Di stadion itu pula Atalanta belum pernah kalah dengan meraih tiga kemenangan dan satu hasil imbang.
Namun, tuah Stadion Gewiss tidak berlaku saat Inter datang. ”Nerazzurri” membuktikan bahwa predikat sebagai tim terkuat Italia saat ini bukanlah isapan jempol. Ironisnya, justru Inter yang berbalik mempertontonkan seni bertahan kepada Atalanta, di stadion yang dikenal sebagai benteng tangguhnya.
Di tengah tekanan Atalanta, Inter sukses mencuri dua gol melalui penalti Calhanoglu dan sepakan indah Martinez di babak kedua. Atalanta memperkecil ketertinggalan lewat gol mantan pemain West Ham, Gianluca Scamacca.
Kemenangan di markas Atalanta yang terkenal sulit ditaklukkan menerbitkan harapan Inter untuk bersaing merebut scudetto dari tangan Napoli yang merupakan juara bertahan. Lewat poin penuh dari markas Atalanta, Inter membuktikan mereka adalah tim terkuat di Italia saat ini.
”Kami baru memasuki pekan kesebelas, tapi ini jelas merupakan sinyal besar untuk menang di tempat sulit seperti ini. Namun, kami bahkan belum melewati sepertiga musim. Kami percaya pada diri kami sendiri, tapi kami tahu itu tidak akan mudah,” kata Pelatih Inter Simone Inzaghi, dikutip dari Football Italia, Minggu (5/11/2023) dini hari WIB.
Kemenangan di markas Atalanta yang terkenal sulit ditaklukkan menerbitkan harapan Inter untuk bersaing merebut scudetto dari tangan Napoli yang merupakan juara bertahan.
Turun dengan formasi 3-4-2-1, Atalanta menggempur Inter sejak pertandingan dimulai. Scamacca didapuk sebagai ujung tombak dengan ditopang Ademola Lookman dan Teun Koopmeiners. Lookman dan Koopmeiners kerap turun hingga ke lini kedua untuk menjemput bola dan mengalirkannya kepada Scamacca.
Keunggulan fisik dan kecepatan Lookman membuatnya sulit dihentikan lawan. Cara ini sukses merepotkan lini pertahanan Inter. Hanya saja, penyelesaian akhir Atalanta yang buruk membuat gawang Inter tetap aman.
Di tengah gempuran Atalanta, Inter tampil efisien dengan dimotori Calhanoglu di lini tengah. Dengan sabar pemain Inter memancing bek dan gelandang Atalanta untuk naik menekan. Setelah itu, Calhanoglu melepaskan umpan kunci kepada Matteo Darmian yang berlari menusuk jantung pertahanan Atalanta. Peluang Darmian digagalkan, tapi ia dijatuhkan oleh kiper Juan Musso di kotak penalti. Tanpa ragu wasit menunjuk titik putih.
Calhanoglu tanpa kesulitan menaklukkan Musso melalui eksekusi penalti. Menurut Opta, Calhanoglu tidak pernah gagal mengeksekusi penalti sejak musim 2017-2018. Selama periode tersebut, ia telah mengeksekusi 10 tendangan penalti dan semuanya berhasil. Jumlah gol Calhanoglu dari titik putih itu hanya kalah dari Romelu Lukaku yang selalu sukses mencetak gol penalti sebanyak 14 kali dalam periode yang sama.
Kemampuan merebut bola secara cepat menjadi pembeda bagi Inter di babak kedua. Lewat keunggulan itulah para gelandang Inter membantu Martinez menggandakan keunggulan di babak kedua. Setelah menerima bola hasil recovery gelandang Inter, Martinez melepaskan sepakan melengkung di tengah kawalan tiga bek Atalanta.
”Kami menang berkat penampilan yang matang dan memanfaatkan keunggulan kami dengan baik di babak kedua. Saya berusaha bekerja keras dan berkembang dalam segala hal,” kata Martinez.
Setelah mencetak gol kedua, Inter tidak bisa berbuat banyak karena para pemain Atalanta semakin meningkatkan intensitas serangan. Hasilnya, Scamacca mencetak gol memanfaatkan umpan mendatar dari Lookman. Namun, gol itu diprotes kubu Inter karena menganggap Lookman terlebih dulu melanggar Federico Dimarco.
Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini memuji penampilan Inter yang tanpa cela. ”Mari kita beri pujian kepada Inter. Ketika Anda memberi mereka celah, mereka bisa menghukum Anda. Gol Lautaro Martinez sungguh luar biasa. Ketika dikepung oleh dua atau tiga pemain bertahan, ia tetap menjadi pembeda,” katanya.
Tambahan tiga poin membuat Inter kian kokoh di puncak klasemen dengan 28 poin, hasil dari 9 kemenangan, 1 imbang, dan 1 kali menelan kekalahan. Sementara Atalanta harus turun satu peringkat ke posisi kelima dengan koleksi 19 poin.
Hasil positif di markas Atalanta mempertebal kepercayaan diri para pemain Inter menjelang melawat ke markas RB Salzburg di Liga Champions Eropa.