Jorge Martin Kembali Menyerang pada MotoGP Thailand
Dua balapan mengecewakan di Mandalika dan Phillip Island tidak mengubah gaya berkendra Jorge Martin yang tetap menyerang di Buriram, Thailand. Dia langsung agresif sejak awal latihan bebas dan mencetak lap tercepat.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BURIRAM, JUMAT — Jorge Martin menunjukkan, mentalitas menyerangnya tidak meredup setelah dua balapan mengecewakan di Mandalika dan Phillip Island. Pebalap tim Prima Pramac Racing itu kembali memacu Desmosedici GP dengan agresif dalam sesi latihan bebas pertama MotoGP seri Thailand dan mencetak waktu putaran atau lap tercepat, Jumat (27/10/2023). Martin unggul 0,987 detik atas pesaing utamanya, Francesco Bagnaia, yang fokus mengasah feeling dengan ban untuk balapan.
”Anda tidak pernah tahu saat datang ke trek baru, jelas musim lalu saya sangat kuat. Jadi, saya percaya diri, dengan motor baru ini saya juga bisa kencang, semoga kami bisa. Mentalitas saya selalu menyerang dan berusaha memenangi kedua balapan,” lanjut Martin yang pada 2022 start dari posisi kedua di Buriram.
Martin menargetkan kemenangan dalam balapan sprint dan balapan utama di Sirkuit Internasional Chang tersebut, untuk memangkas selisih 27 poin dari Bagnaia di puncak klasemen. Dengan sisa empat seri, Thailand, Malaysia, Qatar, dan Valencia, kehilangan poin bisa meredupkan peluang juara bagi Martin dan Pecco, sapaan Bagnaia.
Namun, kedua pemacu motor Ducati Desmosedici GP23 itu tidak mengubah pola kerja menjelang balapan. Martin, seperti biasanya, menguji ban untuk balapan dan ban untuk kualifikasi sejak awal latihan bebas pertama (FP1). Dia menggunakan ban depan-belakang kompon lunak dan keras di awal sesi kemudian melakukan time attack di akhir sesi dengan ban medium-medium.
Pendekatan ini menghasilkan data awal yang penting untuk menganalisis ban terbaik untuk balapan dan kualifikasi. Dia akan kembali menguji pilihan ban dalam sesi latihan (practice, PR) pada Jumat sore di mana catatan waktu menjadi penentu lolos langsung ke kualifikasi kedua (Q2).
Martin yang langsung tancap gas sejak awal FP1 memiliki modal kuat untuk meraih pole position keempatnya musim ini. Dia mencetak lap tercepat dengan ban medium-medium, 1 menit 30,520 detik. Dia mengungguli dua pebalap Aprilia, Maverick Vinales dan Aleix Espargaro, di posisi kedua dan ketiga. Selisih waktu Martin juga solid, 0,238 detik atas Vinales dan 0,492 detik atas Espargaro.
Selisih waktu Martin dengan Pecco di posisi ke-10 mencapai 0,987 detik. Namun, dalam FP1 ini, Pecco sama sekali tidak melakukan time attack. Pebalap tim Ducati Lenovo itu fokus mengasah feeling pengendalian motor dengan ban untuk balapan, kompon lunak-keras. Dalam 15 putaran efektif yang dia lakukan, Pecco selalu menggunakan ban itu di mana ritme pace di 1 menit 31,8 detik, seimbang dengan Martin saat menggunakan ban lunak-keras.
Pecco biasanya baru menggunakan ban kualifikasi dalam sesi latihan. Pendekatan itu kurang maksimal di Mandalika dan Phillip Island, dia gagal lolos langsung ke Q2. Akhir pekan ini, di Thailand, Pecco berusaha keras lolos langsung ke Q2 sehingga peluang meraih posisi start terdepan terbuka lebar.
Mentalitas saya selalu menyerang dan berusaha memenangi kedua balapan.
Namun, Pecco sering mengalami kesulitan untuk menemukan feeling dengan ban berpelapis lebih keras, seperti di Mandalika dan Thailand. Dia kesulitan di Mandalika dan merasa akan lebih baik di Buriram.
””Menurut saya, pelapis ban yang lain lebih baik untuk saya, saya lebih memilih itu dibandingkan dengan (ban) yang membuat motor terlalu bergoyang, jadi kita lihat saja. Benar bahwa dalam balapan terakhir kami dalam situasi sulit pada Jumat. Namun, di Phillip Island kami juga memutuskan mengambil risiko dengan tidak menggunakan ban kompon lunak, hanya ban medium, supaya bisa kompetitif dalam balapan, dan menurut saya itu strategi yang bagus,” ujar Bagnaia.
”Kita lihat saja akhir pekan ini, saya merasa percaya diri dan positif saya bisa kompetitif sejak awal sesi besok (Jumat) pagi, ban depan menurut saya juga bagus, jadi sangat penting untuk bisa langsung kompetitif,” kata Bagnaia dalam konferensi pers, Kamis.
”Kita lihat saja, (trek) ini bagus bagi saya, tetapi juga bagus bagi para pebalap Ducati lainnya, dan waktu putaran Jorge di sini tahun lalu sangat kompetitif, juga di Malaysia. Kita hanya perlu melihat apakah kami bisa mengambil keuntungan dari rasa itu, dan saya yakin ini jauh lebih cocok dengan saya dibandingkan Phillip Island. Namun, kita lihat saja, karena selalu sulit memprediksi balapan akhir pekan. Target pertama adalah tidak berada di Q1, jadi kita lihat saja,” tutur Bagnaia.