Pramudya/Yeremia Masih Mencari Momentum Kebangkitan
Pramudya/Yeremia menjadi satu-satunya dari lima ganda putra Indonesia yang tersingkir pada babak pertama Perancis Terbuka. Juara Asia 2022 itu masih berusaha bangkit dari kesulitan yang dialami pada tahun ini.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
RENNES, RABU - Satu dari lima wakil ganda putra Indonesia, yaitu Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, tak dapat melaju ke babak kedua turnamen bulu tangkis Perancis Terbuka. Mereka masih mencari momentum untuk bangkit di tengah kesulitan yang dihadapi pada musim kompetisi 2023 ini.
Kekalahan pada babak pertama di Glaz Arena, Rennes, Perancis, pada Rabu (25/10/2023) sama seperti hasil yang diperoleh pada Denmark Terbuka, pekan lalu. Kedua turnamen tersebut memiliki level yang sama pada struktur turnamen BWF World Tour, yaitu super 750.
Di Perancis, Pramudya/Yeremia disingkirkan pasangan China berperingkat kedua dunia, Liang Wei Keng/Wang Chang, dengan skor 15-21, 21-23. Adapun di Denmark, mereka kalah dari sesama pemain Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Setelah kehilangan gim pertama karena kesulitan menyaingi kecepatan dan kekuatan pukulan lawan, Pramudya/Yeremia bisa memberi perlawanan lebih ketat pada gim kedua. Ketertinggalan hingga lima poin, yaitu 8-13, disamakan menjadi 16-16. Mereka, bahkan dua kali menciptakan game point pada posisi 20-19 dan 21-20.
Namun, Liang/Wang memenangi laga itu dengan mendapat tiga poin beruntun, salah satunya dari kegagalan Yeremia dalam mengembalikan servis Liang. Teknik servis dari Liang Wang, yang membuat kok melayang tipis di atas net, membuat Pramudya/Yeremia seringkali kesulitan mengembalikannya.
Yeremia menuturkan bahwa fokus mereka tidak stabil pada momen kritis, yaitu saat mendapat game point. “Kami kurang tenang hingga akhirnya melakukan kesalahan,” katanya.
Hasil di Perancis tersebut menjadi kekalahan pada babak pertama atau kedua yang ke-14 kali dari 18 turnamen pada 2023. Pramudya/Yeremia berada pada momen sulit pada tahun ini setelah menepi dari turnamen pada enam bulan kedua 2022 karena cedera lutut yang dialami Yeremia.
Mereka mengawali enam bulan pertama tahun ini dengan tantangan baru, salah satunya dalam cara bermain. Rotasi Pramudya, sebagai pemain depan, dan Yeremia (pemain belakang) harus lebih sering dilakukan.
Setelah hanya sekali mencapai perempat final dari sembilan turnamen, Pramudya/Yeremia mendapat momentum ketika menembus semifinal Indonesia Terbuka, pada Juni. Ketika itu, mereka berharap performa dan hasil dari turnamen Super 1000 tersebut menjadi langkah awal untuk bangkit.
Sebelum partisipasi mereka dalam kompetisi terganggu, Pramudya/Yeremia lolos ke final BWF World Tour 2021 yang hanya diikuti delapan wakil terbaik dari setiap nomor. Mereka juga menjadi juara Asia 2022 dan menempati peringkat ke-11 dunia sebagai posisi terbaik yang pernah dicapai.
Akan tetapi, kembali ke turnamen setelah cedera memang tak mudah bagi semua atlet, tak terkecuali bagi Yeremia. Faktor psikologis, yaitu ketakutan akan cedera lagi, menjadi hal yang wajar. Di sisi lain, bagi atlet yang berstatus sebagai pemain ganda, diperlukan kesamaan motivasi, semangat, target, dan saling memahami kondisi masing-masing.
Hubungan mereka yang “dingin” menjadi sorotan penggemar bulu tangkis Indonesia ketika tampil dalam Arctic Terbuka di Finlandia, dua pekan lalu. Setiap bertanding, tak ada komunikasi sedikit pun di antara keduanya.
“Komunikasi mereka sudah membaik. Dalam pertandingan tadi, meskipun kalah, mereka tetap berkomunikasi. Mereka memiliki komitmen untuk bangkit bersama-sama,” komentar pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis utama, Aryono Miranat.
Hubungan mereka yang “dingin” menjadi sorotan penggemar bulu tangkis Indonesia ketika tampil dalam Arctic Terbuka di Finlandia, dua pekan lalu.
Aryono kemudian menuturkan kendala yang dihadapi pasangan peringkat ke-22 dunia tersebut, diantaranya perkembangan pemain negara lain. Salah satu yang paling menonjol adalah Liang/Wang yang mengalahkan Pramudya/Yeremia. Pasangan yang seangkatan dengan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin tersebut telah menempati ranking kedua dunia.
“Pram/Yere sudah berusaha kembali ke performa sebelumnya. Namun, karena pemain lain berkembang, Pram/Yere harus berlatih lebih keras lagi dan lebih fokus. Mereka juga harus mengabaikan momen buruk yang sudah berlalu. Mereka harus menatap ke depan, tetap semangat, dan punya keyakinan untuk bisa bangkit,” tutur Aryono.
Di pelatnas, Pramudya/Yeremia menjadi salah satu dari tiga pasangan pelapis untuk Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Mereka, bersama Hendra/Ahsan, melaju ke babak kedua.
Sementara Leo/Daniel mendapat keberuntungan setelah lawan mereka, Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia), mengundurkan diri. Finalis Denmark Terbuka, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, harus bermain tiga tim untuk mengalahkan Keiichiro Matsui/Yoshiniro Takeuchi (Jepang) 16-21, 21-11, 21-10. Mereka akan menantang pasangan Jepang lain pada babak kedua, yaitu Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
Pada babak kedua lainnya yang akan berlangsung Kamis, Fajar/Rian akan berhadapan dengan Daniel Lundgaard/Mads Vestergaard (Denmark). Sementara, Hendra/Ahsan melawan pasangan nomor satu dunia, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India).