Jorge Martin Incar Penebusan di Buriram
Jorge Martin harus menunggu balapan di Thailand untuk menebus kesalahan strategi dalam balapan utama MotoGP seri Australia menyusul pembatalan sprint akibat angin kencang yang menerpa Sirkuit Phillip Island.
VENTNOR, MINGGU — Jorge Martin mengakui dirinya melakukan kesalahan dengan menggunakan ban belakang kompon lunak dalam balapan utama MotoGP seri Australia. Dia pun menegaskan, kesalahan serupa tidak akan terjadi lagi ke depan. Namun, dia baru bisa membuktikan itu dalam balapan di Thailand, 27-29 Oktober 2023, karena sprint di Phillip Island dibatalkan menyusul kondisi cuaca buruk, angin sangat kencang, hujan, dan udara dingin pada Minggu (22/10/2023).
”Ya, balapan kemarin cukup mengecewakan, itu pasti. Jadi, kami harus belajar dari kesalahan,” ungkap Martin.
”Baik di Indonesia maupun di Australia, saya super kencang, tetapi jelas kami melakukan kesalahan, dan itu tidak akan terjadi pada saya lagi,” tegas pebalap tim Prima Pramac Racing itu kepada MotoGP.
Martin bertekad menebus kesalahannya itu dalam balapan sprint yang diagendakan berlangsung pada Minggu mulai pukul 09.00 WIB. Namun, balapan 13 putaran itu dibatalkan karena angin sangat kencang menerpa Sirkuit Phillip Island dan membahayakan keselamatan para pebalap. Angin kencang itu juga menyebabkan pebalap Moto2, Celestino Vietti, mengalami kecelakaan parah di tikungan satu. Dia terdorong angin sangat kencang hingga keluar trek dan kemudian terjatuh keras. Balapan Moto2 dihentikan pada lap kesembilan. Kondisi angin kemudian semakin kencang dan balapan sprint MotoGP dibatalkan.
Kondisi ini sesuai prakiraan cuaca pada Jumat, di mana kemudian diputuskan menggeser balapan utama dari Minggu ke Sabtu dan balapan sprint dari Sabtu ke Minggu.
”Seratus persen ini keputusan yang tepat, itu jelas, meskipun saya merasa cukup bagus dalam sesi pemanasan. Jadi, saya percaya diri, jika kami balapan, saya akan kencang,” ungkap Martin.
”Namun, kondisinya sangat berbahaya dan jelas ini keputusan yang tepat bagi kami semua. Dalam pemanasan saya merasa oke, memang ada angin di tikungan dua, tetapi secara umum kondisinya, mungkin di limit, tetapi bisa untuk balapan. Namun, kemudian angin semakin kencang. Jadi, (pembatalan sprint) itu oke dan fokus pada balapan berikutnya,” tegas Martin.
Pebalap muda Spanyol itu gagal memenangi balapan utama pada Sabtu karena kehabisan ban belakang. Dia ”berjudi” dengan menggunakan ban belakang kompon lunak, bukan medium seperti pebalap lain. Martin yang memimpin balapan 26,5 putaran akhirnya finis di posisi kelima karena di tikungan empat lap ke-27, dia didahului oleh Johann Zarco, Francesco Bagnaia, Fabio Di Giannantonio, dan Brad Binder.
Baca juga: Cuaca Buruk Batalkan Balapan Sprint MotoGP di Phillip Island
Saya senang menuju ke sirkuit (Thailand) di mana saya kencang.
Martin bertekad bangkit di Thailand, di mana dia musim lalu meraih posisi start kedua. Namun, dia harus memperbaiki manajemen ban di trek Buriram yang sangat panas supaya bisa finis terdepan. Musim lalu, dia finis di posisi keenam.
Balapan di Thailand juga dipastikan oleh Manajer Prima Pramac Racing Gino Borsoi akan dijalani dengan strategi yang lebih presisi. Tim tidak akan mengulang kesalahan pilihan ban belakang seperti di Australia.
”Jelas kami memilih ban belakang yang salah, tetapi kami tidak pernah menyerah dan bersiap untuk balapan berikutnya,” tegas Borsoi kepada TNT Sport.
Sirkuit di Thailand juga positif bagi pesaing terdekat Martin, Bagnaia, di mana dia musim lalu start dari posisi ketiga dan finis di podium ketiga. Pebalap tim pabrikan Ducati itu pun optimistis dirinya akan solid di Buriram. Bagnaia kini di puncak klasemen, unggul 27 poin atas Martin di posisi kedua.
Baca juga: Zarco Mengubah Alur Cerita di Phillip Island
”Menurut saya, kami bisa menilai akhir pekan ini positif, dengan pertarungan sengit yang kami jalani dalam balapan dan mengakhiri akhir pekan ini dengan selisih 27 poin, mengingat akhir pekan sebelumnya kami tertinggal tujuh poin. Jadi, kami dalam jalur yang bagus, jika melihat sepanjang sesi kami kesulitan, tetapi itu karena kami lebih banyak bekerja untuk balapan, mempersiapkan diri untuk bertarung. Senang setiap kali kami bisa di depan, dan kami harus terus seperti ini,” ungkap Bagnaia.
”Saya senang menuju ke sirkuit (Thailand) di mana saya kencang. Jadi, ini positif bagi kami, juga di Malaysia. Balapan-balapan berikutnya semuanya bagus bagi saya. Tahun lalu saya kesulitan di sini, kesulitan di Jepang, kesulitan di Mandalika. Jadi bagus bisa menuju ke trek di mana kami kompetitif tahun lalu, dan saya menantikan balapan di sana,” tegas juara MotoGP 2022 itu.
Terkait dengan pembatalan sprint, Bagnaia menilai, itu keputusan yang tepat karena kondisi cuaca membuat balapan sangat berbahaya.
”Menurut saya, itu keputusan yang tepat. Namun, membatalkan balapan selalu menjadi sesuatu yang tidak baik,” ujar Pecco, sapaan Bagnaia.
Baca juga: Pilihan Ban Pembeda Martin-Pecco di Phillip Island
”Kondisi ini bisa positif maupun negatif karena kami bisa meraih poin maupun kehilangan poin,” lanjut pebalap Italia itu.
Jika balapan berlangsung, lanjut Pecco, dirinya merasa bisa meraih poin banyak karena sudah menemukan penyebab dirinya lambat saat sesi pemanasan pada Minggu pagi.
”Kami menemukan mengapa saya lambat saat pemanasan. Kami bisa mengatasi itu untuk balapan. Saya merasa siap untuk semua hal, untuk bersaing di posisi teratas dan mungkin memenangi balapan,” ujar Pecco.
”Namun, apa pun itu, senang dengan keputusan yang mereka ambil terkait balapan, kondisi sangat berbahaya. Itu (cuaca) berubah-ubah selama balapan Moto2. Tikungan satu sangat berbahaya. Saya melihat Celestino kecelakaan, mirip dengan Miguel Oliveira 2019, didorong keluar oleh angin, dan itu sangat kritis,” tegas Pecco.
Pemenang balapan utama MotoGP seri Australia, Johann Zarco, juga menilai pembatalan sprint keputusan tepat. Meski demikian, dia sangat berharap bisa balapan karena ingin melanjutkan momentum positif setelah meraih kemenangan perdana di MotoGP. Dia ingin kembali menyanyikan ”La Marseillaise”, lagu kebangsaan Perancis, seperti pada Sabtu.
”Ini terasa aneh, karena saya dalam konsentrasi untuk balapan,” ungkap rekan setim Martin di Pramac Racing itu.
”Meskipun saya sudah memenangi balapan utama, kemarin, menjelang balapan sprint ini saya merasa ingin memainkan sesuatu, berusaha untuk menang lagi dan menyanyikan lagu kebangsaan seperti kemarin,” lanjut Zarco.
”Ini rasanya aneh, karena Anda merasa ’ah, tidak bisa balapan’, tetapi kemudian Anda merasakan situasinya berisiko, angin semakin kencang sejak pagi ini, dan sangat sulit untuk mengendarai motor, bahkan berbahaya,” lanjut Zarco yang akan membela LCR Honda musim depan.
”Jadi, ini mungkin ada peluang untuk meraih podium lagi, tetapi juga kehilangan. Jadi, lebih baik meraih 25 poin untuk akhir pekan ini dan menuju ke Thailand. Kami sudah diberi tahu kondisi akan sulit pada Minggu ini, dan kami sudah berusaha mengendarai motor pagi ini. Namun, kemudian angin semakin kencang, hujan lebih lebat, dan tidak mungkin untuk balapan,” pungkas Zarco.