Bagas/Fikri mendapat kesempatan ketiga untuk meraih gelar pertama pada 2023 dengan lolos ke final Denmark Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
ODENSE, SABTU — Satu kemenangan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dari enam pertemuan dengan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto terjadi pada pertemuan pertama mereka di Indonesia Masters 2021. Baru pada pertemuan dua tahun berikutnya, mereka menang kembali melalui permainan yang lebih cepat dari seniornya tersebut.
Kemenangan tersebut berlangsung dalam semifinal ganda putra sesama Indonesia pada turnamen bulu tangkis Denmark Terbuka di Jyske Bank Arena, Odense, Sabtu (21/10/2023) malam. Bagas/Fikri menang dengan skor 21-11, 16-21, 21-12. Dalam perebutan gelar juara turnamen BWF World Tour Super 750 itu, Bagas/Fikri akan berhadapan dengan Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia).
Final tersebut menjadi final pertama Bagas/Fikri dalam turnamen di atas level Super 500 sejak menjuarai All England 2022 yang berkategori Super 1000. Setelah itu, mereka baru mencapai lagi tahap final dalam turnamen Orleans Masters dan Thailand Terbuka, yang berlevel Super 300 dan 500, pada pertengahan 2023.
Namun, seperti pebulu tangkis Indonesia pada umumnya, performa mereka pada tahun ini tak konsisten. Setelah mencapai final di Orleans dan Thailand, Bagas/Fikri enam kali tersingkir pada babak pertama atau kedua dari delapan turnamen.
Dengan status sebagai ganda putra nomor empat Indonesia, mereka kalah bersaing dengan Fajar/Rian dan rekan seangkatan, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, untuk mewakili Indonesia dalam Asian Games Hangzhou 2022.
Namun, performa Bagas/Fikri selama di Denmark Terbuka lebih baik dibandingkan rekan-rekannya, termasuk Leo/Daniel yang tersingkir pada babak pertama. Di semifinal, mereka pun unggul dalam faktor kecepatan dibandingkan Fajar/Rian, terutama dalam permainan di depan net. Siapa pun yang berdiri di area depan lapangan langsung memotong pukulan dengan cepat hingga lawan tak bisa mengembangkan permainan mereka.
Berbeda dengan pertemuan-pertemuan kami sebelumnya, Bagas/Fikri sekarang lebih berani, lebih yakin, dan tidak mudah melakukan kesalahan.
Herry Iman Pierngadi, mantan pelatih ganda putra yang saat ini melatih ganda campuran, menilai, kecepatan dan kekuatan Fajar/Rian memang berkurang. Herry mengatakan itu ketika mendampingi pemain ganda putra di Asian Games Hangzhou 2022 yang penyelenggaraannya mundur setahun karena pandemi Covid-19.
”Kunci kemenangan tadi adalah pada komunikasi. Kami saling percaya, saling mendukung, dan yakin dengan kemampuan kami,” ujar Fikri yang juga berharap bisa bermain konsisten untuk final.
Pada final nanti, lawan unggul dalam rekor pertemuan dengan Bagas/Fikri. Chia/Soh selalu menang atas Bagas/Fikri dalam tiga pertandingan yang berlangsung tahun ini, masing-masing, dalam dua gim.
Kepercayaan diri tinggi
Sementara Fajar menuturkan bahwa Bagas/Fikri bisa menerapkan strategi dengan baik dan bermain dengan kepercayaan diri tinggi. ”Berbeda dengan pertemuan-pertemuan kami sebelumnya, Bagas/Fikri sekarang lebih berani, lebih yakin, dan tidak mudah melakukan kesalahan. Mereka juga terlihat semakin matang,” katanya.
Pada nomor lain, gelar juara ganda campuran dipastikan akan menjadi milik pemain China dengan terjadinya final antara Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong dan Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping. Adapun final ganda putri akan terjadi antara pasangan China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, dengan Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang).
Pada tunggal putri, Carolina Marin (Spanyol) mencapai final keenam pada tahun ini setelah mengalahkan Pusarla V Sindhu (India) 21-18, 19-21, 21-7. Kemenangan tersebut memperlihatkan bahwa pemain berusia 30 tahun tersebut masih bisa bersaing di level atas meski pernah terganggu cedera ACL pada 2019.