Jagat sepak bola tahu betapa menyeramkan sosok Rashford ketika sedang berapi-api. Sekali lagi, Rashford membawa tren positif dari timnas ke klub.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, RABU — Sumbangan gol penyerang Marcus Rashford dalam penampilan bersama tim nasional Inggris adalah pertanda baik untuk Manchester United. Dia mengakhiri krisis gol sekaligus mengembalikan kepercayaan diri. Selain juga, sejarah berbicara, dia mampu membawa pengaruh positif ke klub sepulang jeda internasional.
Rashford baru mencetak satu gol dari total dari 13 penampilan di klub dan timnas sejak musim panas. Gol terakhir penyerang 25 tahun itu bahkan dicetak untuk MU saat lawan Arsenal, awal September. Sejak itu, dia tidak menyarangkan bola lagi ke gawang lawan selama 603 menit.
Sampai akhirnya paceklik itu berakhir dalam kemenangan Inggris atas Italia 3-1 di Stadion Wembley, Rabu (18/10/2023) dini hari WIB. Rashford mencetak gol kedua yang membuat ”Tiga Singa” berbalik unggul pada paruh kedua. Kontribusi itu memastikan Inggris lolos kualifikasi ke Piala Eropa Jerman 2024.
Di MU belakangan ini Rashford sering dikritik terlalu serakah, lebih banyak mengeksekusi sendiri ketimbang mengumpan. Dia membuktikan hal itu bukan serakah di laga tersebut, tetapi memang bakat terbaiknya. Rashford mencetak gol khasnya dengan aksi dribel solo dari sisi kiri yang sukses mengecoh tiga pemain lawan.
Manajer MU Erik ten Hag sudah memprediksi sebelum jeda internasional, keran gol Rashford akan mengalir deras. ”Dia sedang kesulitan, tetapi semua itu akan berlalu. Semua orang tahu kualitasnya. Striker sepertinya hanya butuh satu gol untuk melewati (krisis). Momentum itu segera datang dan dia akan berapi-api,” ujarnya.
Rashford berkesempatan untuk mengulang ketajamannya di timnas Inggris saat MU tandang ke markas Sheffield United pada laga Liga Inggris, Sabtu (21/10/2023). Ten Hag paham betul kapabilitas anak asuhannya itu. Dia turut menjadi saksi kebangkitan Rashford pada akhir 2022, sepulang membela Inggris di Piala Dunia Qatar. Rashford kembali ke klub dengan energi berbeda seusai menjadi pencetak gol terbanyak di timnas selama Piala Dunia, 3 gol hanya dalam total 137 menit.
Manajer MU Erik ten Hag sudah memprediksi sebelum jeda internasional, keran gol Rashford akan mengalir deras.
Selama hampir tiga bulan, Rashford tidak berhenti mencetak gol. Dia sukses menghasilkan 10 gol dalam 10 pertandingan Liga Inggris. Banyak pengamat berpendapat Rashford adalah penyerang terbaik di dunia kala itu. Adapun pada awal musim sampai jeda internasional, dia baru mencatat 4 gol dari 14 laga liga.
Menurut Pelatih Inggris Gareth Southgate, sosok Rashford di Piala Dunia adalah versi terbaik yang pernah dilihat. Presensi sang penyerang selalu menjadi teror terbesar bagi pertahanan lawan. Peningkatan level itu tidak terlepas dari kompetisi sengit di posisi penyerang sayap timnas. Kompetisi serupa tidak dirasakan di MU.
Rashford berpendapat, gol teranyar ke gawang Italia telah mengembalikan kepercayaan dirinya. ”Mungkin saya merasa telah siap memulai lagi segalanya. Sekarang, bagi saya, semua tentang memenangi sebanyak mungkin pertandingan. Entah memulai sebagai starter atau cadangan. Ketika momen itu tiba, Anda harus mengambilnya,” tuturnya.
Kepercayaan diri merupakan aspek paling penting untuk menunjang penampilan Rashford. Dia berkata saat Piala Dunia, bisa bermain konsisten karena tidak lagi bermasalah dengan kondisi mental. Dia tampil lepas karena sudah berdamai dengan kegagalan mengeksekusi penalti di final Piala Eropa 2020.
Efek domino
Skuad MU pun menyambut kembalinya Rashford dengan senyum lebar. Seperti diketahui, tren buruk ”Setan Merah” sejak awal musim tidak lepas dari minimnya kontribusi sang penyerang. MU berada di peringkat ke-10 klasemen liga setelah delapan pekan berlalu. Permasalahan terbesar mereka adalah produktivitas.
MU hanya menghasilkan sembilan gol hingga kini, tertinggal jauh dari tim-tim lain. Bahkan, tim peringkat ke-8 Newcastle United saja mampu mencetak 20 gol. Rendahnya produktivitas MU tidak cukup menutupi masalah pertahanan mereka yang sudah kemasukan 12 gol. Alhasil selisih gol mereka mengalami defisit.
Rashford, sebagai pencetak gol terbanyak di seluruh kompetisi musim lalu (30 gol), menjadi ”kambing hitam” terdepan dari problematika tersebut. Dia adalah mesin gol klub dan pemimpin lini serang yang seharusnya bisa mengangkat produktivitas klub. Namun, ekspektasi itu hanya menjadi sekadar harapan semu.
Angin segar sedang mengarah ke ”Setan Merah”. Sebelum jeda internasional, mereka baru kembali ke jalur positif seusai menang dramatis di injury time versus Brentford. Gelandang Scott McTominay, yang sempat dikritik beberapa musim terakhir, mencetak dua gol kemenangan. Dia melanjutkan performa apik itu bersama timnas Skotlandia.
Atmosfer kemenangan itu akan disempurnakan dengan kembalinya sosok Rashford yang ”bengis” di kotak penalti. MU harus segera bangkit karena sudah dinanti jadwal berat selepas jeda internasional. Di antara lima laga ke depan, mereka akan berhadapan dengan tim papan atas Manchester City dan Newcastle.
”Level kami turun. Ada alasan untuk itu, tetapi semua tidak bisa diterima. Kami harus bertarung melawan itu dan segera bangkit. Konsistensi adalah masalah terbesar tim ini. Kami harus lebih konsisten dalam komunikasi dan organisasi. Dengan itu, kami akan bermain dan mendapatkan hasil lebih baik,” pungkas ten Hag. (AP/REUTERS)