Balapan Epik di Mandalika Kembalikan Pecco ke Puncak
Francesco Bagnaia kembali ke puncak klasemen menyusul kecelakaan yang dialami Jorge Martin dalam balapan utama MotoGP seri Indonesia di Sirkuit Mandalika. Ayunan pendulum momentum pun beralih ke Bagnaia.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
PRAYA, KOMPAS — Jorge Martin mengalami momentum yang sangat mengecewakan karena terjatuh di lap ke-13 pada tikungan ke-11 saat memimpin balapan. Ini kecelakaan yang janggal karena Martin memasuki tikungan ke kanan itu bukan dalam mode menyerang, sebab dia sudah unggul tiga detik atas Francesco Bagnaia di posisi ketiga. Kondisi ini mengembalikan Bagnaia ke puncak klasemen MotoGP dengan kemenangan brilian setelah start dari posisi ke-13.
”Menurut saya, kami pantas mendapat hasil balapan seperti ini. Start dari posisi ke-13, dalam putaran pertama saya melakukan semaksimal mungkin, dan ketika saya melihat Martin terjatuh, saya hanya mengatakan kepada diri saya sendiri, ’perhatikan kondisi ban dan kita lihat saja”. Kemudian, dalam 10 lap terakhir saya berada pada pace yang berbeda dan sangat mengendalikan balapan,” ujar Pecco, sapaan Bagnaia.
Bagnaia kini mengumpulkan 346 poin, unggul 18 poin atas Martin yang kembali turun ke posisi kedua serta unggul 63 poin atas peringkat ketiga pebalap tim VR46, Marco Bezzecchi.
”Saya sangat senang. Saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada kru saya, pacar saya yang menakjubkan, dan keluarga saya,” pungkas Pecco.
Balapan utama di Mandalika terlihat akan menjadi milik Martin karena pebalap tim Prima Pramac Racing itu tampil brilian sejak start. Dia langsung memimpin di tikungan pertama setelah melakukan start sangat mulus dari posisi keenam. Dia menusuk dari sisi dalam mendahului lima pebalap untuk memimpin menjelang tikungan pertama ke arah kanan.
Martin kemudian menjauh dari kejaran pebalap Aprilia, Maverick Vinales, di posisi kedua. Mereka kemudian menjauh dari rombongan di belakangnya. Di sisi lain, Bagnaia yang start dari posisi ke-13 melakukan start bagus dan menempati posisi kesembilan di lap pertama. Dia kemudian terus memperbaiki posisinya dan naik ke posisi keempat pada lap kedua, memanfaatkan senggolan antara Luca Marini dan Brad Binder.
Kemenangan Bagnaia ini juga menjadikan dirinya sebagai pebalap pertama yang memenangi balapan dari posisi start di luar dua baris terdepan sejak Marco Melandri pada 2006.
Bagnaia, yang menggunakan ban depan-belakang berkompon keras-medium, kemudian terus mengejar Vinales. Mereka sempat terpisah 1,8 detik pada lap kelima, tetapi selisih waktu itu tinggal 0,343 detik pada lap ke-19, enam putaran setelah Martin terjatuh. Pada lap ke-20 Bagnaia mendahului Vinales dan memimpin balapan.
Vinales, yang menggunakan ban depan-belakang medium-medium, mulai kehabisan ban dan tidak bisa mengejar Bagnaia. Bahkan, pebalap Aprilia itu semakin ditekan oleh pebalap Yamaha, Fabio Quartararo. Mereka bersaing ketat dalam dua lap terakhir, tetapi serangan Quartararo belum cukup untuk meraih posisi kedua dan harus puas dengan podium ketiga.
Kemenangan Bagnaia ini sangat manis karena dia sangat membutuhkan kemenangan setelah kehilangan pemuncak klasemen seusai balapan sprint pada Sabtu. Dia turun ke posisi kedua, tertinggal tujuh poin dari Martin yang memenangi sprint.
Kemenangan Bagnaia ini juga menjadikan dirinya sebagai pebalap pertama yang memenangi balapan dari posisi start di luar dua baris terdepan sejak Marco Melandri pada 2006. Ini performa brilian dari Bagnaia karena racing line di Mandalika sangat sempit. Balapan ini semakin sulit karena temperatur permukaan aspal sangat panas, mencapai 56,6 derajat celsius.
Sebelum balapan berlangsung, posisi Bagnaia dalam tekanan karena perlu tampil bagus untuk meraih poin sebanyak mungkin dari posisi start ke-13. Dia juga baru saja kehilangan posisi puncak klasemen yang direbut Martin. Dalam kondisi ini Manajer Tim Ducati Lenovo Davide Tardozzi sempat memberi saran kepada Bagnaia supaya percaya kepada dirinya sendiri.
”Saya berbicara dengan dia kemarin, hanya beberapa kata saja, karena saya memahami pebalap ketika melihat mata mereka, Anda bisa mengetahui bahwa mereka mamahami apa yang terjadi, jadi tidak perlu terlalu jauh. Jadi, menurut saya sarannya sederhana, ’percaya kepada dirimu sendiri’,” ujar Tardozzi kepada TNT.