Menaiki ”safety car” MotoGP yang dipacu di sirkuit, badan serasa melayang, lalu ”dibanting” ke kanan dan ke kiri.
Oleh
YULVIANUS HARJONO
·3 menit baca
Balapan Grand Prix seri Indonesia 2023 di Sirkuit Internasional Mandalika menghadirkan sensasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tamu dengan jumlah sangat terbatas berkesempatan menumpang safety car MotoGP yang digeber kencang di Mandalika.
Tanpa aba-aba, mobil performa tinggi BMW M5 CS yang kami tumpangi melesat diiringi raungan suara mesin yang menggelegar, bak pesawat lepas landas, Sabtu (14/10/2023). Mobil berkekuatan 627 tenaga kuda itu berakselerasi dari 0 ke 100 meter hanya dalam 2,9 detik, hampir sekejap mata.
Tak heran, saat duduk di kursi belakang, badan seolah melayang, lalu dibanting kencang ke kanan ataupun ke kiri, mengikuti liukan trek Mandalika.
Kecepatan puncaknya di Mandalika mencapai 250 kilometer per jam. Tak heran, saat duduk di kursi belakang, badan seolah melayang, lalu dibanting kencang ke kanan ataupun ke kiri, mengikuti liukan trek Mandalika.
”Seperti terbang, naik roller coaster,” ujar Andar T Lestari, salah seorang penumpang, yang wajahnya terlihat pucat seusai menaiki mobil balap bermesin V8 dwiturbo tersebut.
Andar adalah salah satu orang yang beruntung bisa menaiki safety car yang biasa dikendarai Loris Capirossi, pengarah balapan MotoGP. Hanya sembilan orang, sebagian besar jurnalis, yang beruntung merasakan sensasi itu.
Tahun lalu, kegiatan yang dinamai ”BMW M Laps” itu batal digelar karena situasi memaksa, yaitu hujan. Sejumlah sesi saat itu, termasuk balapan utama, ditunda. Hujan membuat trek Sirkuit Mandalika, yang saat itu kondisi aspalnya buruk, membuat mobil makin sulit dikendalikan.
Bukan hanya M5, MotoGP juga memakai sejumlah mobil garapan divisi kompetisi alias Motorsport BMW. Dua mobil lainnya adalah M2 Coupe dan M3 Touring. Mobil-mobil itu memiliki banyak fungsi vital, antara lain inspeksi sirkuit dan membawa dokter dalam kondisi gawat, seperti kecelakaan.
”M5 adalah mobil impian, terbaik, yang bisa dikendarai. Mobil-mobil ini cepat, hal penting untuk intervensi. Mobil-mobil ini tidak hanya cepat di jalan raya, tetapi juga di sirkuit,” ujar Capirossi dalam wawancara terpisah di VIP Village Sirkuit Mandalika.
Waktu putaran mobil-mobil BMW itu tak jauh berbeda dibandingkan dengan motor balap Grand Prix, khususnya di kelas Moto3. Sebagai contoh, catatan waktu satu putaran M5 CS di Sirkuit Mandalika sepanjang 4,3 kilometer adalah 1 menit 58 detik.
Dengan kata lain, dari kacamata penggemar, berada di dalam mobil-mobil itu adalah cara lain merasakan sensasi menumpang motor balap Grand Prix, hal yang mustahil dilakukan.
Menonton dari VIP Village
Meskipun demikian, masih ada banyak cara untuk menikmati rangkaian Grand Prix dengan cara tak biasa. Cara itu antara lain dengan menjadi penonton VIP Village. Tiket di kategori itu adalah salah satu yang termahal, yaitu Rp 30 juta per orang. Selain itu, tiket itu hanyalah bisa dibeli lewat Dorna langsung.
Kompas berkesempatan hadir di VIP Village Mandalika berkat undangan BMW Indonesia. Fasilitas di dalam tempat itu pun sangat lengkap, mulai dari penyejuk ruangan (AC), beragam makanan dan minuman yang bisa diambil berulang-ulang, layar televisi, hingga kesempatan khusus berbincang langsung dengan pebalap MotoGP.
Posisi VIP Village pun sangat strategis, yaitu persis di depan garis start dan tikungan pertama serta sejajar dengan paddock tim-tim balap. Pemilik tiket pun bisa menyaksikan jalannya balapan dari balkon. Kebanyakan pemegang tiket VIP Village itu adalah orang asing dan mitra Dorna, pemegang hak komersial MotoGP.
”Saya di sini mendukung Jack Miller,” ujar Shawn, pemegang tiket VIP Village asal Australia. Musim ini, ia selalu menyaksikan langsung setiap seri MotoGP.
Menurut Direktur Utama Mandalika Grand Prix Associaton (MGPA) Priandhi Satria, tiket-tiket VIP, royal box, dan deluxe telah ludes terjual sejak tiga pekan lalu. Padahal, secara umum, animo penonton mulai berkurang dibandingkan dengan tahun lalu.