Kemkominfo Jamin Infrastruktur Telekomunikasi di Mandalika Terjaga
Banyaknya penonton mendorong lonjakan kebutuhan komunikasi selama ajang MotoGP di Mandalika. Kementerian Komunikasi dan Informatika menjamin infrastruktur telekomunikasi sudah disiapkan dan terjaga selama ajang tersebut.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PRAYA, KOMPAS - Kementerian Komunikasi dan Informatika menjamin infrastruktur telekomunikasi sudah dipersiapkan dengan baik dan terjaga selama penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, 13-15 Oktober 2023. Begitu juga dengan spektrum frekuensi radio yang berperan penting bagi jalannya balapan.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Ismail, dalam konferensi pers di kawasan Sirkuit Mandalika, Sabtu (14/10/2023) mengatakan, penyelenggaraan MotoGP Mandalika membutuhkan dukungan infrastruktur telekomunikasi yang cukup besar.
Hadirnya penonton dalam jumlah besar membuat kebutuhan jaringan telekomunikasi melonjak cukup tinggi dibandingkan biasanya. "Memang ini bukan ajang atau MotoGP pertama di Mandalika sehingga seluruh infrastruktur telekomunikasi yang dibutuhkan itu, tidak hanya disiapkan sekarang, tetapi juga tahun lalu," kata Ismail.
Menurut dia, tahun ini infrastruktur itu semakin baik, sejalan dengan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi tahun-tahun sebelumnya. Saat bicara infrastruktur komunikasi untuk ajang seperti MotoGP, ada beberapa sisa yang dipersiapkan.
Hal pertama yang dipersiapkan adalah backbone atau tulang punggung jaringan komunikasi yang menghubungkan Mandalika ke dunia internasional.
"Oleh karena itu, backbone di Lombok sudah disiapkan dua jalur. Ada jalur menuju Batam-Singapura dan jalur menuju Manado. Mandalika didukung dua jalur itu. Apabila ada gangguan pada salah satu jalur, sudah ada backup," kata Ismail.
Selain backbone, hal lain yang dipersiapkan adalah akses. Ismail menyebut ada fixed broadband yang dihubungkan melalui jaringan fiber dan mobile broad band lewat jaringan seluler.
"keduanya dipersiapkan dengan baik di kawasan Mandalika. Fixed broadband sudah ditangani oleh Telkom Group, sementara untuk mobile broad band oleh seluruh operator seluler," kata Ismail.
Frekuensi radio
Ismail menambahkan, di luar infrastruktur telekomunikasi, Kemenkominfo juga mempersiapkan spektrum frukuensi radio yang digunakan di seluruh area Mandalika .
"Kebutuhan spektrum radio yang siap dan bisa digunakan ini, dimulai dari fasilitas di bandara. Kami mengantisipasi kemungkinan terjadinya gangguan terhadap fasilitas penerbangan. Apalagi, frekuensi penerbangan meningkat," kata Ismail.
Selain itu, spektrum frekuensi radio ini juga banyak digunakan oleh Dorna selaku penyelenggara dan pemegang hak siar MotoGP.
"Spektrum itu dimanfaatkan untuk kebutuhan komunikasi, juga ada alat-alat yang sensitif yang digunakan di MotoGP, seperti kamera di belakang dan di depan motor pebalap," kata Ismail.
Alat-alat yang menggunakan spektrum radio tidak boleh mengalami gangguan sedikit pun. Jika terputus akan sangat membahayakan, termasuk keselamatan para pebalap.
Oleh karena itu, kata Ismail, semua dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Termasuk melibatkan tim tidak hanya dari NTB, tetapi juga Surabaya, dan Bali. "Semua dikerahkan untuk menjaga seluruh spektrum radio itu tetap bersih dan aman," kata Ismail.
Sisi lain yang juga dilakukan untuk MotoGP adalah menyiapkan izin sementara untuk alat komunikasi yang tidak digunakan selamanya.
Menurut dia, banyak alat komunikasi yang digunakan Dorna dan tim penyelenggara motoGP yang durasinya tidak panjang atau hanya untuk sesaat. Alat komunikasi itu menggunakan izin siaran radio atau ISR. "Lebih dari 200 ISR sementara diterbitkan," kata Ismail.
Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association Priandhi Satria membenarkan, banyak frekuensi yang digunakan untuk MotoGP. Selain itu, barang-barang yang menggunakan frekuensi itu tidak seluruhnya terdaftar di Indonesia.
Oleh karena itu, Priandhi mengapresiasi dukungan Kemenkominfo untuk memudahkan pendaftaran alat-alat itu.
"Barangnya tidak pernah masuk, tidak pernah uji coba, dan tidak mendapat sertifikasi. Akhirnya, alat-alat itu didaftarkan dan yang tidak ada di Indonesia diberikan izin khusus untuk penggunaan," kata Priandhi.
Ramai
Berbeda dengan hari pertama yang sepi, hari kedua MotoGP Seri Indonesia di Mandalika dipadati penonton.
Pantauan Kompas, sejak pukul 08.00 Wita, para penonton telah tiba di Sirkuit Mandalika. Ada yang datang sendiri, berdua atau lebih, bahkan dalam rombongan besar. Selain warga lokal NTB, ada juga penonton dari luar NTB, juga mancanegara.
Para penonton terpantau antusias sejak tiba di kawasan Sirkuit. Sebagian besar diangkut menggunakan bus dari penyelenggara dari berbagai titik parkir.
Begitu tiba, mereka melewati pemeriksaan oleh aparat keamanan terlebih dulu, mulai dari tiket serta barang bawaan. Baru mereka menuju tempat menonton sesuai dengan kategori tiket masing-masing.
"Saya dari Jakarta. Senang akhirnya bisa sampai Lombok dan menyaksikan MotoGP," kata Zia, penonton asal Jakarta.
Saat di tribun, penonton semakin antusias saat menyaksikan pebalap idola mereka beraksi, misalnya saat sesi kualifikasi pada Sabtu siang. Mereka bersorak setiap melihat pebalap idola mereka melintas. Juga saat ada kecelakaan yang bisa disaksikan dari layar besar di seberang tribun.
Terkait target penonton, Priandhi Satria optimistis bisa tercapai. Penonton MotoGP Mandalika ditargetkan bisa mencapai sekitar 61.000 hingga 62.000 orang.