Indonesia Vs Brunei: Jumpa Perdana 1971, ”Garuda” Takluk pada 1980
Indonesia amat superior dalam rekor pertemuan dengan Brunei Darussalam. Pada kurun waktu 1980-1985, ”Garuda” sempat paceklik kemenangan atas Brunei.
Tim nasional Indonesia akan memulai perjalanan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan berjumpa Brunei Darussalam. ”Garuda” memang tampil amat dominan dalam rekor pertemuan dengan tetangga di utara Kalimantan itu. Tetapi, Indonesia tetap wajib waspada karena Brunei pernah memberikan kenangan buruk.
Indonesia dan Brunei termasuk ke dalam 20 anggota Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang harus menempuh babak pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026. Indonesia didapuk sebagai tuan rumah pada laga pertama di Jakarta, Kamis (12/10/2023), kemudian giliran Brunei menjamu anak asuhan Shin Tae-yong di Bandar Seri Begawan, Selasa (17/10/2023).
Pemenang dari duel itu akan bergabung ke Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona AFC. Irak, Vietnam, dan Filipina telah menunggu.
Baca juga : Evolusi Pemantik Optimisme Timnas Sepak Bola Indonesia
Merujuk arsip harian Kompas, Indonesia melakukan pertarungan perdana melawan Brunei pada Grup B Kualifikasi Piala Asia 1972, 28 Mei 1971. Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Nasional Thailand, Bangkok, Indonesia melibas ”Tebuan”, julukan Brunei, dengan skor, 9-0.
Indonesia telah membuka keran gol ketika laga baru berjalan tujuh menit melalui sumbangan gol Djunaedi Abdillah. Sebanyak lima pemain memberikan trauma bagi Brunei. Mereka adalah Djunaedi (3 gol), Andi Lala (3), Karno Wachid (1), Saleh Ramadaud (1), dan Budiman (1).
Skor akhir yang tercipta di papan skor Stadion Nasional Thailand, 52 tahun yang lalu itu, masih tercatat sebagai kemenangan terbesar Garuda atas Brunei.
Enam tahun berselang, Indonesia kembali jumpa dengan Brunei di ajang pesta olahraga Asia Tenggara (ASEAN), SEA Games Kuala Lumpur 1977. Lala dan Iswadi Idris masing-masing mencetak brace atau dua gol yang membantu Indonesia menjaga rekor positif atas Tebuan berkat keunggulan 4-0.
Periode terburuk
Setelah menunjukkan superioritas atas Brunei di dekade 1970-an, Garuda mengalami periode terkelam dalam riwayat duel menghadapi negara persemakmuran Inggris itu pada paruh pertama 1980-an. Brunei mampu membalas kekalahan telak dari Indonesia pada turnamen Kualifikasi Olimpiade 1980.
Secara mengejutkan, Indonesia tumbang, 2-3, dari Brunei pada duel Grup 2 Kualifikasi Olimpiade 1980, 24 Maret 1980, di Stadion Merdeka, Kuala Lumpur, Malaysia. Tim yang dilatih Frans van Balkom itu tampil dengan taktik menyerang dan telah mencetak gol pertama di menit ketujuh melalui sundulan Metu Duaramuri.
Baca juga: Hikmah Percaya Proses Shin Tae-yong
Namun, unggul cepat membuat Indonesia terlena. Kuartet bek yang dihuni Simson Rumah Pasal, Rudy Keltjes, Wayan Diana, dan Decky Kewoi, serta kiper, Taufik Lubis, gagal menghindari dua gol balasan Brunei melalui skema serangan balik.
Dua gol dari penyerang Brunei, Roslan Suhaili, di menit ke-26 dan ke-33, membuat skuad Garuda kembali menapaki bumi. Pada menit ke-34, Dede Sulaeman menyamakan kedudukan untuk menutup babak pertama dengan skor imbang, 2-2.
Belum cukup menghasilkan brace, Roslan mencetak hattrick di menit ke-57 yang diawali aksi individunya membelah pertahanan Indonesia. Hingga kini, Roslan masih tercatat sebagai satu-satunya pemain Brunei yang mencetak tiga gol dalam satu laga kontra Indonesia sekaligus dalam laga internasional resmi Brunei.
Para pemain timnas terlalu berlebihan percaya diri sehingga kami lengah dan terkesan anggap enteng Brunei.
”Para pemain timnas terlalu berlebihan percaya diri sehingga kami lengah dan terkesan anggap enteng Brunei,” ujar Dede pada obrolan, Selasa (10/10/2023), mengenang salah satu kekalahan memilukan bagi Garuda.
Berlebihan percaya diri yang disampaikan Dede cukup beralasan. Apalagi, satu hari menjelang laga, Pelatih Van Balkom terlalu jemawa sampai menyampaikan, ”Jika kita kalah (dari Brunei), lebih baik pulang saja” (Kompas, 24 Maret 1980).
Baca juga: Brunei Membuka Jalan Panjang Tim ”Garuda” ke Piala Dunia 2026
Ketua Umum PSSI kala itu Ali Sadikin menanggapi kekalahan dari Brunei itu dengan berkata, ”Ini memang pil pahit bagi saya, Saya dahulu memperkirakan kesebelasan kita di bawah Korea (Selatan), Jepang, dan Malaysia, Ternyata kini malahan di bawah Brunei.” Bang Ali menyaksikan langsung laga itu di Kuala Lumpur.
Menurut dia, kekalahan itu didasari masa persiapan timnas yang amat mepet untuk menghadapi turnamen penting seperti Kualifikasi Olimpiade. Van Balkom mengumpulkan pemain sejak 25 Februari 1980. Sejumlah laga uji coba melawan klub dalam negeri dilakukan. Garuda juga sempat dua kali berhadapan dengan India di Surabaya, Jawa Timur.
Tiga tahun berselang, Brunei kembali menghadirkan mimpi buruk bagi Indonesia. Tebuan menahan imbang Garuda, 1-1, pada laga Grup B SEA Games Singapura 1983, 2 Juni 1983. Itu membuat Indonesia tersisih dalam perebutan medali.
Indonesia sempat tertinggal melalui gol gelandang Brunei, Zulkifli Anis, di menit ke-61. Garuda yang ditargetkan menembus final gagal memenuhi ekspektasi karena hanya bisa membalas satu gol melalui sepakan bek Riono Asnan ketika laga memasuki menit ke-79.
Baca juga : Jalan Menuju Olimpiade Paris Terbuka
Dalam persaingan grup, Indonesia gagal ke semifinal karena kalah selisih gol dengan Brunei. Kedua tim sama-sama mengoleksi tiga poin dari hasil sekali menang, satu seri, dan sekali kalah. Pada saat itu menang hanya berharga dua poin. Brunei menutup babak penyisihan dengan selisih +1 gol, sedangkan Indonesia -4 gol.
Pada akhir 1983, atau tepatnya 5 Desember 1983, tim Indonesia kembali ditaklukkan pada turnamen antarnegara di Singapura yang bertajuk Piala Merlion. Gol tunggal melalui tandukan penyerang Majidi Ghani cukup bagi Brunei untuk menyempurnakan rekor pertemuan terbaik mereka atas Indonesia selama tahun itu.
Indonesia di Piala Merlion 1983 bukan tim bentukan PSSI, melainkan diwakili oleh PSMS Medan yang berpredikat kampiun Perserikatan 1983. Sebagai duta Indonesia, PSMS dihuni pula lima pemain dari dua klub berbeda, yaitu Adjat Sudrajat, Dede Iskandar, Wawan Karnawan, dan Robby Darwis dari Persib Bandung, serta Budi Tanoto asal Persija Jakarta.
Indonesia bisa menutup catatan nirmenang atas Brunei pada duel di Piala Merlion 1985, 12 Oktober 1985. Indonesia yang diwakili tim PSSI B mengalahkan Brunei dengan skor 2-0.
Namun, dua bulan berselang, nasib tidak mengenakkan kembali dialami Garuda ketika menghadapi Brunei. Indonesia kembali ditahan Brunei, 1-1, pada babak penyisihan SEA Games Bangkok 1985, 11 Desember 1985, di Stadion Suphachalasai. Brunei sempat unggul lebih dulu melalui Zainudin Kasim, kemudian Indonesia membalas melalui gol Aji Ridwan Mas.
Menang di Jakarta
Hasil imbang di dua pertemuan SEA Games diakhiri ketika Indonesia melibas Brunei, 2-0, pada SEA Games Jakarta 1987. Sepasang gol dari Ricky Yacob cukup bagi Garuda mengembalikan supremasi atas Brunei.
Di SEA Games Kuala Lumpur 1989, Indonesia kembali bisa menang dengan skor mencolok atas Brunei, 6-0. Untuk pertama kali, Garuda bisa mengalahkan Brunei dalam dua edisi SEA Games beruntun.
Kemudian, pada Pesta Sukan Brunei 1990, Indonesia sempat terhitung tumbang dari Brunei, 0-1, pada laga pembuka pesta olahraga untuk menyambut kemerdekaan Brunei, 4 Maret 1990. Tetapi, tim Indonesia saat itu bukan pemain utama pilihan PSSI, sebab PSSI hanya mengirimkan pemain-pemain muda dari Diklat Mandau, Kalimantan Timur, ke ajang tersebut.
Diklat Mandau, yang bermaterikan pemain di bawah usia 19 tahun, membalas kekalahan di duel pertama pada laga perebutan medali perunggu. Indonesia unggul mutlak, 3-0.
Menutup abad ke-20, Indonesia membungkam Brunei, 3-0, pada fase grup SEA Games Brunei 1999. Seiring kebijakan Brunei yang kerap menarik diri dari turnamen internasional, Indonesia baru dua kali berjumpa dengan tetangga di Pulau Kalimantan itu sejak milenium baru. Indonesia unggul, 5-0, pada laga uji coba 2005, serta anak asuhan Shin Tae-yong melibas Brunei, 7-0, di penyisihan Piala AFF 2022, Desember 2022.
Merujuk sejumlah hasil pertandingan itu, maka timnas senior Indonesia sejatinya hanya sekali menelan kekalahan dari Brunei pada 11 pertemuan sejak 1971. Garuda delapan kali melibas Brunei, lalu Tebuan sempat menahan Indonesia di dua gim pada arena SEA Games.
HASIL LAGA TIMNAS SENIOR INDONESIA VS BRUNEI DARUSSALAM
Indonesia 9-0 Brunei (Kualifikasi Piala Asia 1972)
Indonesia 4-0 Brunei (SEA Games 1977)
Indonesia 2-3 Brunei (Kualifikasi Olimpiade 1980)
Indonesia 1-1 Brunei (SEA Games 1983)
Indonesia 2-0 Brunei (Piala Merlion 1985)
Indonesia 1-1 Brunei (SEA Games 1985)
Indonesia 2-0 Brunei (SEA Games 1987)
Indonesia 6-0 Brunei (SEA Games 1989)
Indonesia 3-0 Brunei (SEA Games 1999)
Indonesia 5-0 Brunei (Uji Coba)
Indonesia 7-0 Brunei (Piala AFF 2022)