Piastri, Berlian McLaren yang Terus Bersinar
Oscar Piastri menjadi rebutan antara Alpine dan McLaren pada 2022 karena pebalap muda itu memiliki bakat yang sangat menjanjikan. Dia bak berlian kasar, yang kini semakin bersinar di ajang Formula 1 bersama McLaren.
LUSAIL, MINGGU —Talenta besar Oscar Piastri sudah menjadi perhatian tim-tim Formula 1 sejak dia masih berkiprah di ajang Formula Renault Eropa, di mana dia hanya perlu dua musim untuk meraih gelar juara pada 2019. Pebalap muda Australia itu kemudian promosi ke Formula 3 pada tahun 2020, dan langsung juara pada musim debutnya itu. Performa yang sama dia ulangi di ajang Formula 2, di mana dia juara pada musim perdananya pada 2021.
Piastri, yang bergabung dengan Akademi Renault pada 2020, kemudian menjadi pebalap cadangan tim Renault Formula 1 pada musim 2022. Dia diproyeksikan menjadi pebalap Renault yang berubah nama menjadi Alpine. Namun, situasi berubah karena Alpine memilih mempertahankan Esteban Ocon dan pebalap veteran Fernando Alonso untuk musim 2023.
Kondisi ini membuat Piastri diproyeksikan membalap untuk tim Williams dengan status dipinjamkan. Namun, Piastri kemudian menjalin komunikasi untuk negosiasi dengan McLaren. Posisi McLaren sangat jelas, mereka menginginkan Piastri dan memastikan akan mendapat tempat di Formula 1 jika tim asal Woking, Inggris, itu mencapai kesepakatan mengakhiri kontrak dengan Daniel Ricciardo. Kontrak yang ditandangani pada 4 Juli 2022 itu kemudian menjadi acuan bagi Contract Recognition Board saat Alpine mengajukan gugatan.
Gugatan yang diajukan oleh Alpine itu bermula dari kekacauan pada Agustus 2022, seiring pengumuman pensiun Sebastian Vettel dari Formula 1. Juara dunia empat kali itu mengumumkan akan pensiun pada akhir musim 2022, yang menyebabkan kekosongan satu posisi pebalap di Aston Martin. Empat hari kemudian muncul pengumuman resmi bahwa Fernando Alonso akan meninggalkan Alpine dan bergabung dengan Aston Martin pada musim 2023.
Kondisi ini membuat Alpine kembali berpaling kepada Piastri. Namun, pebalap muda itu sudah memiliki kontrak dengan McLaren. Alpine pun mengumumkan bahwa Piastri akan menjadi pebalap mereka untuk musim 2023. Namun, kemudian Piastri membantah itu, dan menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kontrak membalap untuk Alpine, dan dirinya tidak akan membalap untuk Alpine pada 2023. Sengketa itu kemudian diputuskan oleh Dewan Pengakuan Kontrak, dan Alpine kalah.
”Satu-satunya kontrak yang diakui oleh dewan adalah kontrak antara McLaren Racing Limited dan Mr Piastri tertanggal 4 Juli 2022,” tulis keputusan Dewan Pengakuan Kontrak pada 2 September 2022.
Piastri pun menjadi pebalap McLaren pada musim 2023 karena Ricciardo menyepakati pemutusan kontrak. Piastri pun menjalani rookie Formula 1 pada musim ini, tetapi dia sangat cepat beradaptasi hingga meraih kemenangan pertama dalam sprint di Lusail, Qatar, Mingu (8/10/2023) dini hari WIB.
Piastri mengalahkan pebalap Red Bull, Max Verstappen, dan rekan setimnya, Lando Norris, dalam balapan 19 putaran yang tiga kali diinterupsi oleh safety car itu. Meskipun ini kemenangan sprint, pencapaian Piastri sangat penting bagi McLaren yang dinilai melakukan pertaruhan besar saat menjadikan Piastri yang belum berpengalaman sebagai rekan setim Norris.
Baca juga: ”Semesta” Mendukung Verstappen Juara
Safety car terakhir itu sangat baik bagi saya, saya jujur.
Namun, Piastri membuktikan dirinya memang berlian yang masih bisa terus bersinar. Sinyal positif dari Piastri sangat kuat dalam balapan seri Inggris, di mana dia hampir meraih podium pertamanya dalam balapan utama jika tidak terusik oleh safety car. Dia pun finis di posisi keempat.
Piastri kemudian tampil brilian dalam balapan di Spa, Belgia, di mana dia finis di posisi kedua dalam sprint. Pencapaian ini membuat McLaren semakin yakin bahwa pebalap muda mereka memiliki talenta istimewa. McLaren pun bergerak cepat setelah seri Singapura, di mana dia finis di posisi ketujuh, Piastri diberi perpanjangan kontrak masif, hingga akhir 2026. McLaren jelas tidak ingin kehilangan berlian yang terus bersinar.
Kontrak baru itu langsung dijawab oleh Piastri dengan finis di podium ketiga dalam balapan utama di Suzuka, Jepang. Dua belas hari kemudian, Piastri meraih kemenangan dalam sprint di Qatar. Pencapaian ini menguatkan kepercayaan diri Piastri untuk semakin kompetitif, dan meraih kemenangan dalam balapan utama.
Kemampuan Piastri untuk mengembangkan diri, juga berkontribusi pada pengembangan mobil, diakui oleh Kepala Tim McLaren Andrea Stella dalam wawancara dengan Motorsport Magazine seusai seri Jepang.
Baca juga: Tiga Poin Pengunci Gelar Verstappen
”Sudah pasti, ketika McLaren sangat menginginkan mengontrak Oscar, kami melihat hasil dalam kategori yunior. Namun, apa yang terjadi pada awal kolaborasi dengan Oscar adalah, kami bisa melihat bahwa apa yang dia raih dalam kategori yunior menjadi alasan bagus hal itu terjadi,” ungkap Stella.
Menurut Stella, pihaknya bisa melihat ini dalam kecepatan alami, di mana itu terkait dengan talenta hingga tingkat tertentu. ”Bahkan, kami melihat itu dalam hari pertama di simulator dalam cara dia menilai performanya sendiri dengan mengatakan, ’Ini di mana saya berada. Ini di mana saya perlu menjadi lebih baik'. Itu sangat cocok dengan apa yang bisa kami lihat dari data. Itu cukup mengesankan,” lanjut Stella.
”Itu membuat saya berpikir, 'ini sebuah bakat' hingga tingkat tertentu. Kesadaran atas dirinya sendiri dalam kaitan dengan kecepatan, dalam hal untuk maju dan meraih kesempatan ini, hal ini kemudian menjadi jelas pada tes dan kemudian balapan demi balapan,” ujar Stella.
”Kemudian, kami melihat kualitas dalam cara bersikap, dan kualitas-kulaitas itu berpengaruh pada kemampuan untuk terus melakukan perbaikan. Anda bisa berbakat seperti yang saya katakan, tetapi saya yakin ada banyak orang yang berbakat, tetapi itu tidak berkembang karena tidak ada sikap untuk terus menjadi lebih baik,” tegas Stella.
Setelah Piastri memenangi balapan sprint di Lusail, Stella juga menegaskan bahwa Piastri memiliki mental kuat karena dia bisa merebut kembali posisi terdepan dari pebalap Mercedes, George Russell. Bukan itu saja, Piastri juga memiliki pace yang setara dengan Verstappen, yang juara Formula 1 dengan finis di posisi kedua dalam sprint itu.
Piastri mengakui bahwa setelah safety car ketiga, dirinya khawatir dengan pace Verstappen. Oleh karena itu, dia berusaha mencetak selisih waktu saat Verstappen masih tertahan oleh Russell.
”Safety car terakhir itu sangat baik bagi saya, saya jujur. Saya tahu bahwa saya harus berusaha mencetak jarak sebesar mungkin ketika Max di belakang George dengan secepat mungkin yang saya bisa. Saya bisa cukup menjauh, dam pace juga sangat bagus. Menurut saya, itu sekitar 10 putaran lagi, atau delapan putaran lagi. Pada titik itu, saya berpikir ini mungkin akan sangat sulit di akhir. Jadi, saya berterima kasih kepada pengemudi safety car hari ini,” ujar Piastri, dikutip Racer.
Kini, Piastri berusaha meraih hasil yang bagus dalam balapan utama di Lusail, Senin (9/10/2023) dini hari WIB. Dia akan start dari posisi keenam, bersebelahan dengan pebalap Ferrari, Charles Leclerc, di posisi start kelima. Di depan mereka ada para pebalap top, yaitu Fernando Alonso, Lewis Hamilton, George Russell, dan Verstappen di posisi start terdepan.
Piastri mengakui bahwa kemenangan dalam sprint memberi pelajaran banyak untuk balapan utama. Dia semakin paham tentang karakter ban, kecepatan dan arah angin yang berpengaruh di Lusail, serta bagaimana memanfaatkan situasi safety car yang juga memengaruhi temperatur ban.
”Besok (balapan utama) jelas akan menjadi balapan yang sangat berbeda, tetapi sangat banyak hal menarik untuk dipelajari,” tegas Piastri.