Ketenangan Kunci untuk Tim Panjat Tebing Memboyong Emas
Indonesia berpeluang besar menyapu bersih emas nomor perlombaan perseorangan ”speed” panjat tebing Asian Games 2022. Syaratnya, pemanjat Indonesia bisa berlomba dengan tenang agar tidak terpeleset.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH DARI HANGZHOU, CHINA
·4 menit baca
SHAOXING, KOMPAS — Upaya tim panjat tebing Indonesia untuk menyapu bersih emas perlombaan perseorangan kecepatan atau speed putra dan putri Asian Games Hangzhou, China, 2022 akan ditentukan oleh ketenangan para wakil ”Merah Putih”. Berkaca dari babak kualifikasi, duo pemanjat putra Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin sempat kehilangan fokus dan terpeleset dalam percobaan kedua masing-masing sehingga catatan waktu mereka melorot.
Kalau kesalahan serupa terulang di putaran final yang dimulai dari babak 16 besar, Selasa (3/10/2023) pukul 20.00 waktu setempat (pukul 19.00 WIB), besar kemungkinan itu membuat Indonesia gigit jari.
Veddriq dan Katibin melangkah cukup mulus dalam babak kualifikasi yang diikuti oleh total 25 peserta di Shaoxing Keqiao Yangshan Sport Climbing Centre, Provinsi Zhejiang, Selasa (3/10/2023) siang. Veddriq menjadi yang terbaik dengan waktu 4,978 detik yang diukir pada percobaan pertama di line A.
Hasil itu sekaligus memecahkan rekor Asian Games atas nama pemanjat Iran, Reza Ali Pour Shenazandi Fard, dengan 5,63 detik yang dicetak pada edisi Jakarta-Palembang 2018 di Palembang, 23 Agustus 2018. Adapun Katibin di urutan ketiga dengan 5,161 detik pada percobaan kedua di line B.
Namun, ada celah besar yang tampak dari Veddriq dan Katibin. Saat berpacu untuk mengejar waktu yang lebih tajam, mereka justru terpeleset dan catatan waktu mereka melorot jauh.
Veddriq sempat terpeleset berulang kali sehingga hanya membukukan waktu 6,925 detik pada percobaan kedua di line B. Katibin pun demikian, dia sempat terpeleset beberapa kali sehingga hanya mengemas waktu 7,315 detik.
Tadi, di percobaan kedua, saya terpeleset karena mau mencoba yang terbaik. Jadi, saya ambil risiko tersebut. Lagi pula, saya sudah aman dengan catatan waktu di percobaan pertama.
”Tadi, di percobaan kedua, saya terpeleset karena mau mencoba yang terbaik. Jadi, saya ambil risiko tersebut. Lagi pula, saya sudah aman dengan catatan waktu di percobaan pertama,” ujar Veddriq.
Risiko terpeleset
Terpeleset memang menjadi risiko utama disiplin perlombaan speed panjat tebing. Itu karena para pemanjat berupaya memburu waktu dan harus melawan tarikan gravitasi di tengah persaingan ketat. Sekali saja terpeleset, mereka kehilangan momentum untuk mengejar ketertinggalan.
Kalau sudah terpeleset, yang bisa diharapkan hanya tidak putus asa untuk melanjutkan lomba dan berharap pesaing ikut terpeleset. Tentu, keberuntungan tidak selalu memihak kalau sudah terpeleset.
Maka itu, yang patut dijaga baik-baik oleh Veddriq dan Katibin adalah menjaga ketenangan agar konsentrasi ataupun fokus terpelihara dengan baik. Selebihnya, di atas kertas, mereka adalah pemanjat terbaik bukan hanya di Asia, melainkan dunia. Kalau bisa melaju dengan mulus tanpa hambatan, rasa-rasanya emas putra di tangan salah satu dari keduanya.
Namun, kalau gagal menjaga ketenangan, Veddriq dan Katibin bisa-bisa dihajar oleh para pesaing di putaran final. Apalagi tingkat persaingan kelompok putra relatif merata. Di antara Veddriq dan Katibin, ada wakil tuan rumah, Peng Wu, yang berada di urutan kedua dengan waktu terbaik 5,151 detik. Selain itu, ada Reza yang membuntuti di peringkat keempat dengan waktu terbaik 5,184 detik. Selebihnya, ada atlet Korea Selatan, Jepang, dan Kazakhstan yang catatan waktunya rata-rata 5,3-5,4 detik.
Berkaca dari sejumlah kejuaraan internasional, seperti seri Piala Dunia 2023 dan Kejuaraan Dunia 2023, Veddriq ataupun Katibin beberapa kali tampil antiklimaks dari berjaya di penyisihan menjadi tersingkir lebih dini dari babak penentuan.
”Selain menyiapkan diri dengan beristirahat, persiapan untuk putaran final adalah harus bisa lebih tenang dan fokus lagi. Kita kalau lebih tenang pasti bisa,” kata Katibin.
Peluang putri
Sementara itu, di kelompok putri, Desak Made Rita Kusuma Dewi melangkah ke putaran final sebagai pemanjat terbaik dari total 18 peserta kualifikasi. Atlet asal Bali itu membukukan waktu terbaik 6,600 detik yang sekaligus memecahkan rekor Asian Games atas nama seniornya, Aries Susanti Rahayu, dengan 7,61 detik yang diukir pada edisi Jakarta-Palembang 2018 di Palembang, 23 Agustus 2018.
Capaian positif Desak diikuti oleh rekannya, Rajiah Sallsabillah, yang berada di urutan ketiga dengan waktu terbaik 6,870 detik. Di antara Desak dan Rajiah, ada wakil tuan rumah, Deng Lijuan, yang mencatat waktu terbaik 6,730 detik.
Kalau melihat hasil kualifikasi keseluruhan, akan ada persaingan ketat antara pemanjat putri Indonesia dan China dalam putaran final. Akan tetapi, Indonesia patut benar-benar mewaspadai ledakan Deng yang merupakan pemegang rekor Asia dengan 6,47 detik.
Sejauh ini, Desak yang diharapkan bisa mempertahankan emas perseorangan speed putri Indonesia yang diraih oleh Aries lima tahun lalu memiliki rekor personal terbaik 6,48 detik. Desak membukukan waktu tersebut dalam semifinal Kejuaraan Dunia 2023.
”Ada pemegang rekor Asia (Deng) membuat peluang China dan Indonesia untuk meraih emas putri 50:50, sama-sama besar. Namun, mudah-mudahan rezeki kita ada di sini, baik putra maupun putri. Asalkan, atlet-atlet kita berlomba dengan lancar, tidak terpeleset,” terang pelatih pelatnas panjat tebing Indonesia Hendra Basir.