Dua tim yang mendominasi sepak bola Asian Games dalam tiga edisi terakhir, Korea Selatan dan Jepang, mengejar tiket final. Medali emas dan terlepas wajib militer menjadi ambisi pemain Korsel menjaga dominasi.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
HANGZHOU, SELASA — Dua kutub sepak bola Asia, Korea Selatan dan Jepang, berpeluang kembali memperebutkan medali emas di ajang sepak bola putra Asian Games Hangzhou 2022 yang serupa terjadi pada edisi 2018 lalu. Tetapi, mereka wajib menghindari dua tim kejutan, Uzbekistan dan Hong Kong, yang juga bertekad pulang dari China tanpa tangan hampa.
Korsel, juara bertahan sepak bola Asian Games, ditantang Uzbekistan pada duel semifinal, Rabu (4/10/2023) pukul 19.00 WIB, di Stadion Pusat Olahraga Huanglong, Huangzhou. Adapun Jepang akan jumpa Hong Kong di Stadion Pusat Olahraga Xiaoshan, Hangzhou, Rabu pukul 17.00 WIB.
Di Asian Games 2022, ”Pasukan Taegeuk”, julukan Korsel, adalah tim yang paling berambisi kembali meraih medali emas. Selain itu, Korsel juga menahbiskan sebagai negara paling sukses di sepak bola Asian Games dengan catatan lima medali emas, tiga perak, dan tiga perunggu. Tak ada negara lain yang bisa menyaingi raihan emas Korsel, apalagi total akumulasi medali yang mereka dapatkan dari pesta olahraga terakbar di Asia itu.
Demi mewujudkan ambisi itu, Korsel memanggil lima pemain yang berkarier di Eropa, seperti Lee Han-beom (Midtjylland, Denmark), Park Kyu-hyun (Dynamo Dresden, Jerman), Hong Hyun-seok (Gent, Belgia), Jeong Woo-yeong (VfB Stuttgart, Jerman), serta bakat muda terbaik mereka, Lee Kang-in (Paris Saint-Germain, Perancis).
Lee menjadi pemain andalan utama yang dibawa Pelatih Tim U-24 Korsel Hwang Sun-hong. Harapan yang berada di pundak Lee setara dengan yang diemban Son Heung-min ketika tampil di Jakarta-Palembang 2018.
Mendapatkan medali emas juga akan melepaskan pemain Korsel dari kewajiban menjalani wajib militer selama 18 bulan. Sebagai gantinya, mereka hanya akan menjalani aksi sosial sekitar 1,5 bulan. Hal itu dilakukan Son, penyerang Tottenham Hotspur, pada 2020 lalu.
Hwang pun mencermati dengan baik ketergantungannya kepada Lee yang juga baru sembuh dari cedera. Lee telah bergabung dengan skuad Pasukan Taegeuk pada duel pamungkas fase grup melawan Bahrain. Meski begitu, Hwang belum pernah memainkan pemain lulusan akademi Valencia itu selama 90 menit.
Pada duel perempat final menghadapi tuan rumah China, Lee pun hanya dimainkan selama 28 menit di babak kedua. Meski tanpa penyerang sayap berusia 22 tahun itu, Korsel mengemas keunggulan meyakinkan, 2-0.
”Penentuan taktik itu sepenuhnya perhitungan saya. Saya ingin pemain depan melakukan press tinggi yang membutuhkan banyak energi sehingga belum ada penyerang yang bermain penuh 90 menit. Saya ingin mereka tetap tajam dan prima di semua pertandingan,” ucap Hwang kepada Kantor Berita Korsel, Yonhap, Selasa (3/10/2023).
Dengan rotasi yang cermat, Hwang telah menjadikan Korsel sebagai tim yang paling produktif dan memiliki pertahanan terbaik. Pasukan Taegeuk telah mencetak 23 gol dan baru satu kali kemasukan.
Meski datang ke semifinal dengan modal apik, Hwang menekankan kepada anak asuhannya bahwa Uzbekistan tidak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi, Uzbekistan bisa tampil di babak empat besar setelah mengalahkan salah satu raksasa Asia, Arab Saudi, 2-1, di perempat final. Laga itu merupakan balas dendam Uzbekistan setelah ditumbangkan Saudi di final Piala Asia U-23 2022 lalu.
”Saya pikir, mereka (Uzbekistan) lawan tersulit kami sejauh ini. Kami harus percaya diri, tetapi di saat bersamaan, harus melakukan pendekatan laga dengan hati-hati. Kami hanya berjarak dua kemenangan lagi untuk meraih medali emas,” kata Hwang, yang pernah mempersembahkan gelar juara Liga Korsel kepada Pohang Steelers dan FC Seoul.
Lebih lanjut, Hwang menganggap Uzbekistan memainkan gaya permainan langsung ke lini depan dan penuh tenaga. ”Jika kami mencoba mengimbangi kekuatan fisik mereka, itu akan sangat sulit. Kami harus menyiapkan diri secara taktik,” ujarnya.
Pembenahan
Sementara Jepang berambisi memperbaiki capaian medali perak yang diraih di Asian Games 2018. Jepang baru satu kali membawa pulang medali emas Asian Games pada edisi Guangzhou 2010. Kenangan indah di China itu ingin diulangi Jepang.
Jalan ”Samurai Biru” ke partai puncak akan lebih mudah karena menghadapi tetangga Asia Timur, Hong Kong. Dalam catatan pertemuan, Jepang lebih superior dibandingkan Hong Kong dengan koleksi lima menang berbanding sekali kalah.
Jepang melaju ke semifinal dengan koleksi empat kemenangan. Tetapi, Pelatih Tim U-24 Jepang Go Oiwa belum puas dengan performa anak asuhannya. Ia menegaskan, skuad Samurai Biru masih perlu melakukan banyak pembenahan agar bisa mengulang prestasi terbaik pada 13 tahun silam.
”Saya berharap pemain bisa membenahi beberapa kekurangan yang kami tampilkan di duel melawan Korea Utara. Kami harus mampu mempertahankan gaya permainan kami dengan intensitas dan tekanan tinggi di semifinal,” kata Oiwa, yang dianugerahi predikat Pelatih Terbaik Asia 2018, dilansir laman Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA).
Berbeda dengan Korsel yang memanggil sejumlah pemain di Eropa, Jepang hanya mengandalkan dua gelandang yang berkarier di luar negeri. Mereka adalah Daiki Matsuoka yang bermain di Gremio (Brasil) dan Yoshiyoshi Sato yang membela tim muda Werder Bremen (Jerman).
Selain itu, susunan 11 pemain utama yang diturunkan Oiwa merupakan gabungan pemain yang berkarier di Jepang serta beberapa pemain yang masih tampil di Liga Universitas. Oiwa tak alergi memainkan pemain yang belum pernah membela tim profesional, seperti Yuto Okuda (Universitas Gakuin Momoyama), Manato Yoshida (Universitas Olahraga Kanoya), dan Kotaro Uchino (Universitas Tsukuba).
Jika bisa mengalahkan Hong Kong, Samurai Biru akan menjalani final ketiga di Asian Games. Dari tiga edisi itu, mereka sekali membawa pulang emas dan dua medali perak.