Indonesia mendapat kesempatan untuk menjuarai kembali Piala Suhandinata setelah menjadi juara pada 2019. Tim bulu tangkis yunior Indonesia akan berebut piala itu dengan China pada final di Spokane, Amerika Serikat.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
SPOKANE, SABTU — Tim bulu tangkis Indonesia akan memperebutkan Piala Suhandinata, sebagai lambang tim yunior terbaik, melawan China. Final yang akan berlangsung pada Sabtu (30/9/2023) di Spokane, Washington, Amerika Serikat, menjadi ulangan final Piala Suhandinata 2019 yang dimenangi Indonesia.
Tiket final didapat Alwi Farhan dan kawan-kawan setelah mengalahkan Taiwan, 3-0, pada semifinal, Jumat malam waktu setempat atau Sabtu pagi waktu Indonesia. Dalam semifinal lain, China menang atas Malaysia juga dengan skor 3-0.
Dengan format kejuaraan beregu campuran, seperti Piala Sudirman, setiap persaingan dua tim digelar pada nomor tunggal putra dan putri, ganda putra dan putri, dan ganda campuran. Kemenangan dari Taiwan didapat dari tiga wakil pertama yang turun, yaitu Jonatan Farrell Gosal/Priskila Venus Elsadai (ganda campuran), Alwi Farhan (tunggal putra), dan Mutiara Ayu Puspitasari (tunggal putri). Nomor lain, yaitu ganda putra dan putri, tak dimainkan karena salah satu tim menang dalam tiga partai terlebih dulu.
Final ini menjadi yang kedua bagi Indonesia dalam tiga penyelenggaraan terakhir. Dalam kejuaraan yang digelar di Kazan, Rusia, pada 2019, ”Merah Putih” untuk pertama kalinya menjadi juara kejuaraan yang nama pialanya diambil dari tokoh bulu tangkis Indonesia ini.
Diperkuat Daniel Marthin, Indah Cahya Sari Jamil, Leo Rolly Carnando, Putri Kusuma Wardani, dan pemain lainnya, Indonesia mengalahkan China, 3-1, di final. Hasil itu menjadi gelar pertama Indonesia setelah selalu kalah pada final 2013-2015.
Setelah Piala Suhandinata tak digelar pada 2020 dan 2021 karena pandemi Covid-19, Indonesia memperoleh perunggu pada ajang 2022 yang diselenggarakan di Spanyol. Indonesia kalah 2-3 dari Taiwan di semifinal.
Dua pemain yang memperkuat China pada 2019 dan saat ini telah menjadi bagian dari pemain top dunia adalah pemain ganda putra, Wang Chang, dan Feng Yan Zhe (ganda campuran). Wang, yang berpasangan dengan Liang Wei Keng saat ini, berperingkat kedua dunia. Adapun Feng, yang bermain bersama seniornya, Huang Dong Ping, menjadi ganda campuran peringkat ketiga dunia.
Dalam final tahun ini, Indonesia dan China diperkuat pemain-pemain berbeda karena ajang ini hanya bisa diikuti pemain berusia di bawah 19 tahun. Berdasarkan posisi dalam peringkat dunia, kedua tim memiliki materi pemain berimbang.
Kami senang diberi kesempatan bermain di semifinal. Antuasias, tetapi sempat tegang karena sebelumnya hanya bermain di babak penyisihan.
Indonesia memiliki Alwi dan Mutiara dengan peringkat ketiga dan kesembilan dunia, sedangkan China punya tunggal putra peringkat keenam, Hu Zhe An. Hu mengalahkan Alwi di semifinal Kejuaraan Asia Yunior 2023. China juga diperkuat pemain ganda nomor satu dunia, Zhu Yi Jun, yang bisa dipasangkan dengan siapa pun.
Ketat ganda campuran
Pada semifinal melawan Taiwan, ganda campuran Jonatan/Priskila harus berjuang dalam laga tiga gim untuk meraih kemenangan pertama bagi Merah Putih. Mereka sebenarnya berpeluang memenangi gim awal ketika mendapat lima game point dari Bao Xin Da Gu La Wai/Chung Chia En. Akan tetapi, kesalahan yang terjadi pada pukulan-pukulan awal dalam tempo permainan cepat berbuah kemenangan bagi lawan.
Jonatan/Priskila bisa memperpanjang laga menjadi tiga gim dan baru mengontrol jalannya pertandingan pada gim penentuan tersebut hingga menang dengan skor 24-26, 21-19, 21-17.
”Kami senang diberi kesempatan bermain di semifinal. Antuasias, tetapi sempat tegang karena sebelumnya hanya bermain di babak penyisihan. Namun, ada teman-teman yang ramai memberi semangat dan kami senang bisa menyumbangkan kemenangan,” tutur Priskila melalui PB Djarum.
Alwi memperbesar keunggulan Indonesia menjadi 2-0 setelah mengalahkan Ma Cheng Yi, 21-12, 21-18. Di bawah sorakan rekan-rekan satu tim yang selalu bernyanyi, Mutiara membawa Indonesia ke final dengan kemenangan atas Yu Wei Peng, 21-19, 21-18.
Dalam pertandingan selama 38 menit tersebut, Mutiara selalu kehilngan fokus menjelang akhir setiap gim. Keunggulan 14-9 pada gim pertama berubah menjadi ketertinggalan 16-18. Pada gim kedua, Mutiara tak dapat mempertahankan keunggulan 14-12 hingga lawan memperoleh empat poin beruntun. Namun, juara tunggal putri Kejuaraan Asia Yunior 2023 itu akhirnya bisa keluar dari tekanan dan menang.